Keterangan : Skor 30 – 44 = Sangat mendukung Skor 15 – 29 = Cukup mendukung
Skor 0 – 14 = Tidak mendukung Bobot 5 pada parameter tingkat keamanan dan penerimaan masyarakat
lokal merupakan faktor utama dalam penilaian sosial, dimana jika salah satu dari dua faktor tersebut memiliki nilai 0, maka secara otomatis dinyatakan bahwa
tidak terdapat dukungan sosial untuk pengembangan wisata pada daerah tersebut. Bobot 3 terdiri atas parameter atau atribut yang penting, dimana
keberadaannya sangat membantu dalam perencanaan, pengembangan dan pengelolaan kawasan wisata. Bobot 1 merupakan atribut cukup penting yang
merupakan faktor pendukung dalam menilai kesiapan sosial dari masyarakat. Pemberian skor pada setiap parameter berdasarkan penilaian secara
langsung di lapangan dan pengkajian dokumen perencanaan yang ada. Setelah menentukan bobot dan skor, maka tingkat dukungan sosial dihitung berdasarkan
total perkalian bobot dan skor semua parameter.
3.4.7 Daya Dukung Kawasan
Konsep daya dukung ekowisata mempertimbangkan dua hal yaitu kemampuan alam untuk mentolerir gangguan atau tekanan dari manusia dan
standar keaslian sumberdaya alam. Daya dukung kawasan adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara
fisik dapat ditampung di kawasan yang telah disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Yulianda 2007
menjelaskan bahwa :
DDK = K x LpLt x WtWp
Keterangan : DDK = Daya dukung kawasan
K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area
Lp = Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan
Lt = Unit area untuk kategori tertentu
Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam
satu hari Wp
= Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu.
Potensi ekologis pengunjung ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis kegiatan yang akan dikembangkan Tabel 8. Luas suatu area yang dapat
digunakan oleh pengunjung mempertimbangkan kemampuan alam mentolerir pengunjung sehingga keaslian tetap terjaga. Setiap melakukan kegiatan
ekowisata, pengunjung akan memerlukan ruang gerak yang cukup luas untuk melakukan aktifitas seperti diving menyelam dan snorkeling untuk menikmati
keindahan pesona alam bawah laut, sehingga perlu adanya prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata Tabel 9.
Tabel 8 Potensi ekologis pengunjung K dan luas area kegiatan Lt
Jenis kegiatan Σ Pengunjung
orang Unit area Lt
Keterangan
Snorkeling 1
500 m² Setiap 1 orang dalam 100 m x 5 m
Selam 2
2000 m² Setiap 2 orang dalam 200 m x 10 m
Sumber : Yulianda 2007
Tabel 9 Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata
Jenis kegiatan Waktu yang dibutuhkan
Wp - jam Total waktu 1 hari
Wt - jam
Selam 2
8 Snorkeling
3 6
Sumber : Yulianda 2007
3.4.8 Analisis Spasial
Pembuatan peta tematik menggunakan peta dasar, peta data citra dan data hasil survei. Peta dasar yang digunakan adalah format data vektor diperoleh
dari BAKOSURTANAL edisi 1993, data citra Landsat-7 ETM+ akuisisi tahun 2002 dan data hasil survey adalah fenomena yang diobservasi secara langsung
di lapangan. Proses pengolahan citra adalah import data, crop pemotongan area kajian, koreksi radiometrik, koreksi geometrik, komposit RGB, interpretasi objek
dan digitasi. Data jenis ini selanjutnya ditransformasi menjadi data vektor baik melalui digitasi langsung maupun dengan cara mengubah format .dbf format
data base menjadi data spasial kemudian dilakukan revisi data dengan tujuan untuk mendapatkan data terkini up to date. Peta tematik yang dihasilkan dari
kompilasi peta Rupa Bumi Indonesia RBI, peta data citra dan survey lapangan adalah peta tematik potensi sumber daya, kesesuaian kawasan wisata bahari
dan zonasi kawasan wisata bahari di pulau Pasi.