Benteng
Dongkalang Kahu-Kahu
Tg. Gosong
P. Selayar P. Pasi
6 °1
3 3
6 °1
3 3
6 °1
2 6
°1 2
6 °1
3 6
°1 3
6 °9
6 °9
6 °7
3 6
°7 3
6 °6
6 °6
6 °4
3 6
°4 3
120°2230 120°2230
120°2400 120°2400
120°2530 120°2530
120°2700 120°2700
120°2830 120°2830
N E
W S
1 2 Km
Sekala 1:120.000
Peta Zonasi Wisata Bahari
Zona Wisata Bahari Zona Inti
Daratan Sungai
Garis Pantai Keterangan:
Penutupan LahanTipe Substrat: Karang Campur Pasir
Kebun Lamun Campur Pasir
Mangrove Pasir
Pemukiman TegalLadang
Terumbu Karang Kedalaman m:
5 - 10 0 - 5
10 - 20 20 - 30
30 - 50 50 - 100
100
6 °2
6° 2
6 °0
6°
120°20 120°20
120°40 120°40
Gambar 15 Rencana zonasi wisata bahari di Pulau Pasi.
Berdasarkan zonasi dan hasil perhitungan daya dukung kawasan untuk wisata bahari kategori snorkeling dan selam menunjukkan bahwa Pulau Pasi
dapat menerima 1.787 oranghari pada 68,68 ha kawasan yang sangat sesuai untuk pengembangan ekowisata bahari Tabel 21. Luas wilayah snorkeling
adalah 31,32 ha dengan kemampuan menerima kunjungan sebanyak 748 oranghari. Sedangkan luas wisata selam adalah 37,36 ha luas dengan daya
dukung 1.039 oranghari. Hasil analisa daya dukung kawasan untuk wisata bahari kategori wisata selam dan wisata snorkeling dapat dilihat pada Lampiran
10 dan 11. Tabel 21 Luas wilayah kesesuaian wisata bahari dan daya dukung kawasan
terhadap jumlah pengunjung
Luas wilayah Kesesuaian ha
Daya Dukung Kawasan orang
Jumlah Pengunjung orang
Snorkeling 31,32
748 1.787
Selam 37,36
1.039
McNeely et al. 1992 menyatakan bahwa daya dukung wisata merupakan tingkat pengunjung yang memanfaatkan suatu kawasan wisata dengan
perolehan tingkat kepuasan yang optimal dengan dampak minimal terhadap sumberdaya. Konsep ini meliputi dua faktor utama yang membatasi perilaku
pengunjung berkaitan dengan daya dukung, yaitu kondisi lingkungan dan kondisi sosial budaya masyarakat. Davis dan Tisdell 1995 menyatakan bahwa sangat
penting melakukan kajian tentang daya dukung lingkungan terhadap penyelaman karena beberapa jenis karang mudah patah dan peka terhadap kerusakan.
Selanjutnya dikatakan bahwa daya dukung kawasan adalah 200.000 orang penyelam pertahun 300 hari. Hawkins dan Robert 1997 merekomendasikan
5.000 – 6.000 penyelam per satuan lokasi dalam satu kawasan pertahun tergantung pada jumlah lokasi penyelaman yang dapat digunakan untuk tetap
menjaga daya dukung kawasan konservasi. Sementara itu, Dixon et al. 1993 merekomendasikan 4.000 – 6.000 penyelaman per lokasi per tahun dengan
asumsi dalam setahun terdapat 300 hari penyelaman. Jika mengacu pada Davis dan Tisdell 1995 dan Dixon et al. 1993
tentang jumlah hari penyelaman dalam satu tahun, maka jumlah kunjungan wisatawan yang dapat ditolerir untuk wisata bahari di Pulau Pasi adalah 536.100
orangtahun untuk 68,68 ha.
4.4.4 Dokumen Perencanaan
Setelah mengidentifikasi potensi yang dapat dikembangkan sebagai kawasan ekowisata bahari dan perencanaan zonasi, maka langkah selanjutnya
yang diperlukan adalah memantapkan rencana pengelolaan IUCN, CORDIO dan ICRAN 2008. Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Permen no. 16 Tahun 2008 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, terdapat 4 model perencanaan yaitu rencana strategis,
rencana zonasi, rencana pengelolaan dan rencana aksi. Dalam dokumen perencanaan ekowisata bahari di Pulau Pasi, hanya menggunakan dua jenis
perencanaan yaitu rencana pengelolaan dan rencana aksi. Hal ini disebabkan rencana strategis dan rencana zonasi dapat terintegrasi pada skala kegiatan
yang lebih luas dan menjadi salah satu acuan dalam perencanaan pengelolaan dan rencana aksi ekowisata bahari.
Selanjutnya IUCN, CORDIO dan ICRAN 2008 menjelaskan bahwa rencana pengelolaan dapat membantu dalam:
• m •
eningkatkan efesiensi dan akuntabilitas penggunaan sumber daya manusia dan keuangan dengan menetapkan prioritas berdasarkan tujuan
• meningkatkan komunikasi dengan para stakeholder, masyarakat dan donor
Dokumen rencana pengelolaan ekowisata di Pulau Pasi dapat berupa guidelines yang isinya dapat ditinjau ulang jika terdapat kekeliruan maupun
ketidaksesuaian dengan kondisi yang ada. Dokumen perencanaan ini akan menjadi dasar bagi pengelola untuk melakukan perencanaan dan
pengembangan kegiatan ekowisata bahari. merupakan dasar berfikir dan bertindak bagi pengelola dalam menjalankan
fungsi manajerialnya.
Castellani dan Sala 2010 menyatakan bahwa perencanaan pengelolaan dan strategi wisata yang berkelanjutan dapat diatur dalam sebuah aturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Pearce 2000 menyatakan bahwa dalam perencanaan pengelolaan wisata terdapat 4 langkah yang harus ditempuh yaitu
pertama mengidentifikasi elemen-elemen kunci dari perencanaan pengelolaan, langkah kedua adalah mengevaluasi penilaian tekhnis, tujuan dan implementasi,
langkah ketiga adalah identifikasi isu-isu yang berkembang dan langkah terakhir adalah program pengembangan aksi. Berdasarkan Permen KP no. 16 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, dalam dokumen perencanaan pengelolaan, setidaknya terdapat 5 pokok pikiran yang
harus dijelaskan yaitu 1 Pendahuluan yang berisi latar belakang, maksud, tujuan dan ruang lingkup perencanaan kegiatan; 2 gambaran umum kondisi daerah
yang berisi deskripsi umum, sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, pola penggunaan lahan dan perairan serta kondisi sosial-budaya dan ekonomi
masyarakat; 3 kebijakan pengelolaan dan administrasi; 4 rekomendasi perizinan dan 5 pemantauan dan evaluasi pelaksanaan. Program ini dapat
merupakan peninjauan kembali terhadap perencanaan untuk disesuaikan dengan kondisi kekinian dan tuntutan perubahan.
4.4.5 Rencana Jalur Wisata
Rencana jalur wisata Pulau Pasi merupakan paket perjalanan wisata yang menggabungkan beberapa jenis wisata di lokasi yang berbeda. Jalur
wisata ditujukan agar wistawan dapat mengenal lebih jauh kebudayaan dan keindahan Kabupaten Kepulauan Selayar dengan melihat lebih dekat berbagai
objek dan daya tarik wisata. Untuk menyebrang ke Pulau Pasi, terdapat 2 rute yang dapat dilalui yakni
dari kota Benteng menuju Desa Bontolebang di sisi utara bagian timur Pulau Pasi. Jalur kedua adalah menggunakan kendaraan darat dari kota Benteng
menuju kampung nelayan di kampung Padang sejauh 8 km, kemudian menyeberang ke desa Kahu-Kahu atau Desa Bontoborusu di sisi selatan bagian
timur Pulau Pasi selama 10 menit. Kedua rute tersebut menggunakan kapal tradisional lepa-lepa atau katinting. Berdasarkan rute penyeberangan dan obyek
daya tarik wisata yang dimiliki Kabupaten Kepaulauan Selayar, maka dibuat jalur wisata sebagai berikut:
1. Jalur I : Jalur Utara. Menikmati atraksi kebudayaan masyarakat Selayar berupa kesenian
tradisional dan tari-tarian di sanggar kesenian, kehidupan desa nelayan di Bonehalang seperti pengelolaan hasil perikanan secara tradisional, gedung
peninggalan zaman Belanda yang berada di kota Benteng, kemudian menyeberang ke Pulau Pasi melalui pelabuhan Benteng menuju Desa
Bontolebang. Di Desa Bontolebang dapat melihat keramba jaring apung, keramba jaring tancap, pembuatan perahu dan menikmati jalan setapak desa
diantara rimbunan pohon kelapa. Wisatawan dapat pula menyusuri rimbunan mangrove yang memisahkan dusun Lengu dan dusun Gusung barat dengan
menggunakan perahu. Sebagian panorama dapat dilihat pada Gambar 16.