Identifikasi Faktor-Faktor Strategi Internal Kekuatan

ekowisata bahari, 11,49 menyatakan tidak setuju dan 3,45 menyatakan tidak tahu atau tidak memberikan tanggapan. 4. Persepsi masyarakat tentang ekowisata yang baik Masyarakat Pulau Pasi mendukung jika kawasan perairan pulau mereka dijadikan kawasan ekowisata bahari. Hal ini merupakan salah satu kekuatan yang dapat menopang pengembangan ekowisata bahari, dimana 85,6 responden d Pulau pasi setuju jika pulau mereka dijadikan kawasan wisata bahari. Kelemahan 1. Kualitas SDM aparatur dan masyarakat tentang pengelolaan wisata bahari yang masih terbatas Kuantitas dan kualitas aparatur dalam merencanakan, mengelola dan mengembangkan wisata bahari masih terbatas. Hal ini dapat dilihat dari keseimbangan antara perencanaan pemerintah untuk memajukan wisata bahari dengan kenyataan bahwa wisata bahari di Pulau Pasi masih belum berkembang dengan baik. Masyarakat juga belum terlatih untuk menyediakan keperluan maupun penambah daya tarik wisatawan seperti cenderamata, atraksi kesenian dan budaya, homestay, guide dan lain-lain. 2. Kurangnya informasi dan promosi wisata Untuk memperkenalkan potensi wisata di dunia luar, pengelola dan pemerintah harus banyak melakukan perkenalan, promosi maupun kegiatan yang dilakukan pada tempat tersebut. Informasi dan promosi wisata yang banyak ditempuh pada saat ini melalui website agar penerima informasi lebih luas dan lebih banyak. Promosi yang dilakukan pihak pemerintah maupun pihak swasta pada saat ini belum mampu menjangkau masyarakat seluruh Indonesia dan masyarakat internasional. 3. Infrastruktur ekowisata bahari yang terbatas Pembangunan sarana khusus wisatawan di Pulau Pasi belum terlihat, seperti villa, cottage, tempat ganti dan berbilas, jalanan yang menghubungkan antara pemukiman dengan pantai objek wisata dan lain-lain. Infrastruktur yang dapat digunakan adalah fasilitas umum yang terdapat di Pulau Pasi seperti dermaga, tambatan perahu, jalan dan tempat ibadah. 4. Industri pendukung pariwisata belum berkembang Keberhasilan program wisata yang dicanangkan oleh pemerintah akan berhasil jika mendapat dukungan dari industri pendukung wisata seperti hotel, restoran, sentra kerajinan tangan, toko souvenir, biro perjalanan, money changer dan lain-lain. Industri pendukung wisata tersebut belum dikelola dengan baik di Kabupaten Kepulauan Selayar.

4.4.1.2 Identifikasi Faktor – Faktor Strategi Eksternal Peluang

1. Wisata bahari merupakan salah satu program prioritas dalam rencana pembangunan daerah 2010 Salah satu program prioritas pemerintah adalah pengembangan wisata bahari. Peluang pengembangan wisata bahari akan mendapat perhatian dari pemerintah sehingga dapat memudahkan investor dalam berinvestasi. Perencanaan program yang mendukung wisata bahari akan membuka kesempatan bagi pengusaha maupun wisatawan untuk datang ke Selayar. 2. Menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat dan PAD bagi pemerintah Jika wisata bahari berkembang, maka akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Selayar dan akan meningkatkan taraf hidup masyarakat pada umumnya. Aktivitas wisata juga akan memberikan dampak pada Pendapatan Asli Daerah PAD dari sektor pajak. 3. Pengelolaan kawasan ekowisata bahari berbasis masyarakat Pengembangan ekowisata bahari di kawasan konservasi merupakan program yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kualitas lingkungan. Agar kawasan konservasi tetap dapat berlangsung tanpa harus tergantung dari dana donor, maka pengelolaan kawasan harus melibatkan masyarakat. Pengelolaan yang berbasis masyarakat dapat meminimalkan biaya operasional dan meningkatkan pemasukan untuk biaya operasional kawasan konservasi. Dana yang diperoleh dari kegiatan ekowisata bahari dapat digunakan kembali oleh masyarakat untuk membiayai konservasi kawasan maupun usaha lain yang disetujui oleh masyarakat. 4. Membangun kerjasama antara stakeholder dalam pengembangan KKLD dan berbagai kegiatan di dalam kawasan konservasi. Dalam pengembangan kawasan konservasi, terdapat banyak pihak yang memiliki kepentingan terhadap kawasan tersebut. Manajemen pengelolaan kawasan diperlukan agar semua pihak dapat bekerjasama dalam berbagai kegiatan dalam kawasan konservasi. Kerjasama antar stakeholder dapat terjalin anatar pihak pemerintah, swasta, perguruan tinggi, LSM dan masyarakat. Tantangan 1. Konflik kepemilikan lahan, kepentingan bisnis dalam pengembangan ekowisata bahari. Tantangan yang dapat ditemukan adalah potensi konflik antara sesama masyarakat maupun dengan pemerintah. Pengkaplingan wilayah laut atau penutupan akses terhadap sumberdaya oleh pihak swasta atau pemerintah tanpa mendapatkan persetujuan masyarakat dapat menimbulkan konflik. Persaingan usaha juga dapat menjadi salah satu ancaman jika pemerintah tidak cerdas dalam merencanakan program pengembangan wisata bahari dan tidak tegas dalam menerapkan aturan. 2. Degradasi ekosistem terumbu karang Terumbu karang merupakan modal utama dalam pengembangan wisata bahari snorkeling dan selam. Kondisi sumberdaya terumbu karang dapat mengalami degradasi sehingga kualitas sumberdaya akan menurun dan akan mematikan prospek wisata bahari di Pulau Pasi. Pemerintah dan seluruh stakeholders harus bekerja bersama untuk menjaga kondisi terumbu karang dan lingkungan di sekitarnya senantiasa dalam kondisi yang baik. 3. Pencemaran lingkungan perairan Peningkatan populasi penduduk, aktivitas industri dan perencanaan tata kota yang buruk dapat menjadi penyebab pencemaran lingkungan perairan. Pencemaran lingkungan dapat mengganggu ekosistem terumbu karang yang merupakan obyek utama dalam pengelolaan wisata bahari selam dan snorkeling. 4. Eksistensi konsep wisata sejenis pada daerah yang tidak berjauhan. Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan kekayaan alam yang indah termasuk alam bawah laut. Keindahan bawah laut tidak hanya dapat dinikmati di Pulau Pasi, namun pada banyak tempat di sekitarnya yang menawarkan konsep wisata sejenis. Pemerintah dan pengelola akan mendapatkan pesaing dalam mendatangkan wisatawan.