Kawasan Konservasi Laut Daerah
Management Area MMA. Di dunia Internasional MMA dikenal sebagai suatu kawasan di suatu wilayah perairan pesisir yang secara aktif dikelola oleh
masyarakat lokalkeluarga setempat di sekitar kawasan, atau oleh pengelolaan kolaboratif baik oleh masyarakat setempat maupun oleh perwakilan pemerintah
daerah. MMA merupakan pendekatan baru terhadap Marine Protected Area Menurut DKP 2007 tujuan KKLD adalah untuk melakukan proses
konservasi habitat dan proses-proses ekologi, dan perlindungan nilai sumberdaya sehingga kegiatan perikanan, pariwisata, penelitian dan pendidikan
dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Mulyana dan Dermawan 2008 menjelaskan bahwa sejak tahun 2002
hingga pertengahan tahun 2008 telah dicadangkan 31 KKLD yang tersebar di seluruh Tanah Air, meski hanya beberapa yang sudah diformalkan. Ada pun
penamaan kawasan KKLD beragam dan ada kecenderungan masyarakat menghindari istilah seperti perlindungan semata, untuk kawasan konservasi yang
konotasinya laut harus ditutup sehingga dapat menimbulkan konflik dengan nelayan. Upaya pengembangan KKLD juga mendapat dukungan dari lembaga
donor maupun LSM. Potensi Sumberdaya Pulau Pasi 2.5.2 Ekosistem Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan keunikan di antara komunitas lautan yang seluruhnya dibentuk oleh kegiatan biologis. Terumbu adalah endapan-endapan
masif yang penting dari kalsium karbonat yang terutama dihasilkan oleh karang filum Cnidaria, klas Anthozoa, ordo Madreporaria=Scleractinia dengan sedikit
tambahan dari alga berkapur dan organisme-organisme lain yang mengeluarkan kalsium karbonat. Terdapat dua kelompok karang yang berbeda yaitu hermatipik
dan ahermatipik. Karang Hermatipik dapat menghasilkan terumbu sedang ahermatipik tidak dapat mengasilkan terumbu Nybakken, 1992.
Nybakken 1992 menjelaskan bahwa perbedaan mendasar antara hermatipik dan ahermatipik adalah didalam jaringan karang hermatipik terdapat
sel-sel tumbuhan yang bersimbiosis hidup bersama yang dinamakan Zooxanthellae sedang dalam ahermatipik tidak. Hal tersebut menyebabkan
terumbu karang dapat berkembang baik di daerah tropis karena zooxantellae dapat melakukan proses fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari yang
selalu tersedia sepanjang tahun.
Komponen biota terpenting di suatu terumbu karang adalah hewan karang batu stony coral, hewan yang tergolong Scleractinia yang kerangkanya
terbuat dari bahan kapur, alga berkapur dan organisme-organisme lain yang mengeluarkan kalsium karbonat. Hewan karang batu, umumnya merupakan
koloni yang terdiri dari banyak jenis individu berupa polip yang bentuk dasarnya seperti mangkok dengan tepian berumbai-umbai tentakel. Pada umumnya
ukurannya sangat kecil beberapa mm, tetapi ada pula yang besar hingga beberapa puluh sentimeter seperti pada genus Fungia. Tiap polip tumbuh dan
mengendapkan kapur yang membentuk kerangka. Polip ini akan memperbanyak diri dengan cara pembelahan berulangkali
secara vegetatif hingga satu koloni karang bisa terdiri dari ratusan ribu polip. Selain itu, terdapat pula perbanyakan secara pembuahan antara sel kelamin
jantan dengan sel telur secara generatif yang kemudian menghasilkan larva yang disebut planula. Planula ini dikeluarkan dari polip dan hanyut terbawa oleh
arus hingga suatu saat ia akan mengendap dan melekat pada substrat yang keras di dasar laut, untuk kemudian . memulai kehidupannya di lokasi yang baru
dengan membentuk koloni yang baru. Setelah mengalami metamorfose, planula juga tumbuh secara vegatatif menjadi koloni dengan kerangka yang mempunyai
bentuk yang khas tergantung jenisnya Nontji, 2007. Di dalam jaringan polip karang hidup berjuta-juta tumbuhan mikroskopis
yang dikenal sebagai zooxanthella. Keduanya mempunyai hubungan simbiosis mutualistik atau saling menguntungkan. Zooxanthella melalui proses fotosintesa
akan membantu memberikan suplai makanan dan oksigen bagi polip, selain itu pula membantu proses pembentukan kerangka karang. Sebaliknya polip karang
menghasilkan sisa metabolisme berupa karbon dioksida, fosfat dan nitrogen yang digunakan oleh zooxanthella dalam pertumbuhannya. Selain zooxanthella,
pada koloni karang juga ditemukan alga filament Nontji, 2007. Berdasarkan proses pembentukannya, terumbu karang dibagi dalam tiga
jenis, yaitu 1 terumbu karang cincin atol, 2 terumbu karang penghalang barrier reefs, dan 3 terumbu karang tepi fringing reefs Nybakken, 1992 dan
Nontji, 2007 Terumbu karang tepi merupakan jenis terumbu karang yang paling banyak ditemukan di kawasan pesisir Indonesia Nontji, 2007
Survei yang dilakukan oleh Tim Zonasi PSTK 2000 pada tahun 2000 menemukan 49 genera karang yang terdiri dari 46 genera karang dari 13 famili
Scleractinia dan 3 genera karang dari 3 famili non-Scleractinia. Genera yang
mendominasi adalah: Seriatopora , Acropora, Montipora , Fungia dan Porites
PPTK 2007 menyatakan bahwa tipe terumbu karang yang terdapat di Pulau Pasi adalah tipe terumbu tepi fringing reef. Kondisi terumbu karang
adalah dari jenis karang batu, karang lunak, dan biota asosiasi yang terdapat pada ekosistem terumbu karang di Pulau Pasi. kondisi tutupan karang hidup
bervariasi dari 10 -70 pada seluruh sisi pulau. Penutupan karang hidup terbaik yang ditemukan berada pada sisi timur pulau sebanyak 70 penutupan karang,
namun lebar hamparan karangnya sempit dan sisi timur merupakan selat jalur pelayaran.
. Sedangkan survey ekologi yang dilaksanakan oleh CRITC-LIPI 2006 di
Kabupaten selayar tidak termasuk kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, menemukan sekitar 126 jenis karang batu yang termasuk dalam 14 suku.