Terumbu Karang Ikan Karang

3. Kecerahan Kecerahan diukur dengan menggunakan secchi disc

3.3.4 Data Sosial Kemasyarakatan

Data sosial kemasyarakatan merupakan data yang dibutuhkan untuk : 1. Mengetahui persepsi masyarakat terhadap kawasan konservasi laut daerah. 2. Mengetahui persepsi masyarakat terhadap pengembangan ekowisata bahari 3. Mengetahui tingkat dukungan sosial masyarakat Pulau Pasi terhadap pengembangan ekowisata bahari. Untuk memperoleh gambaran tentang kondisi sosial kemasyarakat pada 3 aspek pokok seperti yang disebutkan di atas, maka dilakukan observasi dan wawancara semi terstruktur dengan penduduk Pulau Pasi. Wawancara semi terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan kuisioner sebagai pedoman pertanyaan, namun dapat mengembangkan pertanyaan lebih dalam untuk memperoleh gambaran secara utuh dari objekresponden Sugiyono 2010. Pemilihan responden dengan metode purposive sampling terhadap penduduk 3 desa. Menurut Sugiyono 2010, metode purposive sampling adalah tekhnik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu seperti orang tersebut dianggap paling mengerti tentang permasalahan yang akan diteliti atau sebagai orang yang terlibat langsung dalam suatu permasalahan yang diteliti.

3.4 Analisa Data

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa berdasarkan jenisnya. Adapun analisa tersebut dijelaskan sebagai berikut :

3.4.1 Penutupan Karang

Untuk menghitung besar persentase tutupan karang mati, karang hidup, alga, dan jenis lifeform lainnya dihitung dengan rumus English et al. 1997: Data kondisi penutupan karang yang diperoleh kemudian dikategorikan berdasarkan Gomez dan Yap 1984 : a. Baik sekali : 75 – 100 b. Baik : 50 – 74,9 c. Baik : 50 – 74,9 d. Buruk : 0 – 24,9 Percent Cover = Total length of category X 100 Length of transect

3.4.2 Ikan Karang

Analisis data ikan karang dilakukan secara deskriptif berdasarkan hasil sensus yang dilakukan pada transek seluas 250 m 2

3.4.3 Analisis Kesesuaian Wisata Bahari .

Menurut Yulianda 2007 kesesuaian wisata bahari untuk kategori wisata selam mempertimbangkan enam parameter dengan empat klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian wisata selam antara lain kecerahan perairan, tutupan komunitas karang, jenis lifefrom, jenis ikan karang, kecepatan arus, dan kedalaman terumbu karang Tabel 5. Tabel 5 Matriks kesesuaian wisata bahari kategori wisata selam No Parameter Bobot Standar Parameter Skor N Bobot x skor 1 Kecerahan Perairan 5 80 3 50 - 80 2 20 - 50 1 20 2 Tutupan Komunitas Karang 5 75 3 50 - 75 2 25 - 50 1 25 3 Jenis lifeform 3 12 3 7 - 12 2 4 - 7 1 4 4 Jenis Ikan Karang 3 50 3 30 - 50 2 10 - 30 1 10 5 Kecepatan Arus cmdet 1 0 - 15 3 15 - 30 2 30 - 50 1 50 6 Kedalaman Terumbu Karang m 1 6 - 15 3 15 - 20 2 20 - 30 1 30 SN = S Nmax = 54 IKW = Sumber : Yulianda 2007 Keterangan : IKW = indeks kesesuaian wisata S Ni = nilai parameter ke-i bobot x skor S Nmaks = nilai maksimum dari suatu kategori wisata Ketentuan kelas kesesuaian untuk kegiatan wisata selam adalah : S1 = sangat sesuai, dengan IKW 83 – 100 S2 = sesuai, dengan IKW 50 - 83 N = tidak sesuai, dengan IKW 50 Kesesuaian wisata bahari kategori wisata snorkeling mempertimbangkan tujuh parameter dengan empat klasifikasi Yulianda, 2007. Adapun matriks kesesuaian wisata snorkeling dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Matriks kesesuaian wisata bahari kategori wisata snorkeling No Parameter Bobot Standar Parameter Skor N Bobot x skor 1 Kecerahan Perairan 5 100 3 80 100 2 20 – 50 1 20 2 Tutupan Komunitas Karang 5 75 3 50 – 75 2 25 – 50 1 25 3 Jenis lifeform 3 12 3 7 – 12 2 4 – 7 1 4 4 Jenis Ikan Karang 3 50 3 30 – 50 2 10 – 30 1 10 5 Kecepatan Arus cmdet 1 0 – 15 3 15 – 30 2 30 – 50 1 50 6 Kedalaman Terumbu Karang m 1 3 – 6 3 1 – 3 2 6 – 10 1 10 - 15 7 Lebar Hamparan Datar Karang 1 500 3 100 – 500 2 20 – 100 1 20 SN = S Nmax = 57 IKW = Sumber : Yulianda 2007