ANP. Untuk setiap subnetwork, prosedur yang sama diterapkan dan alternatif diberi peringkat.
4. Bobot Kepentingan dari Clusters dan Nodes
Untuk menentukan bobot kepentingan dari alternatif, digunakan hasil supermatriks-terbatas supermatrix limit dari model ANP. Prioritas
keseluruhan dari setiap alternatif dihitung melalui proses sintesis. Hasil yang diperoleh dari masing-masing subnetwork disintesis untuk
memperoleh prioritas keseluruhan dari alternatif.
2.6.3 Prinsip Dasar ANP
Seperti halnya AHP, ANP juga memiliki prinsip-prinsip dasar. Menurut Saaty dalam Susilo 2008 prinsip-prinsip dasar ANP juga ada tiga, yaitu
dekomposisi, penilaian komparasi comparative judgements, dan komposisi hirarkis atau sintesis dari prioritas, sama seperti prinsip dasar AHP. Prinsip
dekomposisi diterapkan untuk menstrukturkan masalah yang kompleks menjadi kerangka hirarki atau jaringan cluster, sub-cluster, sub-sub cluster, dan
seterusnya. Dengan kata lain, dekomposisi adalah memodelkan masalah ke dalam kerangka ANP. Prinsip penilaian komparasi diterapkan untuk membangun
perbandingan pasangan pairwise comparison dari semua kombinasi elemen- elemen dalam cluster dilihat dari cluster induknya. Perbandingan pasangan ini
digunakan untuk mendapatkan prioritas lokal dari elemen-elemen dalam cluster dengan prioritas seluruh global hirarki dan menjumlahkannya untuk
menghasilkan prioritas global untuk elemen level terendah.
2.7 Data Envelopment Analysis DEA
Data Envelopment Analysis DEA dikenalkan pertama kali oleh William Charnes, Abraham Cooper, dan Edwardo Rhodes pada tahun 1978 yang merupakan
pengembangan dari konsep yang menghubungkan perhitungan teknis dan efisiensi produksi yang ditemukan oleh Farel pada tahun 1957. DEA adalah metode non
parametrik berdasarkan teknik pemrograman linear untuk mengevaluasi efisiensi dari masing-masing unit yang dianalisis. DEA merupakan suatu teknik pengukuran
kinerja berbasis program linier yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi relatif dari decision making unit DMU dalam perusahaan atau organisasi. DEA mengukur
tingkat ketidakefisienan dengan membandingkan hasil pencapaian DMU tersebut terhadap nilai yang efisien yang terbentuk oleh DMU dengan nilai yang belum
efisien. Setiap unit pengambilan keputusan diasumsikan bebas menentukan bobot untuk menentukan variabel output atau input. DEA dapat mengukur beberapa input
dan output, serta mengevaluasi secara kuantitatif dan kualitatif, sehingga memungkinkan suatu perusahaan untuk membuat keputusan yang baik pada tingkat
efisiensi dari unit yang dianalisis Homepage DEA dalam Subarkah, 2009. Model yang menghitung efisiensi maksimum menurut Gofindarajan dalam
Subarkah 2009, adalah :
………………………1 Keterangan :
η = nilai efisiensi maksimum s
1
n = Banyaknya output = Unit keputusan yang akan dievaluasi
m = Banyaknya input U
r
V = Bobot dari output
i
Y = Bobot dari input
rj
X = Nilai output
ij
Langkah-langkah dalam proses DEA adalah : = Nilai input
1. Identifikasi Decision Making Unit DMU atau unit yang akan diobservasi
beserta input dan output pembentuknya. 2.
Membentuk efficiency frontier dari data yang ada. 3.
Menghitung efisiensi tiap DMU di luar efficiency frontier untuk mendapatkan target input dan output yang diperlukan untuk mencapainya.
Adapun keunggulan dalam DEA diantaranya adalah :