Gambaran Umum Perusahaan HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT Saung Mirwan adalah perusahaan agribisnis yang memproduksi berbagai sayuran hidroponik maupun konvensional. Komoditi yang diproduksi diantaranya adalah paprika, tomat recento, timun jepang, berbagai jenis sayuran daun, berbagai jenis lettuce, dan masih banyak komoditi lain yang dapat disediakan. PT Saung Mirwan juga mempunyai unit kerja processing sayuran siap olah. Produk ini diantaranya adalah lettuce, daun bawang, bawang bombay, seledri, daln lain-lain. PT Saung Mirwan memulai kegiatannya diawali dengan kegemaran pemilik perusahaan terhadap tanaman pada tahun 1984. PT Saung Mirwan mengambil domisili di desa Sukamanah Kec. Megamendung, Kab. Bogor dengan luas areal kurang lebih 11 Ha di mana hamper seluas 4 Ha terdiri dari bangunan greenhouse dengan konstruksi besi dilengkapi dengan peralatan yang modern seperti irigasi tetes dengan segala sarana penunjangnya. Tatang Theo Hadinata adalah pemilik dan pimpinan PT Saung Mirwan yang pada awalnya adalah seorang pengusaha konstruksi. Dengan bantuan beberapa orang karyawan, T. Hadinata mulai menanam melon di atas lahan terbuka. Pada akhir tahun 1985 T. Hadinata menyewa lahan seluas 7 Ha di daerah Cipanas, Cianjur dan memulai untuk menanam bawang putih dan berbagai jenis sayuran lain dengan bantuan 100 orang karyawan. Namun, usaha tersebut mengalami penurunan pada akhir tahun sehingga pemilik memutuskan untuk mengembalikan usaha di sekitar desa Sukamanah. Pada 1986 pemilik merasa tidak puas terhadap usahanya. Meskipun menguntungkan, tetapi banyak hal yang bersifat uncertain dan uncontrollable. Diantaranya, cuaca yang tidak menentu serta terkontaminasi hama dan penyakit. Semua gangguan itu menyebabkan rendahnya kualitas produk dan berpengaruh pula terhadap harga jualnya. Untuk mengatasi masalah tersebut, T. Hadinata teringat akan bangunan greenhouse dan teknologi hidroponik. Beliau memutuskan untuk belajar di Belanda guna mendalami rahasia berhidroponik sayuran. Setelah kembali ke Bogor, T. Hadinata mengundang penyuluh dari Belanda. Berdasarkan pengetahuan yang diberikan, kemudian dibuat penelitian terhadap 6 tipe greenhouse, dan dipilih satu yang cocok dengan kondisi Indonesia. Sesuai dengan ilmu yang dipelajari, T. Hadinata hanya membatasi pada 5 komoditas pertanian yaitu paprika, melon, tomat, terung dan metimun yang ditanam secara hidroponik. Media yang dipilih adalah arang sekam yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan mikroirigasi. Nutrisi lengkap diberikan secara kontinu guna mendukung pertumbuhan optimal tanaman. Hasilnya adalah produk dengan kualitas sangat memuaskan. Kualitas maksimal dari sayuran yang dihasilkan disambut positif oleh konsumen, bahkan pemilik memberi kuota pada konsumen, karena komoditas dihasilkan dalam jumlah terbatas. Tahun 1989, sayuran yang dihasilkan siap untuk dipasarkan dan dipilih sebuah pasar swalayan yang cukup terkenal di Jakarta sebagai pasar utama. Dengan membidik konsumen tingkat menengah ke atas, sayuran produk PT Saung Mirwan bisa terjual laris. Setelah sukses di bidang sayuran, T. Hadinata berpikir untuk mengembangkan usahanya di bidang bibit bunga krisan karena orang yang berbisnis bibit di bidang ini masih sedikit dan beliau kembali belajar ke Belanda. Tidak hanya bunga, bisnis sebagai penghasil sayuran segar non hidroponik juga mulai dikembangkan. Desakan pelanggan agar PT Saung Mirwan melengkapi produk- produknya, pemilik memutuskan untuk melebarkan sayap sebagai pemasok sayuran lengkap. Pemilik membuat pola kemitraan yang menganut sistem saling menguntungkan. Pola ini diciptakan untuk mendukung permintaan sekitar 30 komoditas sayuran. Menyadari pentingnya dukungan dari luar, tahun 1995 PT Saung Mirwan mencoba membina hubungan dengan beberapa petani. Sebagai mitra, petani mengusahakan sejumlah komoditas sayuran sesuai dengan permintaan PT Saung Mirwan. Petani banyak dibantu baik modal, benih maupun transfer budidayanya. Hampir setiap minggu ada penyuluh yang mendatangi petani mitra untuk memantau perkembangan kebun. Pada tahun 1997, PT Saung Mirwan mulai memperluas orientasi pasarnya menjadi go international, yang pada saat itu PT Saung Mirwan masih membatasi pada produk paprika saja. Sampai saat ini PT Saung Mirwan telah melakukan ekspor ke negara Taiwan kol, Korea paprika, Malaysia baby leaves atau yang lebih dikenal dengan rukola Usahanya sempat terpukul akibat krisis ekonomi, namun hal ini tidak mematahkan semangat pemiliknya. T. Hadinata justru melihat hal tersebut sebagai peluang untuk memperluas usahanya. Selain memperluas pasaran, beliau juga mengadakan penelitian yang bersifat perbaikan kualitas. Visi PT Saung Mirwan adalah menjadi salah satu leader di bidang agribisnis dengan menerapkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pertanian. Adapun misi PT SM adalah sebagai berikut : 1. Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas tinggi secara berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan pasar. 2. Senantiasa meningkatkan kualitas produk, kualitas sumber daya manusia, dan kualitas pelayanan untuk memberikan kepuasan pelanggan. 3. Mengembangkan sistem agribisnis melalui jaringan kemitraan. 4. Bekerjasama dengan berbagai lembaga penelitian untuk menerapkan teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk pelaku agribisnis.

4.2 Struktur Organisasi PT Saung Mirwan