Hasil AHP Pengukuran Kinerja SCM dengan Analytic Hierarchy Process AHP

Dari perbandingan berpasangan tersebut, maka prioritas dan nilai Consistency Ratio CR akan diperoleh dengan cara klik computation, show new priorities, dan hasilnya terlihat pada Gambar 13. Gambar 13. Prioritas dan nilai CR dari hasil perbandingan berpasangan antara tujuan dengan proses bisnis Dari gambar di atas terlihat, bahwa proses perencanaan plan yang mempunyai nilai prioritas paling tinggi yaitu sebesar 0.416204. Proses perencanaan memiliki pengaruh paling besar diantara keempat proses yang lain. Dalam gambar juga terlihat bahwa nilai CR sebesar 0.0070 yang berarti penilaian dianggap konsisten karena nilai CR 0.1. Setelah menguji penilaian dengan perbandingan berpasangan pada tujuan terhadap proses bisnis, maka dilakukan penilaian terhadap parameter kinerja dengan proses bisnis sebagai kriteria kontrol. Matriks perbandingan berpasangan masing-masing proses bisnis terhdap parameter kinerja dan prioritas dan nilai CR dapat dilihat dalam Gambar 14 dan Gambar 15. Gambar 14. Perbandingan berpasangan antara proses bisnis dan parameter kinerja Gambar 15. Prioritas dan nilai CR dari perbandingan berpasangan antara proses bisnis dan parameter kinerja Dari hasil perbandingan berpasangan kelima proses bisnis, nilai prioritas terbesar adalah mutu dan menghasilkan nilai CR 0,1 untuk semua proses bisnis. Kemudian untuk penilaian perbandingan berpasangan dengan parameter kinerja sebagai kriteria kontrol dengan atribut kinerja dapat dilihat dalam Gambar 16 dan Gambar 17 Untuk prioritas dan nilai CR-nya. Gambar 16. Perbandingan berpasangan antara parameter kinerja dengan atribut kinerja Gambar 17. Prioritas dan nilai CR dari hasil perbandingan berpasangan antara parameter kinerja dengan atribut kinerja Dari Gambar 17 terlihat bahwa nilai prioritas terbesar adalah reliabilitas pada masing-masing parameter kinerja dan menghasilkan nilai CR 0.1 pada ketiga proses bisnis. Kemudian untuk matriks perbandingan berpasangan antara atribut kinerja dengan mektrik pengukuran kinerja dapat dilihat pada Gambar 18 dan Gambar 19 untuk prioritas dan nilai CR-nya. Gambar 18. Perbandingan berpasangan antara reliabilitas dengan metrik pengukuran kinerja Gambar 19. Prioritas dan nilai CR dari perbandingan berpasangan antara reliabilitas dengan metrik pengukuran kinerja Pada reliabilitas, siklus pemenuhan pesanan menjadi prioritas paling tinggi. Pada responsivitas, kinerja pengiriman menjadi prioritas paling tinggi. Pada fleksibilitas, fleksibilitas pasokan menjadi prioritas paling tinggi. Pada biaya, kesesuaian standar mutu menjadi prioritas paling tinggi. Sedangkan pada aset, kesesuaian standar mutu juga menjadi prioritas paling tinggi. Setelah melakukan penilaian tersebut, maka dihasilkan prioritas akhir yang dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Prioritas akhir AHP Keterangan Normalized by cluster Limiting PROSES BISNIS 1. Plan 0.41620 0.104051 2. Source 0.14030 0.350750 3. Make 0.18161 0.045403 4. Process 0.13449 0.033623 5. Deliver 0.12740 0.031849 PARAMETER KINERJA 1. Nilai Tambah 0.36790 0.091975 2. Mutu 0.43822 0.109555 3. Risiko 0.19388 0.048470 ATRIBUT KINERJA 1. Reliabilitas 0.40017 0.100042 2. Responsivitas 0.25386 0.062466 3. Fleksibilitas 0.12709 0.031773 4. Biaya 0.11546 0.028866 5. Aset 0.10341 0.025853 METRIK PENGUKURAN KINERJA 1. Kinerja Pengiriman KP 0.15759 0.039398 2. Pemenuhan Pesanan PP 0.13684 0.034209 3. Siklus Pemenuhan Pesanan SPP 0.12653 0.031632 4. Lead Time Pemenuhan Pesanan LTPP 0.10016 0.025040 5. Fleksibilitas Pasokan FP 0.10099 0.025247 6. Kesesuaian Standar Mutu KS 0.13012 0.032530 7. Biaya SCM BSCM 0.08683 0.021707 8. Siklus Cash-to-Cash SCTC 0.08300 0.020750 9. Persediaan Harian PH 0.07795 0.019488 Dari Tabel 11. dapat dilihat bahwa pada proses bisnis, plan perencanaan menjadi prioritas tertinggi bobot 0.41620. Mutu menjadi prioritas tertinggi pada parameter kinerja bobot 0.43822. Pada atribut kinerja, reliablitas menjadi prioritas tertinggi bobot 0.40017. Dan untuk metrik pengukuran kinerja yang menjadi tujuan utama pada AHP, kinerja pengiriman KP menjadi prioritas tertinggi bobot 0.15759 yang dapat terlihat pada hasil sintesis AHP pada Gambar 20. Gambar 20. Sintesis prioritas Metrik Pengukuran Kinerja pada AHP

4.7 Pengukuran Kinerja SCM dengan Analytic Network Process ANP

4.7.1 Kerangka Umum ANP

Analytic Network Process ANP terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah jaringan dari kriteria dan subkriteria yang mengontrol interaksi. Bagian kedua adalah pengaruh diantara elemen dan cluster. Gambar 21 menunjukkan kerangka umum dari ANP. Jaringan ini terdiri dari empat cluster tanpa tujuan karena pada ANP tidak ada tujuan. Empat cluster tersebut yaitu : proses bisnis, parameter kinerja, atribut kinerja, dan metrik pengukuran kinerja. Cluster proses bisnis terdiri dari lima elemen, cluster parameter kinerja terdiri dari tiga elemen, cluster atribut kinerja terdiri dari lima elemen, dan cluster metrik parameter kinerja terdiri dari sembilan elemen. Gambar 21. Kerangka Umum ANP Pengukuran Bobot Metrik Kinerja Rantai Pasok Sayuran

4.7.2 Hasil ANP

Setelah mendapatkan hasil AHP, maka dilakukan pembobotan feedback pada masing-masing elemen dari hasil AHP untuk mendapatkan hasil ANP. Akan tetapi, jika pada AHP terdapat lima hirarki yang selanjutnya disebut cluster pada ANP, menjadi empat cluster saja dengan menghilangkan cluster tujuan pada ANP. Selain itu juga dibuat matriks antar kelompoknya. Hasil dari pembobotan matriks antar kelompok dapat dilihat pada Gambar 22. Gambar 22. Matriks antar kelompok