dilakukan oleh PT Saung Mirwan mengakibatkan petani untuk berhenti menjadi mitra untuk periode penanaman berikutnya. Hal ini dikarenakan petani tersebut
tidak mempunyai modal yang cukup untuk melakukan budidaya. Untuk masalah spesifikasi hasil panen kerap kali berbeda persepsi antara PT Saung Mirwan
dengan petani. Petani menginginkan semu hasil panennya diterima dengan grade yang tinggi, tetapi PT Saung Mirwan sangat selektif dalam melakukan grade.
4.5 Model Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Sayuran dalam Perspektif Supply
Chain Operations Reference SCOR A.
Proses Bisnis dalam Rantai Pasok Sayuran
Model Supply Chain Operations Reference SCOR telah memodelkan dan mendeskripsikan proses yang terjadi dalam rantai pasokan. Proses bisnis yang
telah didefinisikan tersebut terdiri dari lima tahapan yaitu plan perencanaan, source pengadaan, make budidaya, process pengolahan, dan deliver
pengiriman. 1
Perencanaan Plan Perencanaan merupakan proses rantai pasokan mulai dari pengadaan
sumber daya rantai pasokan, merencanakan produksi, merencanakan penjualan dengan memperkirakan permintaan, merencanakan ditribusi,
merencanakan pengiriman, merencanakan persediaan inventory, hingga merencanakan saluran penjualan. Perencanaan menjadi penting selain
sebagai aktivitas organisasi, perencanaan juga mengembangkan keseluruhan strategi untuk menghasilkan produk yang memenuhi
kebutuhan dan memberikan kepuasan kepada konsumen di samping menambah jumlah konsumen pelanggan baru.
2 Pengadaan Source
Proses ini berkaitan dengan pengadaan bahan baku dan pelaksanaan outsource. Proses ini meliputi komunikasi, negosiasi, penerimaan barang,
inspeksi dan verifikasi, hingga pembayaran barang kepada pemasok. Umumnya proses ini dilakukan oleh bandar, usaha dagang dan koperasi
dengan menjalin kerjasama dengan petani dan pemasok barang non
pertanian baik secara individu maupun kelompok yang dipercaya yang dapat memasok barang sesuai dengan standar mutu. Manajemen
pengadaan mencakup penentuan harga, pengiriman, pembayarn kepada pemasok, menjaga dan meningkatkan hubungan baik. Penentuan harga
melalui mekanisme pasar berdasarkan pada pasar yang dituju pasar modernpasar tradisional, dan jalur rantai distribusi.
3 Budidaya Make
Budidaya adalah faktor penentu terhadap kelangsungan rantai pasok. Budidaya merupakan proses produksi sayuran yang membutuhkan
ketersediaan sarana produksi baik lahan, benih, pupuk, irigasi, dan lain- lain.
4 Pengolahan Process
Pengolahan merupakan lanjutan dari kegiatan kegiatan budidaya karena produk yang dihasilkan dari budidaya akan diproses dan diolah dalam
kegiatan pengolahan. Kegiatan pengolahan meliputi kegiatan sortasi, pengemasan, pelabelan, dan persiapan pengiriman. Sortasi adalah
kegiatan terpenting pada pengolahan karena tingkat kualitas ditujukan ke pasar yang berbeda.
5 Pengiriman Delivery
Pengiriman adalah proses bisnis yang melibatkan pergerakan fisik dari sayuran yang berada dalam satu jalur rantai pasok. Manajemen
pengiriman barang didahului dengan komunikasi pendahuluan terutama informasi harga, jumlah, kualitas, dan frekuensi yang harus dikirim.
Proses tawar-menawar dan negosiasi sering dilakukan dalam proses ini.
B. Parameter Kinerja
1 Nilai Tambah
Nilai tambah untuk setiap pelaku rantai pasok sayuran berbeda-beda tergantung pada aktivitas pengolahan pengemasan yang dilakukan
karena tiap pelaku rantai pasok tidak melakukan aktivitas yang sama. Misalnya, nilai tambah produk petani Lettuce head berbeda dengan nilai
tambah produk petani Edamame karena petani Lettuce head melakukan aktivitas pengolahan pasca panen yaitu proses trimming pada Lettuce
head. Besarnya nilai tambah produk menjadi penentu tingkat kesejahteraan para pelaku rantai pasok.
2 Risiko
Risiko menjadi hal penting untuk diperhitungkan agar tidak ditanggung oleh satu pihak saja. Risiko pada tiap pelaku rantai pasok berbeda-beda.
Pada petani, risiko yang dihadapi adalah gagal panen yang disebabkan karena faktor alam dan pengembalian produk oleh perusahaan. Risiko
tersebut harus ditanggung oleh petani sepenuhnya. Pada tingkat ritel, risiko yang paling umum adalah tidak terjualnya keseluruhan produk
yang telah dihasilkan. 3
Mutu Mutu kualitas adalah hal terpenting dalam manajemen rantai pasok
sayuran untuk mendukung strategi akan diferensiasi, biaya yang terjangkau, dan respon cepat. Peningkatan kualitas akan meningkatkan
penjualan dan mengurangi biaya, yang pada ujungnya dapat meningkatkan keuntungan. Peningkatan kualitas juga dapat meningkatkan
kepuasan konsumen. Peningkatan penjualan sering terjadi saat para pelaku rantai pasok sayuran mempercepat respon, menurunkakan harga
jual, dan memperbaiki reputasi terhadap produknya. Kualitas yang diperbaiki akan menyebabkan penurunan biaya karena akan menurunkan
rework, bahan yang terbuang, dan biaya garansi.
C. Atribut dan Metrik Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Sayuran
Suatu metrik dapat digunakan sebagai kriteria atau indikator yang menggambarkan kondisi atau performa manajemen rantai pasok. Metrik
merupakan ukuran derajat kuantitatif dari atribut tertentu pada suatu sistem, komponen, ataupun proses. Proses pengukuran memberikan indikasi dari
pengembangan secara kuantitatif mengenai jumlah, dimensi, kapasitas atau ukuran dari beberapa atribut produk atau proses.
Dalam menentukan daftar metrik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu metrik harus lengkap, berhubungan dengan variabel bebas, praktis, dan
metrik merupakan kriteria yang popular untuk perbandingan di pasar. Metrik juga merupakan proses yang dapat diulang repeatable dan harus sesuai dengan
aktifitas proses yang dilakukan oleh perusahaan. Meskipun SCOR model menyediakan berbagai variasi ukuran kinerja untuk mengevaluasi supply chain,
namun SCOR tidak mengindikasikan apakah ukuran tersebut cocok untuk semua tipe industri bisnis. Metrik dalam metode SCOR yang digunakan untuk
mengukur kinerja prusahaan merupakan kesepakatan yang telah ditetapkan oleh Supply Chain Council. Metrik dibagi ke dalam dua tujuan yaitu customer-facing
eksternal, yang artinya penting bagi pelanggan, dan ada juga internal-facing, yang artinya penting untuk monitoring internal dari perusahaan, tetapi tidak
langsung menjadi perhatian pelanggan. Uraian metrik dalam metode SCOR disajikan dalam Tabel 9.
Tabel 9. Metrik Level 1 dan Atribut Kinerja SCOR
Sumber: Supply Chain Council dalam Setiawan 2009, Diolah
Metrik kinerja pengiriman, pemenuhan pesanan, dan kesesuaian dengan standar mutu adalah metrik yang menggambarkan mengenai kemampuan
perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen. Pemenuhan pesanan secara
Metrik Level 1 Atribut Kinerja
Eksternal Customer Internal
Reliabilitas Responsivitas Fleksibilitas Biaya Aset
Pemenuhan Pesanan x
Kinerja pengirman x
Kesesuaian dengan standar mutu
x Siklus Pemenuhan
Pesanan x
Lead time pemenuhan pesanan
x Fleksibilitas Rantai
Pasok x
Biaya SCM x
Siklus Cash-to-Cash x
Inventory days of supply x
sempurna meliputi ketepatan jenis produk yang diminta, ketepatan waktu pengiriman, kesesuaian dengan standar yang diminta, ketepatan jumlah
pengiriman, ketepatan tempat pengiriman, dan ketepatan dokumentasi data pengirirman. Mengingat karakteristik sayuran yang mudah rusak, metrik
kesesuaian dengan standar mutu merupakan metrik yang baru ditambahkan dalam SCORcard. Kerusakan sayuran dapat terjadi dalam hitungan jam.
Kesesuaian metrik dengan standar mutu mencakup aspek-aspek seperti keamanan dan kesehatan produk, sensorik dan penampakan, serta keandalan
produk dan kenyamanan. Bagi indutri sayuran, performa metrik tersebut sangat penting untuk
membangun kepercayaan pelanggan reliabilitas. Semakin baik citra kepercayaan yang dibangun diantara para pelaku rantai pasok, semakin baik pula
kepercayaan trust building yang diberikan oleh pelanggan. Manajemen rantai pasok akan berjalan dengan baik dan lancar ketika trust building diantara pelaku
rantai pasokan dapat terbangun dengan baik. Oleh karena itu, metrik ini menjadi penting sebagai salah satu acuan peningkatan menejemen rantai pasok
perusahaan. Metrik siklus pemenuhan pesanan dan lead time pemenuhan pesanan
merupakan tingkat responsivitas perusahaan dalam memenuhi pesanan pelanggan. Siklus pemenuhan pesanan merupakan waktu yang dibutuhkan
perusahaan dalam memenuhi permintaan pelanggan yang meliputi siklus waktu dari pemasok source, siklus waktu produksi make, dan siklus pengiriman
deliver. Semakin pendek siklus waktu yang dibutuhkan dalam memenuhi pesanan, maka semakin responsif pula perusahaan dalam memenuhi pesanan. Hal
ini juga berarti semakin singkat pula waktu tunggu lead time pemenuhan pesanan. Metrik ini menjadi penting agar pesanan sayuran dari pelanggan dapat
dipenuhi tepat waktu dan dalam waktu yang relatif singkat. Kecepatan merupakan faktor penting penentu daya saing khususnya dalam memenuhi
permintaan pelanggan.
Metrik fleksibilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi pesanan atau permintaan pelanggan yang tak terduga. Fleksibilitas ini meliputi
kemampuan pemasok untuk menyediakan tambahan pasokan, kemampuan perusahaan untuk meningkatkan produksi, dan kemampuan peningkatan
distribusi. Tingkat permintaan sayuran sangat fluktiatif dan tidak dapat diramalkan secara akurat. Mendekati hari libur atau hari besar, permintaan
sayuran dapat melonjak sangat tinggi dibandingkan pada hari biasa, sehingga diperlukan tingkat fleksibilitas yang tinggi dari para pelaku rantai pasok.
Metrik biaya manajemen rantai pasok atau biaya SCM merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melakukan material handling mulai dari
pemasok hingga ke konsumen pelanggan. Biaya SCM akan mempengaruhi harga jual sayur. Semakin tinggi biaya SCM maka akan semakin tinggi pula
harga jual sayur. Metrik siklus cash-to-cash dan persediaan harian inventory days termasuk
ke dalam aset perusahaan. Siklus cash-to-cash adalah waktu perputaran uang perusahaan yang meliputi pembayaran bahan baku ke pemasok hingga
pembayaran oleh konsumen pelanggan. Semakin singkat siklus cash-to-cash maka semakin singkat pula waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan return
uang dari hasil penjualan. Sedangkan, metrik persediaan harian adalah kemampuan perusahaan untuk bertahan dengan persediaan yang dimiliki dalam
periode waktu tertentu hari. Kinerja rantai pasok dikatakan baik bagus jika dapat memutar aset dengan cepat.
Perhitungan metrik level 1 kinerja rantai pasok sayuran merupakan hasil dari perhitungan metrik level 2 dan level 3. Metrik level 2 dan 3 merupakan
breakdown dan penjabaran dari metrik level 1. Penjabaran metrik performa rantai pasokan sayuran dataran tinggi secara keseluruhan dijelaskan dalam Tabel 10.
Tabel 10. Tabel Hirarki Metrik Kinerja Rantai Pasokan
Sumber: Supply Chain Council dalam Setiawan 2009, Diolah
Atribut Performa
Hierarki Level Metrik Level 1
Level 2 Level 3
Reliabilitas Pemenuhan
pesanan pemenuhan
pesanan Ketepatan jenis, Ketepatan jumlah
Akurasi dokumentasi
Dokumentasi pengiriman, keluhan, dan waktu pembayaran
Kinerja Pengiriman
pesanan terkirim -
Ketepatan jadwal Ketepatan waktu, Ketepatan lokasi
Kesesuaian dengan standar
mutu dan volume
kehilangan beratvolume
- pemenuhan
standar mutu Bebas kerusakan, penyakit, Return
Responsivitas Siklus
Pemenuhan Pesanan
Siklus source Waktu transfer, verifikasi, dan validasi
pembayaran Siklus make
Waktu penyiapan material, produksi, dan penyimpanan
Siklus deliver Waktu pengemasan, verifikasi
pengiriman, pemuatan barang, transportasi, dan verifikasi
Lead time pemenuhan
pesanan Waktu pemesanan
- Waktu pengiriman
- Fleksibilitas
Fleksibilitas Rantai Pasok
Fleksibilitas source -
Fleksibilitas make -
Fleksibilitas deliver -
Biaya Rantai Pasok
Biaya SCM Biaya Plan
Biaya forecasting penjualan, produksi, dan bahan baku
Biaya source Biaya outsource sayuran dataran
tinggi, biaya manajemen supplier Biaya make
Biaya inbound transportation, biaya loss
Biaya deliver Biaya manajemen pelanggan, biaya
penerimaan pesanan, biaya outbound transportation
Biaya return Biaya return produk, biaya return
bahan baku
Aset Rantai Pasok
Siklus Cash-to- Cash
Rentang hari pembayaran utang
- Rentang hari
pembayaran piutang -
Inventory days of supply
Jumlah persediaan -
Lama persediaan -
4.6 Pengukuran Kinerja SCM dengan Analytic Hierarchy Process AHP