Manajemen Rantai Pasokan HASIL DAN PEMBAHASAN

sayuran kepada ritel dan industri menggunakan truk yang dilengkapi dengan alat pendingin untuk mencegah kerusakan produk sebelum sampai ke tangan customer. Aliran finansial pada rantai pasokan sayuran terjadi pada konsumen akhir, ritel dan restoran industri, PT Saung Mirwan, dan petani. Ritel dan industri membayar secara kredit kepada perusahaan yang dibayarkan satu bulan untuk ritel dan dua minggu untuk industri setelah komoditas dikirim. Petani akan menerima pembayaran dari PT Saung Mirwan sesuai dengan jumlah hasil panen. Adapun pembagian keuntungan antara pihak PT Saung Mirwan dengan petani adalah 30 untuk pihak perusahaan dan 70 untuk petani, sehingga petani tidak akan merasa dirugikan. Sistem komunikasi sudah terintegrasi antara anggota primer dalam rantai pasokan. Aliran informasi terjadi dari konsumen akhir, ritel dan industri, perusahaan, pemasok bahan baku non sayur, dan petani atau sebaliknya. Komunikasi antara perusahaan dengan petani menggunakan telepon atau bagian penyuluh PT Saung Mirwan melakukan kunjungan ke petani untuk memberikan informasi terkait dengan keadaan pasar dan kesepakatan harga. Informasi dari perusahaan ke petani berhubungan dengan kapasitas perusahaan, status pengiriman, dan berapa pesanan yang harus dikirim. Komunikasi antara perusahaan dengan customer ritel dan industri dilakukan melalui telepon, faximile, dan email. Sedangkan komunikasi antara perusahaan dengan pemasok bahan baku non sayur juga dilakukan melalui telepon, faximile, dan email.

4.4 Manajemen Rantai Pasokan

1. Struktur Manajemen

Struktur manajemen dalam rantai pasokan menjelaskan mengenai aspek-aspek penting yang dilakukan dalam setiap anggota rantai pasokan. Tindakan yang dilakukan meliputi perencanaan strategi, koordinasi, transaksi, evaluasi, dan kemitraan yang menjelaskan langkah yang diambil oleh setiap anggota rantai pasokan. Petani bertindak sebagai produsen yang bertugas untuk membudidayakan sayuran. PT Saung Mirwan membeli sayuran hasil panen dari petani. PT Saung Mirwan melakukan proses sortasi, pemotongan, pengemasan dan pelabelan, pengepakan hingga pengiriman ke customer. Selain kegiatan tersebut, PT Saung Mirwan juga memberikan penyuluhan kepada para petani mengenai proses budidaya dan juga memberikan evaluasi kepada petani. Struktur organinsasi PT Saung Mirwan sudah mempunyai divisi khusus yang menangani masalah distribusi, sehingga masalah distribusi dapat diatangani dengan baik. Perencanaan dan strategi yang baik dibutuhkan untuk mendukung kegiatan rantai pasokan, sehingga dapat mencapai optimalisasi rantai pasokan.

2. Kesepakatan Kontraktual

Kesepakatan kontraktual yang digunakan oleh PT Saung Mirwan terhadap mitra tani yaitu mitra tani wajib membayar kebutuhan bibit sesuai dengan luas lahan, membiayai biaya operasional, menyediakan tenaga kerja yang dibutuhkan, mengikuti petunjuk dari penyuluh lapangan serta teknik budidaya, mengikuti program tanam dan panen yang ditentukan pihak perusahaan, menjual semua hasil panen produksi yang memenuhi standar kualitas yang ditentukan. Sedangkan kesepakatan antara mitra tani terhadap PT Saung Mirwan adalah membantu teknik budidaya, membeli semua produk yang dihasilkan oleh pihak kedua yang memenuhi standar kualitas. Kesepakatan kontraktual antara PT Saung Mirwan dengan ritel dan industri yaitu berupa bentuk kesepakatan pembayaran dan kualitas komoditas yang sesuai dengan pesanan. Sistem pembayaran yang dilakukan oleh pihak customer yaitu dengan cara membayar kepada pihak PT Saung Mirwan setelah satu bulan produk dikirimkan untuk customer ritel dan dua minggu untuk customer industri.

3. Sistem Transaksi

Petani dengan lokasi lahan yang tidak jauh dari perusahaan, mereka mengirimkan sendiri hasil panen ke perusahaan. Perusahaan akan melakukan kegiatan pasca panen terhadap produk yang telah dikrim oleh petani. Pembayaran hasil panen dilakukan dua minggu setelah hasil panen dikirim ke perusahaan. Apabila akan terjadi perubahan harga, perusahaan akan menginformasikan kepada mitra tani satu minggu sebelum harga ditetapkan. Pendapatan petani yang didapatkan dari PT Saung Mirwan berasal dari jumlah produk dikalikan dengan harga, kemudian dikurangi dengan bibit yang harus dibayar ke perusahaan. Pembayaran oleh customer ritel dan industri dilakukan satu bulan dan dua minggu setelah komoditas diterima. Pembayaran dilakukan melalui transfer melalui rekening bank.

4. Kemitraan

Permintaan sayuran pada PT Saung Mirwan semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Hal tersebut menyebabkan PT Saung Mirwan tidak bisa memproduksi sayuran dalam jumlah yang besar sendiri. Oleh karena itu, strategi yang dilakukan oleh PT Saung Mirwan untuk mengatasi hal tersebut yaitu melakukan kerjsama dengan petani yang lebih dikenal dengan kemitraan dengan petani. Syarat keberhasilan dalam suatu sistem jaringan kemitraan antara lain yaitu : saling menguntungkan, saling membutuhkan, jujur, dan keterbukaan. Kemitraan yang dilakukan oleh PT Saung Mirwan meliputi transfer ilmu dan pengalaman untuk kemajuan bidang pertanian khususnya mengenai budidaya sayuran baik budidaya secara hidroponik maupun non hidroponik. Perusahaan mempunyai divisi Kemitraan yang mengatur mekanisme untuk bergabung menjadi mitra di perusahaan. Mekanisme tersebut meliputi pengisian formulir perjanjian kemitraan dan menyerahakan Kartu Tanda Penduduk KTP. Terdapat perjanjian dalam proses kemitraan antara PT Saung Mirwan dengan mitra tani. Surat perjanjian berisi pasal dan identitas kedua belah pihak yang bermitra. Surat perjanjian berisi pasal yang memuat luas areal tanam petani dan lokasi atau daerah penanaman. Standar kualitas tinggi diterapkan ketika produk melimpah, tetapi standar kualitas yang lebih rendah dapat diterapkan saat terjadi kekurangan produk. Perjanjian kemitraan berlaku untuk waktu yang tidak terbatas. Mitra tani yang dianggap aktif adalah mitra yang sedang berproduksi dalam periode tertentu. Kemitraan dapat berakhir sewaktu-waktu ketika terjadi masalah atau atas keinginan dari petani sendiri untuk mengundurkan diri dari program kemitraan. Petani yang sudah resmi menjadi mitra akan melakukan penananman dan diwajibkan melakukan pendaftaran ulang kepada Manajer Kemitraan. Manfaat yang didapat dari sistem kemitraan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Manfaat yang didapat dari sistem kemitraan No Manfaat untuk perusahaan Manfaat untuk petani 1. Pendelegasian proses produksi Terkonsentrasi hanya pada bidang produksi 2. Investasi pada lahan berkurang Menjadi spesialis dalam beberapa produk tertentu 3. Keamanan produk di lahan Produk akan dibeli oleh prusahaan 4. Risiko usaha terbagi Tidak terbebani masalah pemasaran dan pengangkutan 5. Terbebas dari konflik isu perburuhan Pertumbuhan usaha cepat 6. Merubah pesaing menjadi mitra Fluktuasi harga bukan merupakan masalah Alokasi penanaman diprioritaskan untuk petani yang selalu berhasil dalam budidaya. Petani yang telah disetujui melakukan penanaman akan diberikan bibit sesuai permintaan petani. Petani dapat melakukan budidaya lebih dari satu komoditas sebagai sistem tumpang sari pemanfaatan lahan. Petani juga dapat mengganti komoditas yang akan ditanam. Kewajiban PT Saung Mirwan dan petani dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kewajiban PT Saung Mirwan dan petani No Kewajiban perusahaan Kewajiban petani 1. Membuat rencana tanam untuk petani mitra Menanam sayuran sesuai program yang telah ditetapkan 2. Memberikan penyuluhan kepada mitra tani Mengikuti dan melaksanakan petunjuk penyuluhan lapangan 3. Membantu menyediakan bibit yang dibutuhkan mitra tani Menjual seluruh hasil panen yang memenuhi standar kualitas, sesuai dengan kesepakatan harga 4. Membuat kesepakatan harga oleh kedua belah pihak Sarana produksi dikembalikan bersamaan dengan hasil panen 5. Semua hasil panen yang memenuhi standar kualitas harus ditampung dan dibeli Permasalahan kemitraan yang sering dihadapi oleh PT Saung Mirwan adalah masalah pembayaran dan spesifikasi hasil panen. Waktu pembayaran yang dilakukan oleh PT Saung Mirwan mengakibatkan petani untuk berhenti menjadi mitra untuk periode penanaman berikutnya. Hal ini dikarenakan petani tersebut tidak mempunyai modal yang cukup untuk melakukan budidaya. Untuk masalah spesifikasi hasil panen kerap kali berbeda persepsi antara PT Saung Mirwan dengan petani. Petani menginginkan semu hasil panennya diterima dengan grade yang tinggi, tetapi PT Saung Mirwan sangat selektif dalam melakukan grade.

4.5 Model Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Sayuran dalam Perspektif Supply