clx
e. Ekspor dan Impor
Sesuai peraturan 3 Oktober 1966 pemerintah telah mengambil serangkaian kebijakan-kebijakan dibidang ekspor, impor dan lalu-lintas devisa. Sasaran
kebijakan adalah mendorong ekspor barang-barang utama dan mendorong ekspor barang lainnya. Kebijakan impor terutama diarahkam kepada penghematan
devisa, memperluas kesempatan kerja dan mendorong produksi. Berikut ini adalah tabel neraca perdagangan tahun 1966-1972.
Tabel 27: Neraca Perdagangan Tahun 1966-1972. dalam jutaan US
Termasuk Tidak Termasuk
Minyak bumi dan hasil-hasil lain-lainnya Tahun Ekspor
Impor Sisa
Ekspor Impor
Sisa 1966
678.7 526.7
+ 152.0 475.1
519.2 - 44.1
1967 665.4
649.2 + 16.2
425.8 636.6
- 210.8 1968
730.7 715.8
+ 14.9 436.1
709.8 - 273.7
1969 853.7
780.8 + 73.0
470.8 769.8
- 299.0 1970
1.160.6 1.001.5 + 159.1
714.3 986.8
- 272.5 1971
1.233.6 1.102.8 + 130.8
755.7 1.082.4 - 326.7
1972 1.777.7 1.561.7
+ 216.0 864.6
1.531.3 - 666.7 Sumber : Statiscal Poket Book Indonesia Tahun 19721973 248
Dari tabel 28 diketahui bahwa ekspor termasuk minyak bumi mengalami kenaikan yang sangat menonjol setelah tahun anggaran 1970. Ekspor diluar
minyak bumi menunjukkan naik turun dari tahun ke tahun. Dari tahun 1967 hingga tahun 1972, tingkat pertumbuhan ekspor berkisar antara 13,2 hingga
15,3 setahun. Jika dilihat menurut jenis barangnya, maka sejak tahun 1967 sampai 1972,
nilai ekspor barang-barang utama kecuali karet, kopi dan biji sawit pada umumnya mengalami kenaikan. Kenaikan yang menyolok diantara barang-barang
ekspor diluar minyak bumi terjadi dalam ekspor kayu, yaitu dari US. . 10,22 juta dalam tahun 1967 menjadi US. . 227,8 juta dalam tahun 1972 atau kenaikan
sebesar 2.133. Naik turunnya nilai ekspor diluar minyak dalam periode tersebut diatas, antara lain disebabkan pula oleh naik turunnya harga barang-barang ekspor
Indonesia dipasaran dunia. www.bappenas.go.idget-file-servernode7136
clxi Perkembangan impor mengalami kecenderungan yang meningkat setelah
tahun anggaran 19701971. Kecenderungan ini terutama berasal dari kenaikan impor diluar minyak bumi yang mengalami kenaikan sebesar 14,6 dam 27,1
dalam tahun 19711972. Jika dilihat menurut golongan barang, maka dari tahun 1967-1972 prosentase impor barang konsumsi senantiasa menurun, sebaliknya
impor bahan baku dan barang modal menunjukkan prosentase yang selalu me- ningkat. Hal ini adalah sejalan dengan gerak pembangunan, dimana kebutuhan
akan bahan baku dan modal selalu meningkat. www.bappenas.go.idget-file-
servernode7136 Tabel 28: Neraca Pembayaran Indonesia tahun 1966-1972
Deskripsi 1966
1967 1968 1969 1970 1971 1972
A.Neraca berjalan -132
-282 -351
-361 -474 -353 -435 1. Barang dagangan
110 9
41 2
53 102
126 2. Jasa
-242 -291
-292 -363 -421 -455 -561
B. Sokongan hibah 28
20 47
28 69
45 51
C. Lalu lintas modal dan emas moneter 126
284 -229
279 315
336 30
1. Sektor bukan monoter 115
275 213
259 271
357 348
Swasta 34
84 26
42 30
131 177
Pemerintah 81
191 191
217 241
226 271
2. Sektor moneter +11
+9 +12
+20 +44 -21
-100 Bank sentral
+11 +9
+12 +20 +44
-21 -100
Bank-bank devisa -
- -
- -
- -
D. Selisih yang tidak diperhitungkan -30
-4 35
20 55
-56 87
Untuk sektor moneter + berarti defisit dan - berarti surplus Sumber : Unit Khusus Museum Bank Indonesia 2005: 195
Dari tabel 29 diketahui bahwa sejak tahun 1966, neraca pembayaran menunjukkan defisit neraca jasa yang selalu besar dari pada surplus neraca
perdagangan. Namun demikian, perekonomian Indonesia telah menunjukkan ciri- ciri ke arah perbaikan, yaitu nilai ekspor yang terus meningkat cukup besar,
kenaikan impor ke tingkat yang lebih stabil sesuai dengan kebutuhan perekonomian Indonesia dan pulihnya aliran modal ke dalam negeri. Tim BI,
2008: 175 Selain itu, penjadwalan kembali utang Indonesia dan pemberian bantuan
luar negeri mencerminkan kepercayaan luar negeri terhadap usaha pemerintah memulihkan ekonomi. Bantuan tersebut berasal dari negara-negara kreditor atau
clxii badan-badan internasional, baik yang tergabung dalam Intergovernmental Group
on Indonesia IGGI ataupun diluar itu seperti Polandia dan Rumania. Dalam tahun 1968, jumlah bantuan luar negeri yang telah disetujui berjumlah US 175,9
juta. Dalam tahun-tahun berikutmya jumlah ini meningkat terus, hingga dalam tahun 19711972 jumlah bantuan luar negeri yang sudah disetujui adalah sebesar
US 646,3 juta. Jika dilihat menurut jenis bantuan luar negeri yang sudah diterima, maka umumnya bantuan tersebut dapat digolongkan dalam empat
bentuk yaitu; bantuan devisa kredit, bantuan pangan, bantuan proyek dan bantuan teknik.
www.bappenas.go.idget-file-servernode7136
f. Investasi