xxxiv negaranya. Negara-negara berkembang harus mencapai suatu tingkat
pendapatan nasional yang logis agar dapat membayar bunga pinjaman sebelumnya serta menyakinkan para kreditor bahwa negara tersebut
adalah negara penghutang yang dapat dipercaya. Diana Conyers, 1991: 115-117.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kebijakan pemerintah di negara berkembang dalam bidang politik, ekonomi dan sosial memang mempunyai
hubungan yang erat, dimana kebijakan politik merupakan bagian-bagian yang terpadu dengan kebijakan ekonomi sedangkan kebijakan sosial sering kali
mengikuti pencapaian pembangunan politik dan ekonomi.
2. Ekonomi Makro
a. Pengertian Ekonomi Makro
Keadaan politik, sosial, dan militer suatu bangsa atau negara sangat tergantung pada keadaan perekonomiannya dan keberhasilan perekonomian
negara itu sendiri terutama diukur dari ekonomi makro. Sejauh mana suatu negara memilih kebijakan-kebijakan ekonomi makro yang tetap, sesuai masalah yang
dihadapi negara tersebut, maka keberhasilan ekonomi makro dapat dirasakan. Menurut Paul A Samuelson dan William D Norhdaus 1991: 77, ekonomi makro
mempelajari keseluruhan kehidupan ekonomi yang meliputi total output, pengangguran dan inflasi, jumlah uang yang beredar serta difisit anggaran
perdagangan internasional dan keuangan. Sedangkan menurut Faried Wijaya 1992: 1-2, ekonomi makro membahas ekonomi secara keseluruhan tentang
kehidupan ekonomi agregatif yang meliputi out put atau produksi total suatu negara, kesempatan kerja, dan pengangguran serta tingkat harga umum. Senada
dengan pendapat diatas, menurut Dr Soediyono Reksoprayitno 1982: 14, ekonomi makro merupakan bagian dari pada ilmu ekonomi yang mengkhususkan
mempelajari mekanisme beberjanya perkonomian secara keseluruhan. Sehingga hubungan-hubungan kausal yang dipelajari merupakan hubungan antar variabel-
veriabel ekonomi agregratif. Variabel-variabel ekonomi agregratif tersebut antara
xxxv lain: tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran
konsumsi rumah tangga, saving, investasi nasional, jumlah uang yang beredar, tingkat bunga, neraca pembayaran internasional, stok kapital nasional, hutang
pemerintah. Sadono Sukirno 1985: 14, menjelaskan bahwa ekonomi makro
membahas keadaan keseluruhan dari kegiatan sesuatau perekonomian, dan bukan bagian-bagian kecil dari ekonomi. Artinya ekonomi makro tidak membahas
tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan seorang produsen, seorang konsumen atau seorang pemilik faktor produksi. Selain itu, ekonomi makro dititikberatkan
kepada akibat dari keseluruhan tindakan para konsumen, para pengusaha, pemerintah dan kegiatan perdagangan luar negeri secara keseluruhan. Dalam
ekonomi makro tingkat kegiatan ekonomi negara tergantung kepada berbagai pengeluaran golongan masyarakat pada waktu itu. Pengeluaran-pengeluaran itu
meliputi: pengeluaran rumahtangga, pengeluaran pengusaha, pengeluaran pemerintah dan ekspor ke negara-negara lain.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan ekonomi makro adalah usaha yang dilakukan oleh Pemerintah untuk mengatur, mempengaruhi dan
menetapkan kegiatan ekonomi sebagai keseluruhan kehidupan ekonomi agregatif di dalam suatu negara.
b. Tujuan Kebijakan Ekonomi Makro