lv kebijakan moneter, akan tergantung pada keadaan pasar uang dan
modal dimana terdapat berbagai macam saham baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
4 Perimbangan antara penawaran dan permintaan uang.
Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan uang. tercermin dalam tingkat harga. Kekurangan uang akan menghambat
pertumbuhan sedang kelebihan akan menghanyutkan ke inflasi. Karena itu kenaikan persediaan uang harus lebih dari sekedar proposional
dengan kenaikan permintaannya, agar terhindar dari bahaya inflasi. Otoritas moneter harus mengendalikan penggunaan uang dan kredit
agar tingkat harga tercegah dari kenaikan tanpa berpengaruh buruk pada investasi dan produksi.
5 Pengendalian kredit.
Pengendalian kredit secara kualitatif di negara sedang berkembang lebih efektif daripada kuantitaif dalam mempengaruhi
alokasi kredit dan pola investasi. Pengendalian kredit selektif lebih tepat untuk mengendalikan dan membatasi fasilitas kredit untuk tujuan
tidak produktif. Tindakan ini bermanfaat dalam mengendalikan tindakan spekulatif di bidang bahan makanan dan bahan mentah,
mengurangi permintaan impor.
4. Sistem Ekonomi
a. Pengertian Sistem Ekonomi
Menurut Soetrisno 1992: 133, sistem ekonomi adalah keseluruhan lembaga dan faktor-faktor meta-ekonomi yang mendukungnya yang digunakan
dalam suatu negara dalam mengolah sumber-sumber ekonomi. Gregory Grossman 2004:19, berpendapat bahwa sistem ekonomi adalah keseluruhan komponen
unit ekonomi dan agen ekonomi tidak hanya saling berkaitan tetapi juga saling mempengaruhi sedemikian rupa dengan suatu tingkat konsistensi dan keeratan
yang pasti. Artinya sistem ekonomi harus menyesuaikan diri dengan kekacauan dan menyesuaian dengan kondisi yang berubah dalam suatu negara.
lvi
b. Macam-Macam Sistem Ekonomi
Menurut Gregory Grossman 2004: 28 untuk membedakan sistem ekonomi suatu negara dapat dilihat dari dua segi yaitu mekanisme koordinasi yang
berlaku dan pemilikan kekayaan produktif yang berlaku. Dari segi mekanisme koordinasi yang berlaku dibedakan menjadi tiga yaitu sistem ekonomi tradisional,
sistem ekonomi pasar, sistem ekonomi komando. Sedangkan dari segi pemilikan kekayaan produktif yang berlaku dibedakan menjadi tiga yaitu sistem ekonomi
kapitalisme, sistem ekonomi sosialisme, dan sistem ekonomi campuran. 1.
Sistem Ekonomi Kapitalis Sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem ekonomi dimana
sebagian besar barang-barang kapital man made seperti pabrik, alat-alat pengangkutan, dan alat-alat produksi lainnya, dan man nature seperti
tanah, sumber mineral, dan bahan tambang dimiliki swasta, proses produksinya juga ditangan swasta serta motivasi kegiatan ekonomi
terutama adalah mencapai laba sebesar-besarnya bagi pemiliknya Soetrisno, 1992: 187
Menurut Gregory Grossman yang dikutip oleh Soetrisno 1992: 188 menyatakan bahwa unsur-unsur kapitalisme antara lain: a setiap
manusia baik sebagai produsen maupun konsumen dianggap sebagai ekonomi oikonomikus; b pengakuan atas hak milik pribadi; c
pengakuan terhadap kebebasan dan hak-hak asasi manusia secara formal-politis-yuridis; d kedaulatan konsumsi dan kebebasan
konsumen; e sistem pasar dan persaingan bebas; f motif mencari laba. Unsur-unsur ekonomi tersebut dilatarbelakangi oleh kekuatan
falsafah liberalisme, rasionalisme atau intelektualisme, individualisme, dan materialisme yang mempunyai kaitan erat dengan falsafah hukum
alam serta ajaran humanisme. Soetrisno, 1992: 188 Pada sistem ekonomi kapitalis penyerahan hak kepemilikan
privat diyakini akan memandu setiap pelaku ekonomi memperoleh efisiensi ekonomi karena setiap individu memperoleh kebebasan yang
sebebas-bebasnya sehingga memungkinkan setiap individu memperoleh kemajuan yang secapat-cepatnya sesuai dengan kemauan, bakat dan
profit. Soetrisno, 1992: 192 Walaupun begitu, kepemilikan privat
lvii tidak menciptakan kesejahteraan sosial. Sebab, individu yang tidak
dapat memiliki property right akan sukar menikmatinya. Bila hal tersebut terjadi, keuntungan kesejahteraan ekonomi hanya dinikmati
segelitir orang yang memiliki hak kepemilikan. Ahmad Erani Yustika, 2006: 170,
2. Sistem Ekonomi Sosialisme
Sistem ekonomi sosialisme adalah suatu sistem ekonomi dimana sebagian besar barang-barang kapital dikuasai oleh negara atau
masyarakat keseluruhan bukan perorangan dan bukan untuk mengejar laba yang sebesar-besarnya. Soetrisno, 1992: 196 Falsafah yang
mendukungnya adalah sosialisme yang mempunyai kaitan erat dengan kolektivisme, organisme, universalisme, negatifnya adalah totalitarisme,
komunisme, etatisme. Adapun unsur-unsur ekonomi yang inheren dengan sistem
ekonomi sosialisme antara lain a pemilikan negara atas barang-barang kapital; b production for needs; c economic planning. Soetrisno,
1992: 197 Pada sistem ekonomi sosialisme penyerahan hak kepemilikan
ditangan negara akan mencegah praktik eksploitasi terhadap buruh dan konsentrasi megaprofit kepada sedikit elit bisnis. Dengan begitu,
penyediaan kebutuhan dasar manusia secara struktural juga lebih feksibel dibawah sosialisme karena produksi tidak hanya ditujukan
untuk merahih keuntungan swasta tetapi juga keadilan dan pemerataan ekonomi. Ahmad Erani Yustika, 2006: 171, Namun, dalam ekonomi
sosialisme sering terjadi berbagai masalah yaitu terbatasnya jumlah dan kualitas barang-barang konsumsi karena target oriented dalam arti asal
mencapai target dan kurang memperhatikan kualitas, birokrasinya kaku dan inisiatif perorangan kurang dihargai. Soetrisno, 1992: 203
3. Sistem Ekonomi Campuran
Dalam posisi yang saling bertentangan antara kapitalisme dan sosialisme, dimana keduanya memiliki efek negatif terhadap pencapaian
ekonomi. Sistem ekonomi campuran lahir dengan berbagai sebutan seperti welfare state, social maket economic, dan lan-lain.
lviii Ahmad Erani Yustika 2006: 168, menjelaskan bahwa sistem
ekonomi campuran mengambil hal-hal yang terbaik dari sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme. Integrasi diantara keduanya dipandang dari
hak kepemilikan yaitu 1 hak kepemilikan dimiliki oleh sektor privat sepanjang itu dapat memberikan insentif ekonomy yang lebih baik bagi
pelakunya; 2 kepemilikan harus diserahkan kepada negera jika pasar tidak reponsif terhadap tujuan sosial keadilan sosial dan pemerataan
pendapatan.
B. Kerangka Berpikir
Dampak Ekonomi Kebijakan Pemerintahan
Orde Lama Inflasi
Kebijakan Moneter Kebijakan Pemerintah
Pemerintahan Orde Baru Ekspansi Moneter
Ekspansi Moneter Swasta
Dampak Politik Ekonomi Makro
Ekonomi Hankam
Politik Sosial
Budaya