Legitimasi Kekuasan dengan Pembangunan Ekonomi

clxiv Salah satu penyebab terjadinya pengangguran adalah pendidikan massal yang dilakukan pemerintah. Lulusan SMA dan pengguruan tinggi semakin banyak, namun tidak dapat menemukan pekerjaan yang pantas atau pekerjaan yang ada tidak disukai oleh anak muda terdidik tersebut. Ahli ekonomi memperkirakan bahwa pada awal 1969 di Jawa saja terdapat 3 sampai 4 juta orang penganggur dan 15 juta orang setengah menganggur. Persoalan diperburuk oleh penutupan usaha dan kebangkrutan sektor swasta serta penanaman modal asing yang tidak banyak menolong dalam memberikan pekerjaan. Mohtar Mas’oed1, 1989: 114-116.

2. Politik

a. Legitimasi Kekuasan dengan Pembangunan Ekonomi

Berakhirnya kekuasaan Presiden Soekarno antara tahun 1966-1967 telah membuka peluang yang besar kepada Angkatan Darat, yang sekarang memiliki memiliki peluang yang besar dalam pemerintahan Orde Baru. Peluang itu mulai muncul ketika Presiden Soekarno dipaksa memindahkan kekuasaan eksekutifnya kepada tiga serangkai yang terdiri dari Jenderal Soeharto, Sultan Hamengkubuwono IX dan Adam Malik. Walaupun Soekarno tetap sebagai Presiden, namun sebenarnya kekuasaan telah hilang dari tangannya. H.W. Arndt. 1994, 86 Di satu pihak, pemerintah baru harus menghadapi kekacauan politik dan ekonomi. Di pihak yang lain, militer masih belum mempunyai legitimasi untuk berperan dalam kegiatan politik dan ekonomi, sementara Jenderal Soeharto masih merupakan seorang jenderal yang belum begitu dikenal dan belum mendapatkan dukungan, baik dari militer dan masyarakat. Tantangan besar inilah yang harus dijalankan untuk memperoleh keabsahan legitimasi, ketika kekuatan Orde Lama masih sangalah kuat. Pemerintah baru tersebut menggunakan pembangunan ekonomi untuk memperkokoh legitimasinya, karena hal tersebut mempunyai daya tarik yang kuat bagi semua orang yang telah lama menderita akibat kemerosotan ekonomi yang tercermin dalam hiperinflasi, menipisnya cadangan devisa, defisit anggaran belanja, utang luar negeri, langkanya barang konsumsi dan bentuk clxv kemerosotan ekonomi lainnya. Pembangunan ekonomi akan menarik simpati para pegawai di semua tingkat, kaum buruh, petani kecil dan pedagang kecil. Selain itu pembangunan ekonomi juga mempunyai daya tarik yang besar bagi anggota- anggota militer yang mengelola perusahaan-perusahaan negara, yakni perusahaan- perusahaan yang dulu milik Eropa yang telah dinasionalisasi pada 1957. Muhaimin Yahya. 1991, 119 Menurut Mohtar Mas’oed 1989: 198, upaya menghadapi tantangan tersebut pemerintah baru menghadapi dua kendala. Pertama, sikap Jenderal Soeharto yang mementingkan soal legitimasi tindakan Orde Baru dalam melawan kekuatan Orde Lama, terutama karena Presiden Soekarno masih tetap berpengaruh dan masih mempunyai pendukung setia. Kedua, Jenderal Soeharto untuk menciptakan strategi melawan kekuatan Orde Lama tanpa resiko perang saudara. Jenderal Soeharto mengandalkan cara-cara tidak langsung yaitu mencari legitimasi rakyat melalui program pembangunan ekonomi. Tindakan yang diambil yaitu memberikan berbagai “kepuasan materiil” dalam bentuk kebutuhan barang konsumsi pokok yang terdiri sandang-pangan dan perbaikan ekonomi masyarakat. Dengan begitu dapat merebut dukungan masyarakat terhadap pemerintahan baru.

b. Birokrasi Sipil yang Terkendali