xxiii Sedangkan Samuel Edward Finex 1992: 23 menyatakan istilah
goverment yang sering diartikan pemerintah atau pemerintahan paling sedikit memiliki empat arti yaitu sebagai berikut: 1 menunjukkan kegiatan atau proses
memerintah yaitu melaksanakan kontrol atas pihak lain; 2 menunjukkan masalah-masalah hal ihwal negara didalamnya ada kegiatan atau proses; 3
menunjukkan orang-orang yang dibebani tugas-tugas untuk memerintah; 4 menunjukkan cara, metode untuk memerintah suatu masyarakat tertentu. Dari
difinisi Finex tersebut, tampak bahwa dia mengakui ada pemerintah dan pemerintahan dalam arti luas. Pengertian pemerintahan dalam arti sempit menurut
tata hukum negara positif Indonesia terdiri dari presiden, wakil presiden, dan menteri-menterinya. Hal ini berlaku bagi negara-negara pada umumnya, baik yang
menganut pemerintahan presidensiil maupun yang menganut pemerintahan parlementer, akan tetapi yang maksud dengan pemerintahan dalam arti sempit
adalah perdana menteri dengan kabinetnya. Dari pendapat diatas dapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana melaksanakan kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif serta koordinasi badan-badan tersebut untuk
mencapai tujuan nasional dalam berbagai permasalahan-permasalahan yang dihadapi suatu negara.
b. Pengertian Kebijakan
Menurut Arief Budiman 2002: 89, menyatakan bahwa kebijakan merupakan keputusan-keputusan publik yang diambil oleh negara dan
dilaksanakan oleh aparat birokrasi. Kebijakan ini tentunya merupakan sebuah proses politik yang kompleks. Prosesnya meliputi tujuan-tujuan negara dan cara
pengambilan keputusannya, orang-orang atau kelompok-kelompok yang dilibatkan dan bagaimana kebijakan ini dilaksanakan oleh aparat birokrasi.
Menurut Miriam Budiardjo dan Tri Pujiastuti 1996: 229, menyatakan bahwa kebijakan policy merupakan hasil dari suatu keputusan setelah melalui pemilihan
alternatif yang tersedia dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif. Dengan demikian kebijakan akan
xxiv menyangkut dua aspek besar yaitu proses pelaksanaan serta dampak dari
pelaksanaan keputusan itu. Menurut William I. Jenkins dalam Solichin Abdul Wahab 1990: 22 kebijakan adalah seperangkat keputusan yang saling
berhubungan yang diambil oleh seorang atau sekelompok aktor politik berkenaan dengan pemilihan tujuan dan sarana pencapaiannya dalam suatu situasi khusus
dimana keputusan-keputusan itu seharusnya, secara prinsip, berada dalam kekuasaan para aktor tersebut untuk pencapaiannya.
Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan adalah seperangkat keputusan yang dibuat oleh suatu negara demi mencapai cita-
cita masyarakatnya yang pelaksanaannya dilakukan oleh aparat birokrasi atau aktor yang berkepentingan di dalamnya untuk menangani permasalahan yang
timbul.
c. Kebijakan Pemerintah
Menurut C.F. Strong yang dikutip oleh S. Pamudji 23-24 bahwa Pemerintah mempunyai hak, tanggung jawab dan wewenang dalam mengatur
kehidupan negara. Pemerintah mempunyai hak untuk melaksanakan kekuasaan berdaulat atau tertinggi oleh karena itu pemerintah diberi tanggung jawab untuk
pemeliharaan perdamaian dan keamanan negara, dari dalam dan luar negeri. Untuk melaksanakan hal tersebut pemerintah harus memiliki 1 kekuasaan militer
atau pengawasan atas keamanan negara; 2 kekuasaan legislatif atau pembuatan hukum atau keputusan; 3 kekuasaan keuangan, yaitu kesanggupan memunggut
uang yang cukup untuk mempertahankan negara dan menegakkan hukum yang dibuat oleh negara. Oleh karena itu, wewenang pemerintah dalam hal ini
diwujudkan dalam bentuk pembuatan kebijakan pemerintah ataupun peraturan pemerintah.
Menurut Robert P Clark 1989: 83, Kebijakan Pemerintah yang dimaksud adalah kebijakan untuk mewujudkan dan mengarahkan proses
modernisasi dimana harus diperlihatkan sifat dari kultur politik, interaksi antara kegiatan mental yang berbeda-beda tingkatannya dan sifat penggerak perubahan
sosial untuk mencapai cita-cita, tujuan, prinsip, dalam usaha mencapai sasaran
xxv yang diinginkan, sedangkan menurut Hochman dan Person yang dikutip dari Jan
Erik Lane dan Staven Ersson 1994: 2-3, Kebijakan Pemerintah artinya negara atau Pemerintah pada akhirnya mampu mengusahakan redistribusi pendapatan dan
kemakmuran melalui instrumen anggaran, jadi Pemerintah yang mampu mengambil sebagian kekayaan dari pihak yang berlebih melalui pajak dan
membaginya kepada kelompok sosial yang kekurangan melalui progam-program tunjangan bahkan kesejahteraan sosial.
Menurut Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustopadidjaya 1988: 111, Kebijakan Pemerintah Government Policy adalah setiap keputusan yang
dilakukan oleh Pejabat PemerintahNegara atas nama instansi yang dipimpinanya Presiden, Menteri, Gubernur, Sekjen, Dirjen dan sebagainya dalam rangka
melaksanakan fungsi umum pemerintahan tertentu atau mencapai tujuan tertentu; atau dalam rangka melaksanakan produk-produk keputusan atau peraturan
perundangan yang telah ditetapkan, dan lazimnya dituangkan dalam bentuk aturan perundangan tertentu atau bentuk keputusan formal tertentu.
d. Pola Kepemimpinan Dalam Pembuatan Kebijakan