liv
f. Penyelesaian Kebijakan Moneter Negara Sedang Berkembang
Menurut M. L. Jhingan 1994: 463-470 berdasarkan permasalahan diatas, maka kebijakan moneter yang diambil sebagai berikut:
1 Pendirian dan perluasan lembaga keuangan.
a. Cabang dan unit perbankan harus diperluas sampai ke daerah
pedesaan agar dapat menyediakan kredit kepada para petani, pengusaha, dan para pedagang kecil.
b. Bank Sentral harus memainkan peranan dominan di dalam
menyusun kebijakan moneter suatu negara. c.
Bank Sentral bertindak sebagai pengawal pasar uang dengan mengendalikan bank-bank komersial.
2 Kebijakan suku bunga.
a Tingkat suku bunga rendah adalah syarat penting untuk mendorong
investasi swasta di bidang pertanian dan industri. Karena para pengusaha di negara berkembang tidak begitu makmur dengan
tabungan yang ditarik dari keuntungan usaha, mereka harus meminjam dari bank atau pasar modal demi kepentingan investasi
dan hanya akan dilakukan bila tingkat suku bunga rendah. b
Dari sudut pandang investor asing, tersedianya suku bunga murah sebagai “dana pelengkap” akan merangsang investasi swasta asing.
Kebijakan suku bunga murah merangsang peminjaman dan investasi untuk tujuan spekultif. Oleh karena itu, Bank Sentral
harus mengambil kebijakan suku bunga diskriminatif, mengenakan suku bunga yang tinggi pada pinjaman tidak penting dan tidak
produktif dan suku bunga yang rendah pada pinjaman yang produktif.
c Kebijakan suku bunga rendah harus dibarengi dengan pengendalian
sektor fisik secara ketat. Karena tingkat harga yang stabil merupakan syarat esensial bagi kebijakan suku bunga rendah.
3 Manajemen utang.
Usaha mempertahankan suku bunga yang rendah juga diperlukan untuk meminimasi biaya pelayanan utang nasional. Oleh
karena itu, suksesnya manajeman utang sebagai suatu instrumen
lv kebijakan moneter, akan tergantung pada keadaan pasar uang dan
modal dimana terdapat berbagai macam saham baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
4 Perimbangan antara penawaran dan permintaan uang.
Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan uang. tercermin dalam tingkat harga. Kekurangan uang akan menghambat
pertumbuhan sedang kelebihan akan menghanyutkan ke inflasi. Karena itu kenaikan persediaan uang harus lebih dari sekedar proposional
dengan kenaikan permintaannya, agar terhindar dari bahaya inflasi. Otoritas moneter harus mengendalikan penggunaan uang dan kredit
agar tingkat harga tercegah dari kenaikan tanpa berpengaruh buruk pada investasi dan produksi.
5 Pengendalian kredit.
Pengendalian kredit secara kualitatif di negara sedang berkembang lebih efektif daripada kuantitaif dalam mempengaruhi
alokasi kredit dan pola investasi. Pengendalian kredit selektif lebih tepat untuk mengendalikan dan membatasi fasilitas kredit untuk tujuan
tidak produktif. Tindakan ini bermanfaat dalam mengendalikan tindakan spekulatif di bidang bahan makanan dan bahan mentah,
mengurangi permintaan impor.
4. Sistem Ekonomi