Jumlah Uang Beredar Bidang Ekonomi

cxlviii 39,3 , tahun 1968, 6 tahun 1969 serta 2,4 dan 4,8 untuk tahun 1970 dan 1971. Kenaikan indeks 9 bahan pokok yang agak besar terjadi pada tahun 1972 yaitu sebesar 58,5 terutama disebabkan karena adanya kenaikan harga beras dalam bulan-bulan Oktober, Nopember dan Desember, sedangkan indeks bahan- bahan seperti gula pasir, garam, minyak tanah, sabun. cuci, tekstil dan batik adalah relatif stabil.

b. Jumlah Uang Beredar

Perkembangan jumlah uang beredar dari tahun 1966–1972 dapat dilihat pada tabel 16. Jumlah uang beredar pada akhir tahun 1966 baru sebesar Rp. 22,3 milyar dan kemudian menjadi Rp. 470,8 milyar pada akhir tahun 1972. Hal ini berarti bahwa dalam jangka waktu 6 tahun jumlah uang beredar telah meningkat sekitar 23 kali lebih besar. Walaupun demikian kenaikan ini tidaklah menyebabkan naiknya laju inflasi. Ternyata laju inflasi dalam periode yang sama makin lama makin mengecil Lihat tabel 17. Secara absolut kenaikan jumlah uang beredar dalam periode tersebut makin lama makin bertambah besar, yaitu dari Rp. 19,6 milyar dalam tahun 1966 menjadi Rp. 158,0 milyar dalam tahun 1972. Akan tetapi persentase kenaikannya dari tahun ke tahun relatip berkurang. Persentase kenaikan jumlah uang beredar dalam tahun 1966 adalah sebesar 763,5, kemudian menurun menjadi 130,9; 121,2; 57,9; 34,0; 30,0 dan 49,9, masing-masing untuk tahun 1967, 1968, 1969, 1970, 1971 dan 1972. Berikut ini tabel jumlah uang beredar tahun 1966-1972. Tabel 16: Jumlah Uang Beredar Tahun 1966-1972 dalam milyar rupiah Tahun Jumlah Uang Kartal Uang Giral Mutasi Persantase 1996 22,3 14,4 7,9 + 19,6 763,5 1967 51,5 34,1 17,4 + 29,2 130,9 1968 113,9 74,7 39,2 + 62,4 121,2 1969 179,9 114,2 65,7 + 66,0 57,9 1970 241,1 152,8 88,3 + 61,2 34,0 1971 312,5 195,4 117,1 + 71,4 30,0 1972 470,8 269,5 210,8 + 158,0 49,9 Sumber : Statiscal Poket Book Indonesia Tahun 19721973 378 cxlix Dalam tahun 1972 terjadi sedikit kegoncangan dibidang stabilitas harga, yaitu ketika harga beras naik sebagai akibat musim kemarau yang panjang dan kurangnya persediaan beras impor. Akibatnya, laju inflasi dalam tahun tersebut kembali naik lagi sehingga mancapai 25,7 setahun, namun masih pada tingkat yang masih aman. Patmnono SK, 1998: 99 Menurut Anne Booth Peter McCawley 1981: 155-157 Keberhasilan dalam menekan laju inflasi tersebut ada hubungannya antara jumlah uang yang beredar dengan dan tingkat harga. Hal ini dapat dijelaskan, pada masa sebelum tahun 1966 masyarakat mengharapkan inflasi yang makin parah, dan setiap orang berusaha menekan saldo uang riil yang dipegang serendah mungkin, berarti harga-harga didorong naik cepat dari pada laju pertumbuhan jumlah uang yang beredar. Sebaliknya, setelah tahun 1966 masyarakat menunjukkan keinginan memegang saldo uang riil dalam jumlah besar sehingga pemerintah dapat meningkatkan jumlah uang tanpa diikuti kenaikan harga-harga. Kenaikan jumlah uang yang beredar yang dibarengi dengan kenaikan permintaan uang mengakibatkan kenaikan harga yang kecil dari pada kenaikan jumlah uang yang beredar. Pemerintah berhasil melakukan pergeseran tersebut tanpa menimbulkan inflasi, karena masyarakat memang menghendaki memegang saldo kas riil. Berikut ini adalah tabel perbandingan jumlah uang Yang beredar dan tingkat harga tahun 1966-1972 Tabel 17: Jumlah Uang Yang Beredar dan Tingkat Harga Tahun 1966-1972 Tahun Tingkat Kenaikan harga Tingkat Pertambahan Jumlah Uang Yang Beredar 1966 650,0 763,5 1967 120,0 130;9 1968 85,0 121,2 1969 9,9 57,9 19691970 10,6 60,9 1970 8,8 34,0 19701971 7,8 28,2 1971 2,5 30,0 19711972 0,9 30,0 1972 25,7 49,9 Sumber : Anne Booth Peter Mc Cawley 198: 142 cl Apabila prosentase kenaikan jumlah uang beredar dibandingkan dengan prosentase kenaikan harga, maka ternyata selama periode 1966-1972 keduanya memperlihatkan arah yang menurun. Tapi turunnya prosentase kenaikan harga adalah lebih cepat dari turunnya prosentase pertambahan jumlah uang beredar. Hal ini adalah mungkin, apabila tingkat perputaran uang menjadi lebih lamban dan keadaan ini sekaligus mencerminkan semakin bertambah besarnya kepercayaan masyarakat terhadap uang rupiah dan lembaga perbankan. Di lain pihak prosentase uang giral sebagai komponen jumlah uang beredar makin lama makin membesar. Dalam tahun 1966 prosentase tersebut baru berjumlah 30, kemudian meningkat menjadi 42 dalam tahun 1972. Sejalan dengan ini, dapat pula dilihat bahwa sebagian besar dari pertambahan jumlah uang beredar adalah berasal dari sektor kegiatan perusahaan dan tidak lagi berasal dari sektor Pemerintah seperti sebelum tahun 1966. www.bappenas.go.idget-file- servernode7136 Pertambahan jumlah uang beredar yang relatif pesat dalam periode tersebut, adalah sebagai akibat dari perubahan – perubahan yang terjadi pada sektor-sektor luar negeri, Pemerintah, kredit, deposito dan sektor lain-lain. Disektor Pemerintah kebijakan yang dijalankan adalah jelas, yaitu anggaran belanja yang seimbang. Akibatnya dalam masa stabilisasi dan rehabilitasi serta pelaksanaan REPELITA I, sebab utama kenaikan jumlah uang beredar tidak lagi berasal dari sektor Pemerintah tetapi terutama berasal dari sektor kegiatan perusahaan. Berikut ini adalah tabel sebab-sebab perubahan jumlah uang beredar 1966-1972. Tabel 18: Sebab-Sebab Perubahan Jumlah Uang Beredar, 1968 - 19711972 dalam milyar rupiah 1968 19691970 19701971 19711972 Jumlah I II III IV 19711972 Aktiva luar negeri + 6,0 - 7,0 - 4,7 -20,8 +10,6 + 5,2 +16,2 + 61,2 Tagihan pada Pemerintah + 2,9 - 10,6 - 21,7 + 2,9 -12,6 +17,2 + 3,5 + 11,0 Kredit Pengadaan Pangan + 21,2 + 27,4 - 11,5 + 8,7 + 2,0 - 2,1 - 1,1 + 7,5 Dics + 3,8 + 6,6 + 5,4 + 1,2 + 0,9 + - 0,9 +2,1 + 5,1 Tagihan Per.swasta negara +39,7 +112,5 +139,8 +18,8 +52,2 +12,4 +41,0 +124,4 Lain-lain - 0,l - 21,6 - 8,1 +26,8 -24,0 - 7,7 -41,5 - 46,4 Jumlah uang beredar +62,4 + 79,8 + 59,4 +21,4 +12,5 + 8,5 +38,6 + 81,0 Deposito +11,1 + 27,3 + 39,8 +16,2 +16,6 +17,4 +31,6 + 81,8 Angka perbaikan. Sumber : www.bappenas.go.idget-file-servernode7115 cli Dari tabel 18 diketahui bahwa pada tahun 1968 kegiatan sektor Pemerintah telah mengakibatkan bertambahnya jumlah uang beredar dengan Rp. 2,9 milyar. Kemudian dalam tahun 19691970 dan 1970197 kegiatan sektor ini telah mengakibatkan berkurangnya jumlah uang beredar masing–masing sebesar Rp. 10,6 milyar dan Rp.21,7 milyar. Dalam tahun berikutnya 19711972 sektor ini kembali mengakibatkan bertambahnya jumlah uang beredar dengan Rp 11,0 milyar. Selanjutnya kredit pengadaan pangan untuk tahun-tahun 1968, 19691970, 19701971 dan 19711972 telah mengakibatkan perubahan jumlah uang beredar dengan masing–masing + Rp. 21,2 milyar, + Rp. 27,4 milyar,- Rp. 11;5, milyar dan + Rp . 7,5 milyar. Perubahan yang terjadi dalam sektor ini adalah seirama dengan program pengadaan pangan dalam rangka mempertahankan stabilitas harga. Tagihan kepada Perusahaan Negara dan Swasta merupakan sektor utama yang menyebabkan bertambahnya jumlah uang beredar selama periode 1968 - 1972. Dari tahun ke tahun penambahan jumlah uang beredar yang berasal dari sektor ini selalu meningkat, yaitu dari Rp. 39,7 milyar dalam tahun 1968 menjadi Rp. 112,5 milyar, Rp. 139,8 milyar dan Rp. 124,4 milyar dalam tahun - tahun 19691970, 1970 1971 dan 19711972. Penambahaan jumlah uang beredar sebagai akibat dari peningkatan kredit ini adalah lebih menguntungkan dari pada penambahan jumlah uang beredar karena defisit Anggaran Belanja Negara, karena pemberian kredit kepada perusahaan-perusahaan pada gilirannya akan meningkatkan produksi dan akhirnya turut memperlambat laju inflasi.

c. Perkreditan