Keterkaitan Kebijakan moneter dengan kebijakan makro lainnya Permasalahan Kebijakan Moneter Negara Berkembang

li Dari pendapat di atas kebijakan moneter yang dilakukan otoritas moneter dengan melihat kondisi negara berkembang yang umumnya jumlah uang yang beredar terlalu banyak, kurangnya modal, terbatasnya pendapatan pemerintah, ketidakstabilan harga, naik turunnya harga-harga ekspor. Untuk itu perlu kebijakan moneter yang sesuai dengan keadaan ekonomi pada waktu tersebut. Pada akhirnya kebijakan moneter untuk mempercepat proses pembangunan dengan mengembangkan perbankan yang efektif dan efisien. Dimana pembangunan ekonomi memerlukan modal, dan modal tersebut antara lain dari masyarakat. Perbankan dapat mendorong masyarakat untuk melakukan tabungan di dalam perbankan dan selanjutnya mengalirkan kepada para pengusaha.

d. Keterkaitan Kebijakan moneter dengan kebijakan makro lainnya

Dalam suatu perekonomian suatu negara, kebijakan moneter merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan kebijakan-kebijakan makro pemerintah lainnyam seperti kebijakan fiskal, kebijkan ekonomi luar negeri dan kebijakan sektor riil lainnya. Sehingga kebijakan moneter yang ditempuh haruslah memiliki keterkaitan dan mendukung sasaran dan tujuan dari kebijakan ekonomi makro lainnya, sehingga secara bersama dapat memberikan dampak yang positif bagi kesejahteraan rakyat. Dengan dukungan berbagai kebijakan ekonomi makro lainnya tersebut, kebijakan moneter yang dijalankan pemerintah akan dapat mencapai sasaran dan dapat diminimalkan dampak negatifnya. Oleh karena itu diperlukan sebuah ramuan dari berbagai kebijakan moneter dan kebijakan ekonomi makro lainnya, agar berbagai kebijakan tersebut tidak saling bertentangan dan justru saling melengkapi dan mendukung keberhasilannya, dalam arti jangan sampai terjadi: 1 harga-harga semakin naik daya saing produk dalam negeri semakin menurun; 2 devisa negara semakin berkurang nilai tukar rupiah semakin melemah; 3 daya beli masyarakat semakin lemah; 4 produk nasional semakin berkurang; 5 penggangguran semakin meningkat; 6 perekonomian semakin lesu 7 kesejahteraan masyarakat semakin memburuk http:www.arisbudi.staff.gunadarma.ac.idDownloadsfiles8425Bab+5_Efektifi tas+Kebijakan+Moneter.pdf lii

e. Permasalahan Kebijakan Moneter Negara Berkembang

Menurut M. L. Jhingan 1994: 463-470 permasalahan yang dihadapi negara berkembang berkaitan dengan kebijakan moneter antara lain: 1 Pendirian dan perluasan lembaga keuangan. a Di negara berkembang lembaga-lembaga keuangan terpusat di kota besar dan menyediakan fasilitas kreditnya untuk kepentingan perumahan, perkebunan, wisma, dagang, dan industri. b Di negara berkembang sumber fasilitas kredit di daerah pedesaan tidak ada. Fasilitas kredit di daerah pedesaan umumnya adalah lintah darah yang biasnya dengan suku bunga yang tinggi. c Di negara berkembang bank komersial hanya menyediakan pinjaman jangka pendek. d Di negara sedang berkembang tidak ada pasar efek dan saham yang terorganisasi dengan baik. 2 Kebijakan suku bunga. a. Suku bunga di negara berkembang biasanya amat tinggi. Selain itu, ada perbedaan yang amat besar antara suku bunga pinjaman jangka panjang dan jangka pendek, antara tingkat suku bunga dengan berbagai sektor perkonomian. Suku bunga yang tinggi di negara berkembang dapat merupakan hambatan bagi pertumbuhan investasi swasta ataupun publik. b. Apabila negara sedang berkembang menerapkan kebijakan suku bunga rendah, akan merangsang peminjaman dan investasi untuk tujuan spekulatif dengan demikian menghalangi pembiayaan investasi produktif. c. Melihat keadaan negara berkembang dengan tingkat pendapatan yang rendah, maka tingkat suku bunga yang tinggi tidak mungkin menaikkan kecenderungan menabung. Dalam konteks pertumbuhan ekonomi, begitu perekonomian berkembang, kenaikan progresif dalam tingkat harga tidak akan terelakan, nilai mata uang jatuh dan kecenderungan menabung merosot bahkan suku bunga naik secara otomatis. Ini semua bermuara pada inflasi. liii 3 Manajemen utang. Di negara berkembang manajemen utang ditujukan pada penerbitan obligasi pemerintah, stabilitas harga dan meminimasi biaya pelayanan utang publik. Penjualan dan pembelian obligasi pemerintah serta melakukan perubahan secara berkala dilakukan oleh Bank Sentral. Tujuan manajeman utang adalah untuk menciptakan kondisi dimana pinjaman publik dapat meningkat dari tahun ke tahun. Dan untuk menjaga agar beban atas utang tetap rendah maka ia harus dilakukan dengan suku bunga yang rendah. 4 Perimbangan antara penawaran dan permintaan uang. Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan uang. akan tercermin di tingkat harga. Kekurangan persediaan uang akan menghambat pertumbuhan ekonomi, sedang kelebihan akan membawa ke inflasi. Jika terjadi perkembangan ekonomi, permintaan akan membumbung sebagai akibat pergeseran sektor non uang ke sektor uang, kenaikan produksi dan harga di bidang pertanian dan industri. Permintaan akan uang untuk tujuan spekulatif dan transaksi juga akan meningkat. Apabila kenaikan persediaan uang untuk tujuan spekutaltif, hal itu akan menghalangi pertumbahan dan menyebabkan inflasi. 5 Pengendalian kredit. Pengendalian kredit untuk mempengaruhi pola investasi dan produksi perlu dilakukan dengan cermat. Untuk itu perlu pengendalian kredit baik kualitatif dan kuantitatif. Di negara sedang berkembang operasi pasar terbuka tidak begitu banyak berhasil mengendalikan inflasi. Hal ini kerena a keberadaan pasar efek dan pasar modal amat kecil dan tidak berkembang; b bank umum menerapkan rasio kas yang elastis karena pengawasan bank sentral tidak sempurna; c bank umum enggan menanamkan modal pada obligasi pemerintah. Bank umum lebih senang menyimpan dalam bentuk liquid lancar seperti emas, mata uang asing, dan uang kontan. liv

f. Penyelesaian Kebijakan Moneter Negara Sedang Berkembang