commit to user 37
kekayaan budaya bangsa sebagai perekat persatuan bangsa. Sehingga pembangunan di berbagai bidang kehidupan dilaksanakan secara
nasional dengan tetap menjaga identitas budaya daerah. d. Pembangunan yang ber-Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Manusia adalah subjek sekaligus sebagai objek pembangunan. Artinya
pelaku pembangunan adalah manusia dan tujuan pembangunan adalah untuk kesejahteraan manusia itu sendiri. Karena manusia Indonesia
bersifat heterogen dan memiliki keragaman di berbagai bidang, maka proses dan pelaksanaan pembangunan harus menggunakan prinsip-
prinsip musyawarah. Program pembangunan nasional harus mengarah pada terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Pembangunan juga harus
melibatkan seoptimal mungkin partisipasi masyarakat. Dengan demikian, masyarakat merasa memiliki, sehingga bertanggung jawab
untuk menjaga hasil-hasil pembangunan nasional tersebut. e. Pembangunan yang ber-Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia. Pembangunan yang berkeadilan sosial harus berprinsip pada
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Ini berarti bahwa hasil pembangunan harus dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat.
B. Penelitian yang relevan
Adapun penelitian yang relevan dan dijadikan acuan oleh penulis dalam penelitian tindakan ini adalah:
1. Penerapan Strategi Peta Konsep Dalam Cooperatif Learning Sebagai Upaya Meminimalisasi Miskonsepsi Materi Bioteknologi Di SMA Negeri
8 Surakarta. Fransisca Dina Susilawati, 2007 Dari hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut : Penerapan strategi peta konsep dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, yang meliputi penurunan tingkat miskonsepsi, peningkatan
commit to user 38
peran serta siswa dalam pembelajaran dan peningkatan peran serta ketrampilan siswa dalam presentasi kelas.
2. Efektifitas Penggunaan Metode Pembelajaran Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Logaritma Di SMK Batik
Surakarta Tahun Ajaran 20062007. Andi Putri Hapsarini, 2007 Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi
belajar matematika antara menggunakan metode pembelajaran peta konsep dengan yang konvensional. Dimana nilai tes akhir maupun rata-rata
kenaikan nilai pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal tersebut dibuktikan melalui perhitungan uji t yang
menunjukkan nilai t
hitung
t
tabel
5,777 1,667. 3. Penggunaan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa
PPKN Dalam
Mengorganisasikan Konsep-Konsep
Sosiologi Politik.Winarno, S.Pd, M.Si dan Dra. Rusnaini, M.Si, 2008
Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Mahasiswa mampu mengorganisasikan konsep-konsep budaya politik
dalam mata kuliah sosiologi politik melalui pembuatan dan penggunaan peta konsep, hal ini terbukti pada siklus pertama nilai rata-rata yang
dicapai kelompok adalah 25,4 berbanding maksimal 32 8 aspek yang dinilai. Ini berarti kemampuan mahasiswa menyusun dan menghasilkan
peta konsep sebesar 79.37. sedangkan pada siklus kedua nilai rata-rata yang dicapai kelompok adalah 26.3 berbanding maksimal 32 8 aspek
yang dinilai. Ini berarti kemampuan mahasiswa menghasilkan peta konsep mencapai 82.18 tingkat ketercapaian.
4. Pengaruh Penggunaan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Di Perguruan Tinggi dalam Jurnal Lembaga Penelitian UMM. Wahyu
Priyanto, 1999 Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Penggunaan Peta Konsep dalam pembelajaran akan lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran tanpa peta konsep. Hal ini ditunjukkan
commit to user 39
dengan adanya hasil t tabel = 2,70. Jadi t hit t tabel, yang artinya Ha diterima.
Berdasarkan beberapa penelitian yang relevan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan peta konsep dalam pembelajaran di sekolah dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran siswa yang meliputi peningkatan kualitas proses dan prestasi belajar siswa di beberapa sekolah terkait.
C. Kerangka Berpikir