Dari hasil pengujian kuat tekan yang telah dilakukan menunjukan bahwa benda uji dengan agregat RAP gradasi ekstraksi mempunyai nilai tekan sebesar
1345,023 KPa sedangkan benda uji dari agregat tanpa ekstraksi mempunyai kuat tekan lebih besar yaitu 1528,44 KPa berarti kemampuan menahan beban yang lebih
baik dibandingkan benda uji dengan agregat hasil ekstraksi. Kondisi ini disebabkan rendahnya persentase aspal baru serta belum terjadinya ikatan yang baik dengan
aspal lama pada campuran. Nilai kuat tekan hasil pengujian ini juga lebih kecil dibandingkan pengujian
campuran aspal emulsi oleh Hanief, 2006, dimana nilai UCS untuk benda uji dengan filler abu batu sebesar 2480,504 KPa. Hal ini disebabkan bentuk agregat hasil
bongkaran sudah mengalami perubahan dan deformasi akibat pegarukan dan pembebanan selama masa layan. Sesuai dengan konsep dasar aspal beton yang
memiliki gradasi menerus, bentuk agregat yang mendekati kubus akan membuat susuan agregat yang lebih baik dari agregat batuan yang memiliki sudut lebih banyak
sehingga kemampuan perkerasan akan lebih baik dalam menahan beban vertikal.
7. Analisis Hasil Pengujian ITS
Hasil pengujian kuat tarik tidak langsung untuk campuran recycling campuran gadasi RAP pada suhu ruang 25 °C adalah 77,87 KPa, pengujian pada suhu 40 °C
nilainya tinggal 37,406 KPa. Berarti terjadi kehilangan kuat tarik tidak langsung sebesar 48, 04.
Nilai ITS campuran recycling gradasi RAP tanpa ekstraksi pada suhu 25 °C adalah 86,669 KPa, pada suhu 40 °C nilainya adalah 44,401 KPa, persentase
kehilangan kuat tarik tidak langsung 55,23 .Jadi pada suhu 40 °C tersebut kemungkinan deformasi lebih tinggi dibanding pada suhu 25 °C.
Perbandingan hasil pengujian disajikan pada Gambar 4.24dan Gambar 4.25.
77,877
37,406
0,000 10,000
20,000 30,000
40,000 50,000
60,000 70,000
80,000
IT S
K p
a
25 ºC 40 ºC
Suhu Pengujian
Gambar 4.24. Perbandingan Nilai ITS Campuran Gradasi RAP Hasil Eksraksi
86,669 44,401
0,000 20,000
40,000 60,000
80,000 100,000
IT S
K p
a
25 ºC 40 ºC
Suhu Pengujian
Gambar 4.25. Perbandingan Nilai ITS Campuran Gradasi RAP Tanpa Eksraksi
Nilai ITS sebesar campuran aspal emulsi DGEMs dengan filler fly ash 161,883 KPa sesuai penelitian Hanief 2006. Nilai ITS campuran penelitian ini
lebih rendah sekitar 50 . Gambaran perbandingan dapat dilihat pada Gambar 4.26. berikut.
86,669 77,877
161,88
0,000 20,000
40,000 60,000
80,000 100,000
120,000 140,000
160,000 180,000
IT S
K p
a
Cam. A Cam. E
DGEMs Konvensional
Benda Uji
Gambar 4.26. Perbandingan Nilai ITS Pengujian dengan DGEMs Konvensional
Dari Gambar 4.26 tersebut di atas dapat dilihat bahwa kuat tarik tidak langsung campuran agregat gradasi RAP tanpa ekstraksi lebih baik 10,14
dibandingkan gradasi agregat hasil ekstraksi. Penyebabnya adalah belum terjadinya ikatan yang sempurna antara agregat dengan aspal serta persentase kandungan aspal
efektif yang rendah pada campuran gradasi agregat hasil ekstraksi. Rendahnya nilai kuat tarik tidak langsung secara umum dibandingkan
campuran DGEMs konvensional disebabkab oleh tingginya persentase pemakaian RAP yakni 90 - 95, serta belum tercapainya ikatan yang sempurna antar agregat
akibat kurangnya kohesi pada material bongkaran.
8. Analisis Nilai Regangan