b. Analisis Kelelehan Flow
Kelelehan merupakan parameter empiris sebagai indikator kelenturan atau perubahan bentuk plastis campuran beraspal akibat beban. Faktor yang
mempengaruhi nilai kelenturan yaitu penggunaan aspal dan rongga dalam mineral agregat. Campuran dengan nilai VMA kecil menyebabkan penggunaan aspal rendah,
dan menghasilkan nilai VIM yang kecil akibatnya nilai kelenturan campuran rendah.
2,50 3,00
3,50 4,00
4,50 5,00
5,50 6,00
6,50
4,20 4,60
5,00 5,40
5,80 6,20
6,60
Kadar Aspal Residu
Fl ow
m m
Linear Soaked Condition Linear Oven Condition
Gambar 4.18.
Perbandingan Nilai Flow Campuran Recycling Gradasi Ekstraksi
3,00 3,50
4,00 4,50
5,00 5,50
6,00 6,50
7,00
3,60 4,00
4,40 4,80
5,20 5,60
6,00 Kadar Aspal Residu
F lo
w mm
Linear Soaked Conditiaon Linear Oven condition
Gambar 4.19. Perbandingan Nilai Flow Campuran Recycling Gradasi Tanpa
Ekstraksi
Kecenderungan nilai kelelehan akan naik seiring dengan penambahan prosentase kadar aspal.
Berdasarkan hasil pengujian Marshalll pada campuran recycling dengan memakai gradasi RAP hasil ekstraksi maupun gradasi RAP tanpa ekstraksi
mempunyai nilai kelelehan cukup besar, menunjukkan bahwa campuran mempunyai daya tahan yang cukup baik terhadap deformasi. Berdasarkan grafik pada Gambar
4.18 dan Gambar 4.19, dapat dilihat bahwa nilai flow campuran recycling 2 mm, memenuhi persyaratan spesifikasi minimal 2 mm.
c. Analisis Marshalll Quotient
Hasil Bagi Marshalll atau Marshalll Quotient MQ adalah perbandingan antara stabilitas dan kelelehan merupakan indikator terhadap kekakuan empiris
campuran. Makin tinggi nilai MQ, maka makin tinggi kekakuan campuran dan semakin rentan campuran tersebut terhadap keretakan.
Perbandingan Marshalll Question disajikan dalam Grafik 4.20 berikut.
259,57 326,28
200
0,00 50,00
100,00 150,00
200,00 250,00
300,00 350,00
Ma rs
ha ll
Q ue
ti ont
kg m
m
Benda Uji
Cam A Cam E Spesifikasi
Gambar 4.20. Perbandingan Hasil Marshall Quotient
Nilai Marshalll Quotient benda uji yang menggunakan campuran gradasi agregat RAP hasil ekstraksi menghasilkan Marshalll Quotient yang lebih tinggi
dibanding benda uji dari campuran gradasi RAP tanpa ekstraksi. Hal ini disebabkan persentase pemakaian aspal pada campuran gradasi RAP hasil ekstraksi menjadi
relatif berkurang karena sudah dikurangi dengan kandungan aspal dalam RAP. Perkerasan yang dihasilkan lebih kaku dan cenderung lebih cepat retak
dibandingkan campuran dengan gradasi RAP tanpa ekstraksi. Nilai Marshalll Quotient hasil penelitian campuran recycling gradasi RAP
hasil Ekstraksi pada kadar aspal optimum adalah 326,28 kgmm dan campuran gradasi tanpa ekstraksi pada kadar aspal optimum adalah 259,57 kgmm, jadi lebih
besar dari 200 kgmm. Bila dibandingkan dengan persyaratan campuran laston yaitu yaitu
200kgmm sampai dengan 500 kgmm maka nilai Marshall Quotient masih memenuhi.
6. Analisis Hasil Pengujian UCS