Analisis Nilai Kepadatan Density Analisis Nilai Porositas Campuran

campuran recycling dengan gradasi RAP hasil ekstraksi relatif lebih sedikit, karena telah dikurangi dengan persentase aspal yang ada pada RAP. Sedangkan pada campuran recycling gradasi RAP tanpa ekstraksi sebagian kebutuhan air untuk pemadatan diambil dari kandungan air yang ada pada aspal emulsi. Berdasarkan pengamatan pada saat pemadatan kadar air yang terlalu tinggi benda uji menjadi jenuh air dan pada saat pemadatan campuran air dan aspal akan keluar sehingga kadar aspal pada campuran akan, sedangkan bila kadar air terlalu rendah akan menyebabkan berkurangnya kepadatan pada benda uji. Pada aplikasi pencampuran aspal emulsi Dense Graded Emulsion Mixtures konvensional oleh para peneliti terdahulu kadar air pemadatan untuk campuran DGEMs memakai filler abu batu adalah 5 dan filler fly ash sebesar 5 . Hanief, 2006. Sedangkan berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh laboratorium pengujian PT. Hutama Prima menyatakan bahwa kadar air pemadatan yang dibutuhkan adalah sebesar 6.

3. Analisis Nilai Kepadatan Density

Kepadatan pada campuran beraspal meningkat seiring dengan meningkatnya kadar aspal hingga mencapai nilai optimum dan setelah itu nilainya akan menurun, tetapi masing-masing jenis campuran memberikan perilaku yang berbeda. Gradasi yang lebih rapat pada campuran akan mengakibatkan volume rongga yang ada dalam campuran menjadi lebih kecil. Kenaikan proporsi jumlah agregat kasar akan meningkatkan volume rongga dalam campuran sehingga kepadatan campuran menurun. Demikian juga sebaliknya, jika proporsi jumlah agregat kasar menurun, maka proporsi agregat halusnya akan meningkat sehingga menyisakan sedikit rongga saja, campuran akan lebih rapat dan kepadatan meningkat. Pada campuran recycling gradasi tanpa ekstraksi fraksi agregat kasar cukup dominan, sehingga untuk mendapatkan gradasi sesuai spesifikasi dilakukan penambahan agregat halus dan filler. Sedangkan pada campuran recycling dengan gradasi hasil ekstraksi diketahui bahwa fraksi agregat kasar yang kurang sehingga untuk mendapatkan gradasi sesuai spesifikasi dilakukan penambahan agregat kasar. Hal ini terlihat dari hasil penelitian dimana nilai densitas dari benda uji recycling gradasi RAP hasil ekstraksi sebesar 2.065 grcm 3 , sedangkan nilai densitas benda uji recycling campuran RAP gradasi tanpa ekstraksi adalah 1,085 grcm 3 . 1,085 2,065 2,337 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 De n si tas g r c m 3 Benda Uji Cam A Cam E DGEMs Konvensional Gambar 4.14. Grafik Perbandingan Nilai Densitas Pada campuran gradasi tanpa ekstraksi nilai densitasnya tidak memenuhi persyaratan spesifikasi sifat campuran asphalt concrete 2 gcm 3 – 3 gcm 3 maka perlu dilakukan evaluasi terhadap gradasi gabungan yakni dengan menambah persentase proporsi agregat halus supaya nilai densitasnya meningkat.

4. Analisis Nilai Porositas Campuran

Penelitian yang telah dilakukan terhadap nilai porositas dari benda uji menunjukan bahwa benda uji yang menggunakan campuran gradasi agregat RAP tanpa ekstraksi didapat nilai porositas sebesar 22,589 , sedangkan campuran recyling dengan memakai gradasi RAP hasil ekstraksi mempunyai nilai porositas sebesar 21,062 . Perbedaan nilai porositas ini disebabkan persentase pemakaian RAP pada campuran gradasi tanpa ekstraksi cukup besar yakni 95 tentunya nilai specific gravity juga lebih kecil, maka akan membuat nilai porositas lebih besar. Hal ini sesuai dengan hubungan nilai densitas dengan porositas dari benda uji, dimana semakin menurunnya tingkat kepadatan benda uji maka semakin besar porositasnya. 22,58 21,062 20,00 20,50 21,00 21,50 22,00 22,50 23,00 P o ro si tas Benda Uji Cam A Cam E Gambar 4.15. Grafik Perbandingan Nilai Porositas

5. Analisis Hasil Marshalll Properties Berdasarkan Optimum Bitumen Contens