Konsep Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jalan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yang dilakukan dalam penulisan dan penelitian pemanfaatan material daur ulang aspal beton untuk material aspal beton campuran dingin memakai aspal emulsi ini adalah tentang lapis perkerasan secara umum dan lapis perkerasan lentur khususnya serta sifat-sifat material perkerasan beton aspal yaitu agregat dan aspal secara fisik.

1. Konsep Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jalan

Lapisan perkerasan jalan selalu cenderung mengalami penurunan kondisi yang diindikasikan dengan terjadinya kerusakan. Maka untuk memperlambat kecepatan penurunan kondisi dan mempertahankannya pada tingkat yang layak, perlu dikelola pemeliharaannya dengan baik agar jalan tersebut tetap dapat berfungsi sepanjang waktu. Pengelolaan pemeliharaan jalan bukanlah pekerjaan yang mudah, lebih-lebih pada saat kondisi anggaran yang terbatas serta beban kendaraan yang cenderung jauh melampaui batas dan kondisi cuaca yang kurang bersahabat. Pemeliharaan jalan didefinisikan sebagai fungsi pelayanan, perbaikan dan pemulihan jalan dan menjaga jalan dalam kondisi yang aman, nyaman dan ekonomis selama masa pelayanannya. Tidak termasuk dalam pemeliharaan adalah aktivitas pembangunan kembali rekonstruksi dan rehabilitasi yang lebih besar major rehabilitation. Meskipun dilaksanakan usaha pemeliharaan yang hati-hati 6 dan mantap, kemampuan pelayanan service ability jalan akan tetap mengalami kemunduran, sehingga ada saatnya jalan memerlukan rehabilitasi yang lebih besar Wright dan Pequette, 1979. Secara jelas konsep penanganan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut. 1 2 IP IP t Nilai Kemantapan Rehabilitasi Peningkatan Penunjangan Tingkat Pelayanan Mantap Waktu Pembangunan Jalan Tingkat Pelayanan tidak Mantap Tingkat Pelayanan Tidak Terukur 1 Batas Kemantapan 2 Batas Kekritisan Gambar 2.1. Penanganan Kegiatan Pemeliharaan Bina Marga. Pada awal masa layan atau saat jalan baru selesai dibangun maka nilai kondisi fisik jalan adalah mantap dan diharapkan mampu memberikan pelayanan selama umur rencana. Agar kondisi pelayanannya dapat dipertahankan dan menurun secara wajar seperti yang diperhitungkan maka perlu dilakukan perawatan jalan yaitu kegiatan merawat serta memperbaiki kerusakan-kerusakan setempat secara terencana sesuai dengan kebutuhan. Rehabilitasi jalan dilakukan pada setiap kerusakan diluar perhitungan dalam desain, yang berakibat menurunnya kondisi kemantapan secara tidak wajar pada segmen tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi pelayanan mantap. Penunjangan jalan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan jalan pada kondisi tidak mantap atau kritis, agar tetap berfungsi melayani lalu lintas. Kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan jalan yang bersifat darurat. Peningkatan jalan dilakukan untuk memperbaiki kondisi jalan yang kemampuannya tidak mantap atau kritis, sampai suatu kondisi pelayanan yang mantap sesuai dengan umur rencana yang ditetapkan. Kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan struktural jalan sesuai dengan umur rencana. Kondisi pelayanan mantap adalah kondisi pelayanan konstruksi sejak awal umur rencana IP sampai dengan kondisi pelayanan pada batas kemantapan atau akhir umur rencana IP t , dengan penurunan nilai kemantapan wajar. Yang termasuk dalam kondisi ini adalah jalan dengan kondisi Baik B dan sedang S. Kondisi pelayanan tidak mantap adalah keadan jalan yang berada diantara batas kemantapan sampai dengan batas kritis. Termasuk dalam kondisi ini adalah jalan dengan kondisi rusak R atau kurang baik KB. Kondisi kritis adalah keadaan dengan nilai kemantapan mulai dari batas kekritisan sampai dengan tidak terukur, dimana kondisi tersebut penyebabkan kapasitas jalan menurun. Termasuk dalam kondisi ini adalah jalan dengan kondisi Rusak Berat RB atau Buruk. Menurut Organisation for Economic Co-Operation and Development terdapat hubungan yang erat dan nyata antara pembangunan dan pemeliharaan jalan jika ditinjau dari segi pembiayaan. Suatu jalan yang dibuat secara benar akan menghemat biaya pemeliharaan. Sebaliknya suatu standar perencanaan yang rendah akan mengurangi pembiayaan awal, tetapi biaya pemeliharaan akan menjadi tinggi Untuk itu harus dilakukan optimasi dengan mengingat studi ekonomi antara biaya yang dikeluarkan dan keuntungan yang diperoleh serta pengetahuan tentang konsep konsep pemeliharaan OECD, 1978. Oglesby dan Hicks pada bukunya Highway Engineering menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara pemeliharaan maintenance dan rehabilitasi Oglesby dan Hicks, 1932. Hal yang sama dikemukakan oleh Wright dan Pequeete bahwa pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pencegahan preventive dan perbaikan correction, sedangkan rehabilitasi merupakan tindakan perbaikan yang bersifat lebih luas terdiri dari : 1 Reconstruction, yaitu penggantian sistem lapis perkerasan yang ada dengan lapis perkerasan baru, 2 Overlay, yaitu penempatan lapis permukaan di atas sistem lapis perkerasan yang sudah ada, dan 3 Recycling, yaitu pengolahan kembali bahan lapis perkerasan yang sudah ada dan memasangnya kembali Wright dan Pequeete, 1979. Umur pelayanan perkerasan beraspal tergantung pada beberapa faktor antara lain jumlah dan berat beban lalu lintas, cuaca, kualitas material, kekuatan sub grade, drainase serta kualitas struktur lapis perkerasan itu sendiri. Pemeliharaan yang tepat pada waktunya akan dapat memperpanjang umur pelayanan lapis perkerasan. The Asphalt Institute, IMS-20, 1981.

2. Konsep Perkerasan Daur Ulang