Tabel 2.3. Persyaratan Aspal Cair Mantap Sedang SNI 03-4799-1998
Jenis Aspal Cair MC-250 MC-800 MC-3000
Jenis Pengujian Metode Pengujian
Min. Mak. Min. Mak. Min. Mak. Kekentalan kinematic, pada
60
°
C, Centistokes SNI 06-6721-2002
250 500
800 1600
3000 6000
Titik nyala TOC,
°
C SNI 06-6722-2002
66 -
66 -
66 -
Penyulingan: SNI 06-2489-1991
- Penyulingan sampai 225
°
C 0 10 - - - -
- sampai 260
°
C 15 55 0 35 0 15
- sampai 315
°
C 60 87 45 80 15 75
- sisa pada 360
°
C 67 - 75 - 80 -
Daktilitas, 5 cmmenit, cm SNI 06-2432-1991
100 - 100 - 100 - Kekentalan absolute pada 60
°C, poise SNI 03-6440-2000
300 1200
300 1200
300 1200
Kelarutan dalam TCE, SNI 06-2438-1991
99 -
99 -
99 -
Kadar air, SNI 06-2490-1991
- 0,2
- 0,2
- 0,2
Uji bintik SNI 03-6885-2002
negatif Negatif
Negatif Penetrasi, 0,1 mm
SNI 06-2456-1991 120
250 120
250 -
- Pelekatan dalam air,
permukaan SNI 03-2439-1991
80 -
80 -
80 -
Sumber : Puslitbang Jalan dan Jembatan Departemen Pekerjaan Umum
b. Persyaratan Agregat
Agregat yang akan digunakan harus bersih dari berbagai material yang tidak diinginkan, sebaiknya digunakan agregat hasil produksi dari mesin pemecah batu
agar keseragaman ukuran agregat dapat terjamin. Untuk coldmix menggunakan aspal emulsi kadar air agregat yang diperbolehkan 3 atau lebih dan kadar air
untuk campuran dingin dengan menggunakan aspal cair mantap sedang harus kurang dari 3. Penyerapan air oleh agregat maksimum 3. Berat jenis agregat kasar
dan agregat halus minimum 2,5 dengan perbedaan tidak boleh lebih dari 0,2.
1 Agregat Kasar
Agregat kasar adalah yang tertahan ayakan No.8 2,36 mm dan harus bersih, keras, awet dan bebas dari lempung atau bahan lain yang tidak
dikehendaki lainnya. Agregat kasar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.
Nilai abrasi maksimum 40 SNI 03-1971-1990
b.
Kelekatan agregat terhadap aspal minimum 95 SNI 03-2439- 1991
c.
Indek kepipihan maksimum 10 ASTM D-4791
d.
Butiran yang memiliki 2 bidang pecah minimum 65.
2 Agregat halus
Agregat halus dapat berupa pasir alam atau produk mesin pemecah batu yang lolos ayakan No.8 2,36 mm dan harus bersih, bebas dari lempung atau bahan lain
yang tidak dikehendaki lainnya. Agregat halus harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.
Nilai setara pasir minimum 50 SNI 03-4428-1997
b.
Penggunaan pasir alam maksimum 15.
3 Gradasi agregat campuran
Menurut Asphalt Institute analisa gradasi agregat dan campuran agregat untuk mendapatkan gradasi agregat yang diinginkan merupakan langkah penting dalam
merancang campuran aspal panas. Gradasi agregat harus memenuhi persyaratan gradasi dari spesifikasi proyek dan membuat campuran memenuhi kreteria metode
desain campuran. Gradasi harus disusun dengan susunan agregat yang paling ekonomis dan dapat memberikan kualitas yang baik Asphal Institute, MS-2, 1997
Agregat suatu bahan lapis perkerasan yang merupakan campuran dari berbagai diameter butiran agregat yang membentuk susunan campuran tertentu disebut gradasi
agregat. Gradasi terdiri dari : 1. Gradation Master Bands;
Gradasi ini mempunyai nilai maksimum dan minimum presentase lolos setiap diameter saringan pada setiap spesifikasi jenis gradasi campuran. Distribusi
gradasi agregat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: gradasi menerus well graded,
gradasi timpang gap graded dan gradasi seragam uniform graded.
2. Gradation Control Points CP dan Restricted Zone RZ;
Gradasi ini mempunyai batasan yang lebih besar sehingga target gradasi bisa dibuat lebih banyak.
Gradasi agregat mempengaruhi besarnya rongga antar butir yang akan menentukan stabilitas dan kemudahan dalam pekerjaan. Menurut jenisnya
gradasi agregat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu : 1. Gradasi seragam uniform graded , gradasi ini mempunyai ukuran butiran
yang hampir sama atau sejenis. 2. Gradasi terbukatimpang openlgap graded , terdiri dari agregat halus
dalam jumlah yang terbatas sehingga tidak cukup untuk mengisi ruang antara agregat kasar.
3. Gradasi rapatmenerus dense well graded , agregat ini memiliki susunan ukuran butir dari butiran halus hingga butiran kasar, sehingga dinamakan
juga agregat bergradasi baik well graded. Gradasi agregat gabungan untuk campuran ditunjukkan dalam persen
terhadap berat agregat, harus memenuhi batas toleransi yang ditunjukkan pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Gradasi Agregat Untuk Campuran Beraspal Dingin
Jenis Aspal Aspal Emulsi CMSCSS
Aspal Cair MC Ukuran Butiran mm
19 9,5 19
9,5 Tebal nominal Lapisan
mm 40 20
40 20
Ukuran Saringan Mm Inci
Persentase agregat terhadap total agregat yang lolos saringan 25 1” 100
100 19,0
¾” 80 – 100
100 95
- 100 100
12,7 ½”
65 – 80 75
- 100 -
- 9,5
38” 53
- 70 60
- 85 60
- 75 85
- 100 4,75
No.4 30
- 50 35 - 55
- -
2,36 No.8
18 - 34
20 - 35
15 - 25
15 - 25
0,300 No.50
8 - 20
10 - 22
- -
0,075 No.200 2 -
8 2
- 10
3 -
5 3
- 6
Kadar aspal residu 3,3
- 5,5 3,9
- 6,2 5,0
- 5,5 5,5
- 6,0
Sumber : Puslitbang Jalan dan Jembatan Departemen Pekerjaan Umum
Catatan : - Kadar Total Residu = Kadar aspal residu efektif + aspal residu yang terabsorsi
oleh agregat. - Kadar aspal cair
= 100 x kadar aspal yang diperlukan 100 - minyak tanah pada aspal cair
- Kadar aspal emulsi = 100 x kadar yang diperlukan
100 - air dalam emulsi
c. Persyaratan Bahan Pengisi