Tabel 4.14. Hasil Uji Marshall Campuran Gradasi Agregat Tanpa Ekstraksi
Kondisi Kadar
aspal residu
Densitas gcm
3
Porositas Stabilitas
kg Flow
mm Marshalll
Quetient kgmm
Stability Los Rata-
rata Dry 1,930
26,970 1097,05
6,0 190,01
Soaked 3,60
2,072 21,565
974,31 3,4
290,98 11,19
Dry 2,011 23,460
1260,55 6,3
202,28 Soaked
4,20 2,031
22,673 1239,25
3,8 333,75
1,69 Dry 1,938
25,688 1167,59
6,7 182,08
Soaked 4,95
2,027 22,285
1162,52 5,1
228,30 0,43
Dry 2,012 22,541
1134,93 6,0
191,87 Soaked
5,40 2,086
19,682 983,05
3,9 253,75
13,38 Dry 1,971
23,701 1105,45
6,0 186,12
Soaked 6,00
2,132 17,443
1092,63 3,4
326,03 1,16
9. Penentuan Nilai Kadar Aspal Emulsi Optimum
Penentuan kadar aspal obtimum OBC pada perkerasan campuran dingin Cold Mixture didasarkan pada nilai stabilitas optimum terendam
optimum soaked stability Thanaya,2003. Kadar aspal optimum atau OBC Optimum Bitumen Content adalah
kadar aspal yang akan menghasilkan sifat karakteristik terbaik pada suatu campuran aspal. Kadar aspal optimum ini akan digunakan sebagai dasar dalam
perhitungan kadar aspal untuk pembuatan benda uji berikutnya. Penentuan kadar aspal optimum OBC pada perkerasan campuran dingin Cold Mixture
didasarkan pada nilai stabilitas optimum terendam optimum soaked stability. Nilai OBC ditentukan dengan menggunakan persamaan garis dari hasil
pengujian Marshall pada nilai stabilitas rendaman seperti terlihat pada Grafik 4.7. sebagai berikut.
y = -156,98x
2
+ 1740,3x - 3685,5
800 850
900 950
1000 1050
1100 1150
1200
4,20 4,60
5,00 5,40
5,80 6,20
6,60
Kadar Aspal Residu S
tab il
it as
K g
Gambar 4.8. Grafik Hubungan Soaked Stabilitas dan Kadar Aspal Residu pada
Campuran RAP gradasi Ekstraksi Dari persamaan garis pada Gambar 4.8. tersebut di atas kemudian dicari kadar
aspal residu optimum sebagai berikut : Y = - 156,98 x
2
+ 1740,3x -685,5
= dx
dy
0 = - 2 156,98x + 1740,3 54
, 5
98 ,
156 2
3 ,
1740 =
= KadarAspal
Sedangkan kadar aspal emulsi optimum adalah : Kadar Aspal Emulsi Optimum
23 ,
9 100
03 ,
60 44
, 5
= =
x Selanjutnya kebutuhan penambahan aspal baru untuk campuran ini dihitung
dengan menggunakan Rumus 2.2 dimana dari perhitungan sebelumnya diketahui : P
= aspal emulsi optimum = 9,23
Pa = kandungan aspal pada RAP
= 4,8
Pp = desimal RAP dlm Campuran
= 0,9 R
= koef untuk aspal emulsi 0,60-0,65= 0,65 maka :
23 ,
3 65
, 90
, 8
, 4
23 ,
9 Pr
= −
− =
Jadi persentase penambahan aspal emulsi baru untuk campuran gradasi hasil eksraksi adalah sebesar 3,23 .
Dari grafik Hubungan kadar aspal dengan Stabiltas sebagaimana Gambar 4.8 dan Gambar 4.9 dapat dilihat bahwa stabilitas cenderung naik sampai titik optimum
dan kemudian turun, artinya stabiltas benda uji akan menurun kalau persentase aspal melebihi kadar optimum.
y = -82,755x
2
+ 791,79x - 743,52
950 1000
1050 1100
1150 1200
1250
3,6 4
4,4 4,8
5,2 5,6
6
Kadar Aspal Residu S
tab il
it as
K g
Gambar 4.9. Grafik Hubungan Soaked Stabilitas dan Kadar Aspal Residu pada
Campuran Gradasi RAP tanpa ekstraksi Untuk perhitungan OBC pada campuran recyling gradasi RAP tanpa ekstraksi
didapat dari persamaan garis pada Gambar 4.9. hubungan stabiltas rendaman dengan kadar aspal residu.
Dari persamaan garis pada Grafik 4.9. tersebut di atas kemudian dicari kadar aspal residu optimum sebagai berikut :
Y = - 82,755 x
2
+ 791,79x -743,52
= dx
dy
0 = - 2 82,755x + 791,79 Kadar aspal residu
78 ,
4 755
, 82
2 79
, 791
= =
Dari hasil perhitungan tersebut di atas kadar aspal emulsi optimum dapat dihitung sebagai berikut :
Kadar Aspal Emulsi Optimum 97
, 7
100 02
, 60
78 ,
4 =
= x
Jadi kadar aspal emulsi optimum untuk campuran gradasi RAP tanpa ekstrashi adalah sebesar 7,97 .
Sebelum Sesudah
Gambar 4.10. Perbandingan Benda Uji Sebelum dan sesudah Uji Marshalll
10. Hasil Pengujian UCS Unconfined Compresive Strength