Hasil Pengujian Permeabilitas Hasil Penelitian

Tabel 4.23. Hasil perhitungan modulus elastisitas untuk campuran gradasi ekstraksi Kode sampel ITS KPa Regangan ε mm Modulus Elastisitas KPa ITS.E.1 77,0 0,00207 37178,721 ITS.E.2 63,2 0,00207 30555,585 ITS.E.3 124,4 0,00172 72138,000 Rata-rata 46624,102 ITS.E40.1 45,3 0,00379 11941,183 ITS.E40.2 45,3 0,00207 21892,168 ITS.E40.3 37,8 0,00310 12162,316 Rata-rata 15331,889 Tabel 4.24. Hasil perhitungan modulus elastisitas untuk campuran tanpa ekstraksi Kode sampel ITS KPa Regangan ε mm Modulus Elastisitas KPa ITS.A.1 78,0 0,00759 10270,485 ITS.A.2 60,9 0,00655 9295,633 ITS.A.3 121,1 0,00483 25077,032 Rata-rata 14881,050 ITS.A40.1 47,5 0,00862 5501,642 ITS.A40.2 47,1 0,00655 7186,163 ITS.A40.3 38,6 0,00621 6223,481 Rata-rata 6303,762

14. Hasil Pengujian Permeabilitas

Pengujian permeabilitas bertujuan untuk mendapatkan koefisian permeabilitas yaitu kemampuan lapisan aspal beton dalam mengalirkan zat alir fluida. Pengujian dilakukan dengan mengalirkan air bertekanan melewati benda uji, waktu yang perlukan untuk melewatkan air dalam volume merupakan salah satu variable dalam menentukan besarnya koefisien permeabilitas. Data lain yang diperlukan dalam perhitungan adalah diameter sampel cm, volume tampungan air ml dan tekanan air kgcm 2 . Kemudian dari data tersebut dilakukan perhitungan koefisien permeabilitas dalam satuan cmdetik, berikut disajikan contoh perhitungan permeablitas : Volume rembesan V = 1000 ml Waktu rembesan terukur T = 29,00 detik Tebal banda uji L = 6,20 cm Diameter benda uji d = 10,145 cm 2 Luas benda uji A = 0,25 x π x d 2 = 0,25 x 3,14 x 10,145 2 = 80,793 cm 2 Berat jenis air γ = 0,001 kgcm 3 Tekanan air pengujian P = 2,5 kgcm² = 00 , 29 5 , 2 793 , 80 001 , 20 , 6 1000 x x x x T P A L V k × × × × = γ = 0.00106 = 1,06 E-03 cmdetik Untuk perhitungan koefisien permeabilitas selanjutnya disajikan dalam Tabel 4.25 dan Tabel 4.26 untuk masing-masing agregat. Tabel 4.25. Hasil perhitungan permeabilitas untuk campuran gradasi ekstraksi Tebal Rata-rata Kode Sampel Kadar Aspal Residu mm cm Diameter cm Luas cm2 T detik K cmdt P.E.1 61,98 6,20 10,145 80,793 29,00 1,06E-03 P.E.2 61,83 6,18 10,145 80,793 31,95 9,58E-04 P.E.3 5,54 61,55 6,16 10,145 80,793 48,00 6,35E-04 Rata-rata 6,18 8,84E-04 Tabel 4.26. Hasil perhitungan permeabilitas untuk campuran gradasi tanpa ekstraksi Tebal Rata-rata Kode Sampel Kadar Aspal Residu mm cm Diameter cm Luas cm2 T detik k cmdt P.A.1 58,38 5,84 10,145 80,793 37,50 7,71E-04 P.A.2 58,03 5,80 10,145 80,793 48,81 5,89E-04 P.A.3 4,78 57,18 5,72 10,145 80,793 40,89 6,92E-04 Rata-rata 5,79 6,84E-04

B. Pembahasan 1.

Analisis Pemeriksaan Bahan Bongkaran Dari hasil pemeriksaan bahan bongkaran beton aspal RAP bekas ruas jalan Yogyakarta – Prambanan BP-03 dimana perubahan sifat-sifat fisik dari bahan berupa penurunan konsistensi baik aspalnya maupun agregatnya. Penurunan konsistensi dari agregat selama masa layan jalan jurusan Yogyakarta-Prambanan, dimana nilai abrasi agregat naik dari 25,42 JMF Heavy Loaded Road Improvement Project-II Pacage BP-03 Yogyakarta-Prambanan, Under Loan JBIC No, IP-466 menjadi 32,08 40 masih dapat digunakan sebagai bahan lapis permukaan . Pada gradasi agregat RAP hasil ekstraksi terjadi perubahan komposisi agregat dimana fraksi agregat kasar sudah berkurang karena mengalami degradasi saat di- milling. Untuk mencapai gradasi gabungan sesuai persyaratan ditambah fraksi agregat kasar. Sedangkan untuk gradasi RAP tanpa ekstraksi fraksi agregat halus ternyata kurang karena sebagian melekat pada agregat kasar sehingga untuk mencapai gradasi gabungan sesuai spesifikasi dibutuhkan penambahan fraksi agregat halus.