Aspal Bitumen Bahan Perkerasan Aspal Beton

2. Bahan Perkerasan Aspal Beton

Bahan perkerasan jalan terdiri dari agregat sebagai bahan pokok dan bahan pengikat aspal untuk perkerasan lentur flexible pavement atau portland semen untuk perkerasan kaku rigid pavement. Jenis, keadaan fisik, dan kualitas bahan baik untuk perkerasan lentur maupun kaku harus diperiksa di laboratorium untuk menjamin kesesuaiannya dengan spesifikasi yang disyaratkan. Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan sebab bahan perkerasan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan kestabilan konstruksi jalan.

a. Aspal Bitumen

Aspal atau bitumen merupakan material yang berwarna hitam kecoklatan yang bersifat viskoelastis sehingga akan melunak dan mencair. Sifat viskoelastis inilah yang membuat aspal dapat menyelimuti dan menahan agregat tetap pada tempatnya selama proses produksi dan masa pclayanan DPU,1994. Umumnya aspal dapat diperoleh dari alam maupun residu hasil proses destilasi minyak bumi. Berdasarkan cara diperolehnya aspal dapat dibedakan atas aspal alam dan aspal buatan. Aspal alam adalah aspal yang terjadi secara alamiah di alam, dapat dibedakan menjadi dua kelompok : 1 Aspal danau lake asphalt, aspal ini terdapat di danau Trinidad, Venezuela, dan Lawele. Aspal ini tersusun oleh bitumen, mineral dan bahan organik lainnya. Angka penetrasi dari aspal ini sangat rendah dan titik lembeknya sangat tinggi. 2 Aspal batu rock asphalt Aspal ini terdapat di Pulau Buton Indonesia dan Kentucky USA. Aspal ini terbentuk dalam celah-celah batuan kapur dan batuan pasir. Aspal yang terkandung dalam batuan ini berkisar antara 12-35 dari massa batu tersebut dan rnemiliki tingkat penetrasi 0-40. Aspal buatan atau aspal minyak dan merupakan hasil penyulingan minyak bumi. Minyak bumi disuling dengan proses destilasi yaitu suatu proses dimana berbagai fraksi dipisahkan dari minyak mentah tersebut dengan disertai kenaikan temperatur pemanasan. Aspal minyak dapat dikelompokkan menjadi : 1 Aspal keras asphalt cement Aspal yang berbentuk solid pada suhu ruang dan menjadi cair bila dipanashan, maka di dalam penggunaannya perlu dipanashan terlebih dahulu. Persyaratan umum aspal keras adalah berasal dari destilasi minyak bumi, bersifat homogen. Kadar farafin dalam aspal tidak lebih dari 2 , serta tidak mengandung air dan tidak berbusa jika dipanashan sampai 175 C. Bahan dan Struktur Jalan Raya,1995 2 Aspal cair cutback asphalt Aspal cair dihasilkan dengan melarutkan aspal keras dengan bahan pelarut berbasis minyak seperti minyak tanah, bensin atau solar dan berbentuk cair pada suhu ruang. Aspal cair dapat dibedakan menjadi 3 macam : 1. Aspal cair cepat mantap RC, rapid curing, yaitu aspal cair yang cepat menguap dengan bahan pelarut bensin. 2. Aspal cair mantap sedang MC, medium curing, yaitu aspal, cair yang memiliki kecepatan menguap sedang dengan bahan pelarut minyak tanah. 3. Aspal cair lambat mantap SC, slow curing, yaitu aspal cair yang lambat menguap dengan bahan pelarut solar. Aspal cair dapat digunakan baik sebagai bahan pengikat pada campuran beraspal maupun sebagai lapis resap pengikat prime coat atau lapis perekat tack coat. 3 Aspal Emulsi Aspal emulsi dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal. Pada proses ini partikel-partikel aspal keras dipisahkan dan didispersikan dalam air yang mengandung emulsifier emulgator. Jenis emulsifier yang digunakan sangat mempengaruhi jenis dan kecepatan pengikatan aspal emulsi yang dihasilkan. Berdasarkan kecepatan pengikatan maka aspal emulsi dapat dibedakan menjadi : 1. CRS : Cationic Rapid Setting kecepatan pengikatannya cepat 2. CMS : Cationic Medium Setting kecepatan pengikatannya sedang 3. CSS : Cationic S1ow Setting kecepatan pengikatannyya lambat Berdasarkan muatan listrik yang dikandungnya, aspal emulsi dapat dibedakan atas: 1. Aspal Kationik disebut juga aspal emulsi asam, merupakan aspal emulsi yang butiran aspalnya bermuatan listrik positif 2. Aspal Anionik disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang butiran aspalnya bermuatan negatif. 3. Nonionik merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti tidak bermuatan listrik.

b. Agregat