II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pustaka Tentang Tembakau dan Rokok
Penelitian terdahulu tentang tembakau merupakan penelitian Tjahjaprijadi dan Indarto 2003. Penelitian tersebut berjudul Analisis Pola Konsumsi Rokok
Sigaret Kretek Mesin SKM, Sigaret Kretek Tangan SKT, dan Sigaret Putih Mesin SPM. Tujuan dari penelitian tersebut adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh harga rokok dan harga rokok substitusi
terhadap konsumsi rokok SKM, SKT, dan SPM. 2.
Untuk mengetahui pengaruh pendapatan konsumen rokok terhadap konsumsi rokok SKM, SKT, dan SPM.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Tjahjaprijadi dan Indarto 2003 adalah Penetapan tarif cukai dan harga jual eceran berdampak kepada harga rokok
yang diterima oleh konsumen. Konsumsi rokok sigaret kretek mesin SKM dipengaruhi oleh harga rokok SKM, namun tidak terpengaruh oleh harga rokok
sigaret kretek tangan SKT dan sigaret putih mesin SPM. Konsumsi rokok SKM juga tidak dipengaruhi oleh pendapatan. Harga rokok SKT dan SPM
mempengaruhi konsumsi rokok SKT. Namun harga rokok SKM tidak mempengaruhi konsumsi rokok SKT. Pendapatan juga tidak berpengaruh
terhadap konsumsi rokok SKT. Konsumsi rokok SPM dipengaruhi oleh harga rokok SPM, SKM, SKT, dan juga pendapatan. Perkiraan konsumsi rokok SKM,
SKT, dan SPM untuk tahun 2003 menunjukkan perubahan yang sangat kecil.
2.2. Pustaka Tentang Pengaruh Kebijakan terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Penelitian terdahulu mengenai pengaruh kebijakan terhadap kesejahteraan
petani dilakukan oleh Novindra 2011. Penelitian yang dilakukan oleh Novindra
14 2011 berjudul Dampak Kebijakan Domestik dan Perubahan Faktor Eksternal
Terhadap Kesejahteraan Produsen dan Konsumen Minyak Sawit di Indonesia. Tujuan dari penelitian tersebut adalah:
1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan
permintaan minyak sawit di Indonesia. 2.
Mengevaluasi dampak kebijakan domestik dan perubahan faktor eksternal terhadappenawaran dan permintaan minyak sawit Indonesia, penerimaan
devisa, dan kesejahteraan pelaku industri minyak sawit Indonesia tahun 2003-2007.
3. Mengkaji ramalan dampak kebijakan domestik terhadap penawaran dan
permintaan minyak sawit Indonesia, penerimaan devisa, dan kesejahteraan pelaku industri minyak sawit Indonesia tahun 2012-2016.
Metode yang digunakan adalah Sistem persamaan simultan dengan metode pendugaan Two-Stage Least Squares 2SLS.
Hasil dari penelitian Novindra 2011 adalah Harga minyak sawit domestik lebih responsif terhadap perubahan jumlah permintaan minyak sawit
domestik daripada permintaan ekspor minyak sawit, maka pengembangan industri hilir minyak sawit domestik akan meningkatkan jumlah permintaan minyak sawit
sehingga meningkatkan harga yang diterima produsen minyak sawit domestik. Kebijakan domestik berupa pembatasan ekspor minyak sawit dengan penetapan
pajak ekspor minyak sawit sebesar 20 persen dapat meningkatkan kesejahteraan netto yang lebih besar dibandingkan dengan kebijakan kuota domestik dan
kebijakan kuota ekspor dan peningkatan kuota domestik memberikan dampak negative bagi kesejahteraan netto. Hal ini dikarenakan peningkatan penawaran
15 minyak sawit domestik belum didukung dengan perkembangan industri hilir
minyak sawit selain industri minyak goreng sawit terlebih dahulu. Hal tersebut menyebabkan peningkatan penawaran minyak sawit domestik hanya akan
mengakibatkan harga minyak sawit dan harga minyak goreng sawit domestik mengalami penurunan.
2.3.
Pustaka Tentang Pengaruh Cukai Rokok terhadap Industri Tembakau
Penelitian tentang cukai rokok sudah dilakukan oleh Yustishia 2007. Penelitian ini berjudul Analisis Dampak Kenaikan Tarif Cukai Tembakau
terhadap Permintaan Rokok Kretek, Keuntungan Usaha dan Kesempatan Kerja Industri Rokok Skala Kecil Tanpa Cukai. Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis dampak kenaikan tarif cukai terhadap permintaan rokok
kretek. 2.
Menganalisis dampak kenaikan tarif cukai terhadap keuntungan usaha dan kesempatan kerja pada industri rokok skala kecil tanpa cukai.
Metode yang digunakan adalah metode Ordinary Least Square OLS. Hasil dari penelitian Yustishia 2007 adalah Kenaikan tarif cukai yang
dilihat dari faktor harga rokok kretek tidak dipengaruhi secara signifikan terhadap permintaan rokok kretek. Hal ini didukung oleh data tren produksi rokok kretek
dari tahun 1996 hingga tahun 2006, jumlah produksi rokok nasional mengalami peningkatan sehingga dapat disimpulkan bahwa kenaikan tarif cukai tidak
berpengaruh terhadap permintaan rokok. Hasil keuntungan usaha pada industri rokok skala kecil tanpa cukai meningkat dari sebelum dan sesudah tarif cukai
ditetapkan. Akibat kenaikan tarif cukai ini, kesempatan kerja juga meningkat.
16
2.4. Pustaka Tentang Data Penelitian