81 Harga riil rokok kretek di tingkat produsen pada tahun sebelumnya
berpengaruh secara negatif terhadap total ekspor rokok kretek dengan besaran koefisien 3.86. Adapun artinya adalah apabila terjadi perubahan harga riil rokok
kretek di tingkat produsen pada tahun sebelumnya sebesar Rp 1 per batang, cateris paribus
, maka total ekspor tembakau akan berubah sebesar 3.86 juta batang berlawanan arah dengan laju perubahan harga riil rokok kretek di tingkat
produsen pada tahun sebelumnya. Adapun apabila ditinjau dari sisi elastisitas, variabel harga riil rokok kretek di tingkat produsen pada tahun sebelumnya
berpengaruh secara inelastis untuk jangka pendek dan elastis untuk jangka panjang. Hal ini disebabkan karena total ekspor tembakau memerlukan waktu
untuk menyesuaikan perubahan-perubahan ekonomi yang terjadi.
6.1.14. Penawaran Rokok Kretek
Pada penelitian ini, persamaan penawaran rokok kretek merupakan persamaan identitas yang terdiri dari variabel produksi rokok kretek dan total
ekspor rokok kretek. Secara ringkas penawaran rokok kretek adalah produksi rokok kretek dikurangi total ekspor rokok kretek. Adapun secara matematis
persamaan penawaran rokok kretek dapat dirumuskan sebagai berikut: SRK
t
= PRK
t
– TEXRK
t
dimana: SRK
t
= penawaran rokok kretek pada tahun ke t juta batang PRK
t
= produksi rokok kretek pada tahun ke t juta batang TEXRK
t
= total ekspor rokok kretek pada tahun ke t juta batang Dari persamaan tersebut dapat kita simpulkan bahwa produksi rokok kretek
berpengaruh secara positif terhadap penawaran rokok kretek. Adapun artinya
82 adalah apabila terjadi peningkatan produksi rokok kretek, cateris paribus, maka
penawaran rokok kretek juga akan meningkat berlaku pula sebaliknya. Variabel total ekspor rokok kretek berpengaruh secara negatif, artinya apabila terjadi
peningkatan ekspor rokok kretek, cateris paribus, maka akan terjadi pula penurunan penawaran tembakau dan sebaliknya.
6.1.15. Permintaan Rokok Kretek
Hasil estimasi persamaan permintaan rokok kretek dengan bantuan software
SAS 9.0 for Windows secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 6. Adapun secara sederhana, dapat dilihat pada tabel 16 berikut:
Tabel 16. Hasil Estimasi Persamaan Permintaan Rokok Kretek
Variabel Parameter
Estimasi Pr |t|
Elastisitas Keterangan
SR LR
Intercept 65 845.3000
0.2081 Intercept
HCRK -462.7850
0.0021 -0.6458
-1.5083 harga riil rokok kretek di tingkat konsumen Rpbatang
JP 0.8492
0.1405 0.5485
1.2810 jumlah penduduk dewasa 000 jiwa
PP 4.1349
0.0266 0.1870
0.4369 pendapatan per kapita masyarakat 000 Rpkapitatahun
LDRK 0.5719
0.0005 lag permintaan rokok kretek juta
batang R-Square
0.8236 Pr F .0001 Dh
0.1636
Sumber: Data, diolah 2013 Dari estimasi persamaan permintaan rokok kretek, didapat koefisien determinasi
sebesar 0.82. Adapun artinya adalah bahwa variabel-variabel dalam persamaan permintaan rokok kretek secara bersama-sama mampu menjelaskan keragaman
permintaan rokok kretek sebesar 82 persen sedangkan sisanya dijelaskan oeh variabel lain di luar persamaan.
Berdasarkan tabel 16, variabel yang berpengaruh nyata terhadap permintaan tembakau pada taraf α 15 persen adalah variabel harga riil rokok
kretek di tingkat konsumen, jumlah penduduk dewasa, pendapatan per kapita masyarakat permintaan rokok kretek pada tahun sebelumnya. Pada persamaan
83 permintaan rokok kretek, tidak ada variabel yang tidak berpengaruh nyata pada
taraf α 15 persen. Hal ini sesuai dengan hasil uji statistik-F yang menunjukkan bahwa variabel-variabel di dalam persamaan secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel permintaan rokok kretek secara signifikan pada taraf α 15 persen.
Variabel harga riil rokok kretek di tingkat konsumen berpengaruh secara negatif dengan koefisien sebesar 462.79. Adapun artinya adalah apabila terjadi
perubahan harga riil rokok kretek di tingkat konsumen sebesar Rp 1 per batang, cateris paribus
, maka akan terjadi perubahan permintaan rokok kretek sebesar 462.79 juta batang berlawanan arah dengan laju perubahan harga riil rokok kretek
di tingkat konsumen. Ditinjau dari elastisitasnya, variabel harga riil rokok kretek di tingkat konsumen berpengaruh secara inelastis untuk jangka pendek dan elastis
pada jangka panjang. Hal ini disebabkan karena permintaan rokok kretek relatif lambat dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi termasuk perubahan
harga riil rokok kretek di tingkat konsumen sesuai dengan penelitian oleh Kosen 2012. Hal ini diimplikasikan dari berpengaruhnya variabel permintaan tembakau
pada tahun sebelumnya. Variabel jumlah penduduk dewasa berpengaruh secara positif terhadap
permintaan rokok kretek dengan koefisien sebesar 0.85. Adapun artinya adalah apabila terjadi perubahan jumlah penduduk dewasa sebesar seribu jiwa, cateris
paribus , maka akan terjadi perubahan permintaan rokok kretek sebesar 850 ribu
batang searah dengan laju perubahan jumlah penduduk dewasa. Ditinjau dari sisi elastisitasnya, variabel jumlah penduduk dewasa berpengaruh secara inelastis
untuk jangka pendek dan elastis untuk jangka panjang. Hal ini disebabkan karena
84 permintaan rokok kretek memerlukan waktu untuk menyesuaikan dengan
perubahan ekonomi yang terjadi. Pendapatan per kapita masyarakat juga berpengaruh secara positif dengan
koefisien 4.13. Adapun artinya adalah apabila terjadi perubahan pendapatan per kapita masyarakat sebesar Rp 1 000 per kapita per tahun, cateris paribus, maka
akan terjadi perubahan permintaan rokok kretek sebesar 4.13 juta batang searah dengan laju perubahan pendapatan per kapita masyarakat. Ditinjau dari sisi
elastisitas, variabel pendapatan per kapita masyarakat berpengaruh secara in elastis dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Hal ini sesuai dengan
penelitian Tjahjapriadi dan Indarto 2003 bahwa mayoritas konsumen rokok kretek justru merupakan kalangan masyarakat golongan ekonomi menengah ke
bawah.
6.1.16. Harga Riil Rokok Kretek di Tingkat Konsumen