69 Berdasarkan tabel 9 di atas, dapat diketahui bahwa hanya variabel tingkat
teknologi yang berpengaruh secara nyata pada taraf α 15 persen. Variabel yang
tidak berpengaruh secara nyata adalah variabel harga riil tembakau di tingkat konsumen, harga riil tembakau ekspor Indonesia dan total ekspor tembakau pada
tahun sebelumnya. Sistem perdagangan tembakau internasional adalah melalui sistem lelang World Trade Tobacco, 2012. Sistem lelang menyebabkan eksportir
tidak dapat mengetahui besarnya harga ekspor yang akan didapat apabila melakukan ekspor tembakau sebelum tembakau tersebut ditawar oleh importir.
Eksportir melakukan spekulasi apabila melakukan ekspor tembakau dan spekulasi membutuhkan sumber informasi yang cepat, akurat dan terpercaya untuk
melakukan peramalan. Teknologi informasi, komunikasi dan transportasi dapat memberikan solusi mendapatkan sumber informasi tersebut sehingga tingkat
teknologi berpengaruh secara positif secara inelastis.
6.1.6. Total Impor Tembakau
Hasil estimasi persamaan total impor tembakau dengan bantuan software SAS 9.0 for Windows dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 6. Nilai
koefisien determinasi R
2
persamaan total impor tembakau yang didapatkan adalah sebesar 0.64. Adapun artinya adalah variabel-variabel dalam persamaan
total impor tembakau secara bersama-sama berpengaruh terhadap keragaman total impor tembakau sebesar 64 persen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel
lain diluar persamaan total impor tembakau. Secara ringkas, hasil estimasi persamaan total impor tembakau dapat dilihat dari tabel 10 berikut:
70
Tabel 10. Hasil Estimasi Persamaan Total Impor Tembakau
Variabel Parameter
Estimasi Pr |t|
Elastisitas Keterangan
SR LR
Intercept 3 901.7460
0.3243 Intercept
HTDK 1.0652
0.0087 0.7006
1.2118 harga riil tembakau di tingkat konsumen 000 Rpton
HTMTI -0.2705
0.1371 -0.1886
-0.3263 harga riil tembakau impor Indonesia 000 Rpton
LTMT 0.4218
0.0507 lag total impor tembakau ton
R-Square 0.6408 Pr F
0.0004 Dh tidak terdefinisi
Sumber: Data, diolah 2013 Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh
nyata pada taraf α 15 persen adalah variabel harga riil tembakau di tingkat konsumen, harga riil tembakau impor Indonesia dan total impor tembakau pada
tahun sebelumnya. Pada persamaan total impor tembakau ini, tidak ada variabel yang tidak berpengaruh nyata pada taraf α 15 persen. Hal ini sesuai dengan hasil
uji statistik-F yang menunjukkan bahwa variabel-variabel di dalam persamaan total impor tembakau bersama-
sama berpengaruh secara signifikan pada taraf α 15 persen.
Variabel harga riil tembakau di tingkat konsumen bepengaruh secara positif dengan koefisien 1.07. Adapun artinya adalah apabila terjadi perubahan
harga riil tembakau di tingkat konsumen, cateris paribus, sebesar Rp 1 000 per ton, maka total impor tembakau akan berubah sebesar 1.07 ton searah dengan
perubahan harga riil tembakau di tingkat konsumen. Secara ringkas, dalam melakukan impor tembakau, importir mempertimbangkan harga tembakau di
dalam negeri sebagai pertimbangan dalam melakukan impor tembakau dan akan menambah jumlah impor tembakau apabila harga tembakau di dalam negeri
meningkat. Ditinjau dari elastisitasnya, variabel harga riil tembakau di tingkatkonsumen berpengaruh secara inelastis untuk jangka pendek dan elastis
untuk jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa total impor tembakau relatif
71 lambat dan memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
ekonomi yang terjadi. Hal ini didukung oleh berpengaruhnya variabel total impor tembakau pada tahun sebelumnya.
Variabel harga riil tembakau impor Indonesia berpengaruh negatif dengan koefisien 0.27. Adapun artinya adalah apabila terjadi perubahan harga riil
tembakau impor Indonesia, cateris paribus, sebesar Rp 1 000 per ton maka akan terjadi perubahan total impor tembakau sebesar 0.27 ton berlawanan arah dengan
laju perubahan harga riil tembakau impor Indonesia. Ditinjau dari elastisitas, harga riil tembakau impor Indonesia berpengaruh secara inelastis baik dalam
jangka panjang maupun jangka pendek. Hal ini menunjukkan bahwa total impor tembakau relatif lambat dan memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan ekonomi yang terjadi. Hal ini didukung oleh berpengaruhnya variabel total impor tembakau pada tahun sebelumnya.
6.1.7. Penawaran Tembakau