76 penawaran tembakau tidak berpengaruh terhadap harga riil tembakau di tingkat
petani seperti pada asumsi pasar persaingan sempurna. Variabel harga riil tembakau di tingkat konsumen berpengaruh secara
positif dengan koefisien 0.48. Adapun artinya adalah bahwa apabila terjadi perubahan harga riil tembakau di tingkat konsumen sebesar Rp 1 000 per ton,
cateris paribus , maka akan terjadi perubahan harga riil tembakau di tingkat petani
sebesar Rp 480 per ton searah dengan laju perubahan harga riil tembakau di tingkat konsumen. Hal ini disebabkan karena dalam penentuan grade dan harga
masing-masing grade, seorang grader yang rasional akan mempertimbangkan harga jual tembakau tersebut. Ditinjau dari elastisitas, variabel harga riil tembakau
di tingkat konsumen berpengaruh secara elastis dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
6.1.11. Harga Riil Tembakau di Tingkat Konsumen
Hasil estimasi persamaan harga riil tembakau di tingkat konsumen dengan bantuan software SAS 9.0 for Windows dapat dilihat secara lengkap pada
lampiran 6. Adapun secara sederhana dapat dilihat pada tabel 13 berikut:
Tabel 13. Hasil Estimasi Persamaan Harga Riil Tembakau di Tingkat Konsumen
Variabel Parameter
Estimasi Pr |t|
Elastisitas Keterangan
SR LR
Intercept -981.9580 0.3980
Intercept LST
-0.0179 0.2570 -0.1016
-2.4095 lag penawaran tembakau ton LDTT
0.0386 0.0921 0.2122
5.0304 lag permintaan tembakau total ton LHTDK
0.9578 .0001 lag harga riil tembakau di tingkat
konsumen 000 Rpton R-Square
0.8942 Pr F .0001 Dh
0.0824
Sumber: Data, diolah 2013 Nilai koefisien determinasi R
2
yang didapat dari persamaan harga riil tembakau di tingkat konsumen adalah sebesar 0.89. Adapun artinya adalah bahwa variabel-
variabel di dalam persamaan harga riil tembakau di tingkat konsumen secara
77 bersama-sama mampu menjelaskan keragaman harga riil tembakau di tingkat
kosumen sebesar 89 persen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan.
Dari tabel 13, dapat diketahu bahwa variabel yang berpengaruh secara nyata pada taraf α 15 persen adalah variabel permintaan tembakau total pada
tahun sebelumnya dan harga riil tembakau di tingkat konsumen pada tahun sebelumnya.
Variabel yang tidak berpengaruh secara nyata pada taraf α 15 persen adalah variabel penawaran tembakau pada tahun sebelumnya. Adapun hal ini
sesuai dengan asumsi bahwa pasar persaingan sempurna pada komoditas tembakau dirusak oleh adanya penetapan tarif cukai rokok sehingga harga
komoditas tembakau bukan lagi didasarkan pada perpotongan kurva penawaran dan permintaan. Hal ini juga mengindikasikan bahwa konsumen tembakau atau
perusahaan rokok memiliki daya tawar yang lebih tinggi dari tengkulak ataupun grader
sebagai penyedia tembakau. Variabel permintaan tembakau total pada tahun sebelumnya berpengaruh
secara positif dengan nilai koefisien sebesar 0.04. Adapun artinya adalah apabila terjadi perubahan permintaan tembakau total pada tahun sebelumnya sebesar satu
ton, cateris paribus, maka akan terjadi perubahan harga riil tembakau di tingkat konsumen sebesar Rp 40 rupiah per ton searah dengan laju perubahan permintaan
tembakau total pada tahun sebelumnya. Ditinjau dari elastisitas, variabel permintaan tembakau total pada tahun sebelumnya berpengaruh secara inelastis
pada jangka pendek dan kemudian menjadi elastis pada jangka panjang. Hal ini mengindikasikan bahwa harga riil tembakau di tingkat konsumen cenderung
lambat dalam menyesuaikan diri dengan perubahan ekonomi yang terjadi. Hal ini
78 didukung dengan berpengaruhnya variabel harga riil tembakau pada tahun
sebelumnya.
6.1.12. Produksi Rokok Kretek