15
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu Mengenai Agrowisata
Kampoeng Wisata Cinangneng KWC adalah perusahaan agrowisata yang juga mengedepankan nuansa budaya pedesaan menjadi nilai jualnya.
Kedesaan dan ketradisionalan KWC serta keikutsertaan masyarakat pedesaan di dalam setiap program wisata menjadi daya tarik tersendiri yang membedakannya
dengan agrowisata lainnya. Namun demikian, seiring dengan semakin majunya perkembangan bisnis menjadikan tingkat persaingan semakin ketat, sehingga hal
tersebut harus menjadi bahan pertimbangan bagi KWC untuk melakukan berbagai peningkatan kinerja usaha agar bisa tetap bersaing. Peningkatan kinerja tersebut
dapat terwujud dengan menetapkan berbagai strategi untuk perkembangan usahanya Machrodji 2004; Islamiarani 2008.
Kemampuan suatu perusahaan untuk dapat bersaing dan unggul dalam industri agrowisata dilandasi oleh baiknya kinerja yang menyeluruh dari
perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan akan memberikan gambaran bagi para stakeholder
terhadap kontribusinya dalam peningkatan kualitas perusahaan. Pokok permasalahan tersebut menjadi dasar bagi Islamiarani 2008 untuk
melakukan penelitian mengenai Analisis Kinerja Agrowisata dengan Pendekatan Balanced Scorecard
di Kampoeng Wisata Cinangneng. Kinerja KWC dinilai secara multi perspektif, yaitu tidak menilai perspektif keuangan saja namun
perspektif non keuangan juga. Perspektif yang dinilai antara lain, perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif hubungan masyarakat, perspektif
proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Sasaran strategi KWC yaitu menjalin hubungan baik dengan pelanggan
diwujudkan dengan mempertahankan pelanggan tetap. Pada kurun waktu 2005 hingga 2006 terdapat lima kelompok pengunjung yang sudah menjadi pelanggan
tetap. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden yang datang bertujuan untuk menambah pengetahuan sebesar 73 persen, sumber
informasi utama mengenai KWC adalah informasi dari teman sebanyak 79 persen. Atribut yang dianggap paling penting oleh KWC yaitu atmosfer KWC sebanyak
52 persen, mayoritas pengunjung dalam memutuskan untuk berkunjung ke KWC
16 dilakukan secara terencana sebesar 72 persen. Hasil penelitian mengenai analisa
kepuasan pengunjung diketahui bahwa tingkat kepuasan pengunjung terhadap kualitas paket wisata sebesar 54 persen, pengunjung yang merasa puas dan sangat
puas dengan pelayanan yang diberikan sebesar hampir 80 persen, sebesar 49 persen pengunjung puas terhadap tarif yang dikenakan. Sebanyak 89 persen
pengunjung mengungkapkan bahwa mereka puas dan sangat puas dengan kenyamanan KWC, sebanyak 43 persen merasa puas dan sebanyak 43 persen
lainnya merasa sangat puas dengan tingkat keamanan di KWC. Responden menyatakan berniat akan berkunjung kembali ke KWC sebesar 90 persen.
Berdasarkan hasil survey kepuasan konsumen didapatkan hasil perhitungan indeks kepuasan pengunjung berada pada indeks rata-rata berada pada kategori puas.
Dilihat dari keseluruhan penilaian perspektif, kinerja KWC sudah memuaskan dilihat dari pencapaian 14 persen di atas target.
Kinerja KWC seperti dapat dilihat pada hasil penelitian Islamiarani 2008 sudah menunjukkan kondisi usaha yang baik, namun KWC ingin dan perlu
meningkatkan daya saing usahanya dengan menetapkan berbagai strategi, seperti penelitian yang dilakukan oleh Machrodji 2004. Machrodji 2004 melakukan
penelitian mengenai strategi pengembangan KWC dengan menganalisis dan mengelola kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada KWC, kemudian
merumuskan beberapa strategi yang diperlukan untuk pengembangan usaha dan agar tetap bisa bersaing. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE dan
EFE pada tahap I, setelah itu diolah pada tahap II dengan matriks IE dan untuk memutuskan strategi digunakan matriks QSPM.
Kekuatan utama bagi KWC antara lain, kondisi udara yang sejuk, rekreasi yang ditawarkan bersifat mendidik edukatif, paket wisata yang unik dan
pondokan yang disediakan bernuansa pedesaan. Kelemahan yang menjadi kelemahan utama terletak pada manajemen perusahaan yang kurang profesional.
Kelemahan yang sangat penting juga terletak pada biaya paket wisata yang ditawarkan. Pada kondisi eksternal perusahaan merespon peluang dengan sangat
baik dengan dijadikannya KWC sebagai program rutin sekolah, dukungan dari Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya, tersedianya sentra industri kecil, warga
desa umumnya bertani hingga adanya ketertarikan dari wisatawan asing.
17 Perusahaan merespon ancaman dengan baik dengan dijadikannya kawasan
Gunung Salak Endah sebagai alternatif wisata dan mulai berkembangnya masyarakat ke arah ke kotaan. Secara keseluruhan, KWC berada pada posisi
tumbuh dan kembang grow and built yang menghasilkan alternatif strategi yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi ke depan,
integrasi ke belakang, dan integrasi horisontal. Penelitian yang dilakukan oleh Islamiarani 2008 dan Machrodji 2004
merupakan dua kajian penting bagi suatu perusahaan sebagai indikator untuk melakukan perbaikan dan perkembangan usaha demi bisa tetap bertahan dan
berdaya saing dalam industrinya. Penelitian lainnya dilakukan oleh Ferdiansyah 2005 pada Agrowisata Little Farmers. Penelitiannya menganalisis tentang
Peramalan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan ke Agrowisata Little Farmers
Unit Usahatani Koperasi Karyawan PT Bio Farma Cisarua Lembang. Pada penelitiannya, dengan menggunakan model terbaik ARIMA
2,1,0 1,1,1
12
diketahui bahwa perkembangan jumlah pengunjung mengalami trend yang meningkat, artinya untuk dua belas bulan ke depan jumlah pengunjung
yang berkunjung ke Little Farmers akan cenderung mengalami peningkatan. Ferdiansyah 2005 juga menganalisis karakeristik pengunjung dan faktor-faktor
yang mempengaruhi kunjungan ke agrowisata Little Farmers. Alat analisis yang digunakannya yaitu Analisis Faktor untuk mengetahui variabel-variabel apa saja
yang menjadi faktor dominan yang mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung. Faktor-faktor yang paling dominan yang berpengaruh terhadap kunjungan
wisatawan ke Little Farmers secara berturut-turut adalah status perkawinan, umur, pendapatan, pendidikan, biaya rekreasi, pekerjaan, dan informasi. Penelitian yang
dilakukan Ferdiansyah 2005 menghasilkan perkiraan kondisi usaha Little Farmers
di masa yang akan datang dan faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kunjungan. Hasil dari penelitian tersebut dapat dijadikan dasar
oleh pengelola Little Farmers untuk merumuskan strategi dan kebijakan untuk meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Little Farmers.
Setiap agrowisata melakukan suatu pengembangan dan perbaikan yang akan menghasilkan suatu keunggulan guna mempertahankan keberadaannya dan
dapat bersaing di tengah ketatnya persaingan. Cara untuk mencapai keunggulan
18 tersebut yaitu dengan mengembangkan dan meningkatkan kualitas pelayanan
usaha untuk memaksimalkan kepuasan pengunjung dan berpedoman pada keinginan-keinginan pengunjung. Hal tersebut menarik minat Perwira 2007
untuk melakukan penelitian mengenai Penerapan Metode Quality Function Deployment
dalam Penentuan Prioritas Bagi Peningkatan Kualitas Pelayanan Taman Wisata Mekarsari. Metode analisis yang digunakan dalam menghasilkan
atribut-atribut untuk peningkatan kualitas pelayanan yaitu quality function deployment
QFD. Proses pengaplikasian metode QFD dilakukan dengan penyusunan suatu matriks komprehensif yang disebut house of quality HOQ.
Melalui metode ini dapat diketahui atribut yang diprioritaskan bagi peningkatan kualitas pelayanan Taman Wisata Mekarsari. Urutan prioritas persyaratan
pelanggan berdasarkan bobot absolut dari yang tertinggi adalah variasi wahana wisata yang disediakan dan promosi kawasan agrowisata, sedangkan yang
terendah adalah harga tiket wisata, tempat makan, dan kebersihan kawasan agrowisata. Urutan persyaratan teknik berdasarkan bobot absolut yang tertinggi
adalah peningkatan kualitas SDM, sedangkan yang terendah adalah penyediaan tempat makan dan pemeliharaan kebersihan kawasan.
Perwira 2007
juga merumuskan
beberapa strategi
dengan mengimplementasikan hasil dari metode QFD. Strategi-strategi tersebut
dirumuskan secara sistematis berdasarkan atribut-atribut yang diprioritaskan untuk diperbaiki dan yang paling dibutuhkan oleh pengunjung. Sehingga
pengimplementasian strategi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pengunjung Taman Wisata Mekarsari.
2.2. Penelitian Terdahulu Mengenai Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Produk Jasa