8 Berdasarkan Tabel 5 di atas, dapat diketahui bahwa dalam rentang tahun
2005 sampai tahun 2009 selalu terjadi peningkatan jumlah pengunjung dengan jumlah kunjungan tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 19.021 orang
pengunjung. Rata-rata pertumbuhan jumlah pengunjung yang berkunjung ke TRKWC cukup besar yaitu sebesar 31,25 persen.
1.2. Perumusan Masalah
Meningkatnya preferensi wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata serta adanya konsep back to nature mengakibatkan jumlah kunjungan wisatawan
semakin meningkat pada beberapa tahun terakhir. Hal ini merupakan peluang pasar bagi pelaku usaha yang harus ditangkap dan dimanfaatkan. Melihat peluang
tersebut, maka semakin banyak pihak yang mengelola usaha agrowisata. Namun demikian, dengan perencanaan usaha yang tepat, suatu agrowisata dapat bersaing
dan unggul dari pesaing lainnya. Setiap objek wisata terus berlomba untuk meningkatkan kualitas
pelayanan, menambah wahana dan program wisata, serta menggali keunikan dan menciptakan inovasi untuk menarik minat wisatawan. Tidak sedikit objek wisata
yang hadir dengan program pulang kampung seperti halnya pada TRKWC. Namun dengan keasrian alam dan keunikan yang ada pada TRKWC ternyata
dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Wisatawan yang berkunjung pun tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga berasal dari luar negeri. Saat ini di
Kabupaten Bogor sudah terdapat 19 objek agrowisata atau objek wisata yang memasukkan kegiatan pertanian di dalam paket wisatanya. Rincian nama-nama
agrowisata dan kecamatannya dapat dilihat pada Tabel 6.
9 Tabel 6. Nama-Nama Agrowisata di Kabupaten Bogor pada Tahun 2009
No. Nama Objek Agrowisata
Kecamatan 1
Wisata Agro Gunung Mas Cisarua
2 Taman Rekreasi Lido
Cigombong 3
Taman Melrimba Cisarua
4 Wisata Agro Kapol
Cijeruk 5
Kampung Wisata Pancawati Caringin
6 Curug Panjang
Megamendung 7
Saung Wira Ciawi
8 Warso Farm
Cijeruk 9
Taman Wisata Matahari Cisarua
10 Wisata Desa Kampung Bambu
Cijeruk 11
Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng Ciampea 12
Kampung Budaya Sindang Barang Tamansari
13 Kebun Wisata Pasir Mukti
Citeureup 14
Taman Wisata Mekarsari Cileungsi
15 Padang Buah Inagro
Ciseeng 16
Perkebunan Teh Cianten Leuwiliang
17 Agrowisata Ciliwung
Cisarua 18
Kabayan Village Babakan Madang
19 Kampung Pending
Caringin
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Tahun 2009 diolah
Schoell dan
Gultinan 1992,
diacu dalam
Tjiptono 2008
mengungkapkan, akhir-akhir ini sektor jasa berkembang pesat karena beberapa faktor penyebab. Faktor-faktor tersebut antara lain, adanya peningkatan pengaruh
sektor jasa, waktu santai yang semakin banyak, persentase wanita yang masuk dalam angkatan kerja semakin besar, tingkat harapan hidup semakin meningkat,
produk-produk yang dibutuhkan dan dihasilkan semakin kompleks, adanya peningkatan kompleksitas kehidupan, meningkatnya perhatian terhadap ekologi
dan kelangkaan sumber daya, dan perubahan teknologi berlangsung semakin cepat.
Jumlah pengunjung adalah salah satu faktor penentu keberhasilan dan keberlangsungan suatu usaha agrowisata, karena semakin banyak pengunjung
10 yang
datang maka
akan semakin
tinggi pula
penerimaan bagi
perusahaan. Persaingan setiap agrowisata dalam memperoleh jumlah pengunjung juga memperlihatkan posisinya di dalam industri. Besar pangsa
pasar agrowisata dalam industrinya di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Gambar 1.
Keterangan: A = Wisata Agro Gunung Mas
B = Taman Wisata Mekarsari C = Kebun Wisata Pasir Mukti
D = Warso Farm E = Taman Melrimba
F = Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng G = Taman Wisata Matahari
H = Taman Rekreasi Lido
Gambar 1. Pangsa Pasar Agrowisata di Kabupaten Bogor pada Tahun 2007-2009
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Tahun 2009 diolah
Pada Gambar 1 di atas dapat diketahui bahwa dari delapan agrowisata yang terdata, pangsa pasar TRKWC dalam industri agrowisata di Kabupaten
Bogor memperlihatkan kondisi yang berfluktuasi. Hal ini ditunjukkan pada tahun 2007 pangsa pasar TRKWC sebesar 1,98 persen, kemudian mengalami penurunan
menjadi 1,81 persen pada tahun 2008, walaupun kemudian pada tahun 2009 pangsa pasar TRKWC kembali meningkat menjadi 2,14 persen. Namun
43 .6
6
30 .9
9 30
.9 2
23 .2
2 34
.5 4
34 .4
6
10 .2
3 3.
55 3.
54 9.
46 8.
72 8.7 8.
34 6.
96 6.
82 1.
98 1.
812.1 4
1. 8
12 .8
12 .7
9
1. 31
0. 63
0. 63
5 10
15 20
25 30
35 40
45
P er
se n
ta se
A B
C D
E F
G H
Nama Agrowisata
Pangsa Pasar Agrowisata di Kabupaten Bogor Tahun 2007-2009
2007 2008
2009
11 demikian, besar pangsa pasar TRKWC pada tahun 2009 masih sangat kecil jika
dibandingkan dengan agrowisata lainnya. Melihat fakta tersebut, TRKWC tentunya harus semakin meningkatkan pelayanan dan kepuasan pengunjung agar
selalu dapat meningkatkan jumlah pengunjung pada tahun-tahun mendatang. Jumlah pengunjung TRKWC yang berkunjung setiap harinya juga
menunjukkan jumlah yang berfluktuasi dan belum memenuhi kapasitas maksimum pengunjung TRKWC. Berdasarkan hasil wawancara dengan
sekretaris umum TRKWC, diketahui bahwa kapasitas maksimum pengunjung di TRKWC sebanyak 400 orang setiap harinya, sedangkan rata-rata jumlah
pengunjung pada hari-hari biasa senin sampai dengan jumat berkisar antara 10 sampai 50 orang dan pada akhir pekan sabtu dan minggu berkisar antara 50
sampai 200 orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat selisih yang cukup besar antara jumlah riil pengunjung yang datang dengan kapasitas
maksimum yang tersedia, yaitu selisih pada hari-hari biasa antara 350 sampai 390 orang sedangkan pada akhir pekan berkisar antara 200 sampai 350 orang. Selisih
tersebut tentunya menjadi peluang dan tantangan bagi TRKWC untuk dapat dipenuhi agar penerimaan perusahaan semakin besar.
Selain karena persaingan, faktor lain yang mempengaruhi jumlah kunjungan adalah terjadinya peningkatan berbagai harga kebutuhan rumah tangga
sehingga masyarakat mengurangi dana untuk berlibur atau terpaksa menunda kepergiannya. Pengunjung juga banyak yang mengeluh terkait akses untuk
mencapai lokasi TRKWC yang begitu banyak hambatan dan memakan waktu cukup lama, fasilitas toilet yang kurang memadai, areal parkir yang kurang luas,
dan lain sebagainya. Harga paket wisata yang ditawarkan pun selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal-hal tersebut bukan tidak mungkin menjadi
faktor penyebab pengunjung untuk enggan berkunjung kembali. Saat ini jumlah pengunjung tetap yang berkunjung ke TRKWC sekitar 20 persen dari total
pengunjung setiap tahunnya
4
. Menyikapi permasalahan tersebut, TRKWC dituntut untuk dapat bersaing
dengan merumuskan suatu perencanaan usaha yang tepat dan meningkatkan
4
Hasil Wawancara dengan Kepala Urusan Reservasi dan Pengaturan Program Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng [18 Mei 2010]
12 kualitas pelayanan yang diberikan kepada pengunjung. Peningkatan kualitas
pelayanan tersebut didasari pada pemahaman terhadap apa yang dibutuhkan oleh pengunjung, sehingga keputusan yang diambil merupakan suatu prioritas
dari jawaban atas keinginan pengunjung terhadap TRKWC. Indikator untuk mengetahui apa saja atribut yang harus ditingkatkan kualitasnya adalah dengan
mengetahui tingkat kepuasan pengunjung terhadap atribut-atribut yang ada pada TRKWC. Pengetahuan terhadap kepuasan pengunjung dapat menjadi masukan
yang sangat penting untuk merumuskan implikasi manajerial perusahaan. Pengunjung harus menjadi fokus utama dalam penentuan suatu kebijakan karena
keberhasilan dan keberlangsungan suatu agrowisata sangat ditentukan oleh besar kecilnya jumlah kunjungan. Pengunjung yang merasa puas suatu saat akan
berkunjung kembali dan akan menceritakan pengalamannya kepada orang lain, hal tersebut menjadi langkah bagi pengunjung untuk menjadi loyal terhadap
TRKWC. Atas dasar-dasar itulah maka diperlukan suatu penelitian mengenai kepuasan dan loyalitas pengunjung.
Berdasarkan uraian di atas maka timbul beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dengan melakukan suatu penelitian mengenai analisis kepuasan dan
loyalitas pengunjung di TRKWC. Pertanyaan-pertanyaan yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1 Bagaimana karakteristik dan perilaku pengunjung Taman Rekreasi
Kampoeng Wisata Cinangneng? 2
Bagaimana hubungan yang terjadi antara atribut dengan variabel dimensi
kualitas pelayanan Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng?
3 Bagaimana hubungan yang terjadi antara variabel dimensi kualitas pelayanan
dengan variabel kepuasan dan loyalitas pengunjung Taman Rekreasi
Kampoeng Wisata Cinangneng?
4 Bagaimana implikasi manajerial untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas
pengunjung Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng?
1.3. Tujuan Penelitian