50 5
Respesifikasi Tahapan ini ditujukan untuk melakukan spesifikasi ulang terhadap
model untuk memperoleh derajat kecocokan yang lebih baik. Respesifikasi ini sangat tergantung kepada strategi pemodelan yang dipilih. Pada penelitian
ini strategi yang dipilih yaitu model generating atau model development strategy
. Tahapan yang dilakukan dimulai dari spesifikasi suatu model awal, dilanjutkan dengan pengumpulan data empiris. Selanjutnya dilakukan
analisis dan pengujian apakah data cocok dengan model. Jika tingkat kecocokan kurang baik, maka model dimodifikasi dan diuji kembali dengan
data yang sama. Respesifikasi model diperlukan jika modelnya tidak memiliki kemampuan yang diharapkan. Proses ini dapat dilakukan berulang-
ulang sampai diperoleh tingkat kecocokan terbaik.
4.5.4.2. Formulasi Model SEM
Notasi matematik dari full atau hybrid model secara umum dapat dituliskan seperti berikut Jöreskog Sörbom 1989, diacu dalam Wijayanto
2008: 1
Structural Model Model Struktural = B + Γξ +
2 Measurement Model Model Pengukuran
a Model Pengukuran untuk y
y = Λ
y
+ b
Model Pengukuran untuk x x = Λ
x
ξ + dengan asumsi:
1 tidak berkorelasi dengan ξ
2 tidak berkorelasi dengan
3 tidak berkorelasi dengan ξ
4 , , dan tidak saling berkorelasi mutually uncorrelated
5 I – B adalah non-singular
Persamaan dan hubungan antar variabel dalam model SEM juga dapat dinyatakan dalam bentuk diagram lintas path diagram. Diagram lintas yang
51 diterapkan pada penelitian ini yaitu diagram model hybrid, karena model yang
diestimasi merupakan gabungan antara model struktural dan model pengukuran. Firdaus dan Farid 2008 menyatakan, diagram lintas adalah sebuah gambar yang
menampilkan hubungan yang lengkap dari sekelompok peubah. Keuntungan digunakannya diagram lintas antara lain mempermudah dalam memahami
hubungan antar peubah baik dalam model pengukuran maupun model struktural. Pada diagram lintas terdapat notasi-notasi yang menyatakan jenis dan
parameterbesaran dari variabel-variabel. Notasi-notasi variabel yang terdapat pada model SEM pada umumnya dinyatakan dalam bahasa Yunani Sitinjak
Sugiarto 2006. Berikut ini adalah keterangan yang berkaitan dengan diagram lintas dalam model SEM:
1 Simbol diagram lintas dari variabel teramati adalah kotak atau persegi
panjang, sedangkan simbol diagram lintas dari variabel laten adalah lingkaran atau elips.
2 Simbol anak panah menunjukkan adanya hubungan. Ekor anak panah
menunjukkan variabel penyebab dan kepala anak panah menunjukkan variabel akibat. Arah anak panah dari variabel laten terhadap variabel
teramati merupakan refleksi atau efek dari variabel latennya. 3
ζotasi variabel laten eksogen adalah ξ ksi, sedangkan notasi variabel laten endogen adalah eta.
4 Variabel teramati dari variabel laten eksogen dilambangkan dengan X,
sedangkan variabel teramati dari variabel laten endogen dilambangkan dengan Y. Muatan-muatan faktor factors loadings yang menghubungkan
variabel laten dan variabel teramati diberi notasi λ lambda. Pada sisi X adalah
λ
x
dan sisi Y adalah λ
y
. 5
Parameter yang menunjukkan keeratan hubungan variabel laten endogen pada variabel laten eksogen diberi notasi gamma, sedangkan parameter yang
menunjukkan keeratan hubungan variabel laten endogen pada variabel laten endogen yang
lain diberi notasi beta. 6
Pada umumnya, variabel laten eksogen yang dimasukkan dalam model tidak dapat secara sempurna menjelaskan variabel laten terikatnya, sehingga dalam
model struktural biasanya ditambahkan komponen kesalahan struktural, yang
52 diber
i notasi zeta. Begitu halnya variabel-variabel teramati dari suatu variabel laten tidak dapat merefleksikan variabel latennya secara sempurna,
sehingga diperlukan penambahan kesalahan pengukuran dalam model. Notasi bagi kesalahan pengukuran yang berkaitan dengan variabel teramati X
adala h delta, sedangkan yang berkaitan dengan variabel teramati Y adalah
epsilon. Penambahan komponen kesalahan pada model membuat model SEM menjadi lengkap.
4.5.4.3. Implementasi Model SEM