informasi yang diperoleh deficiency information pada suatu konsep bila false negative.
1
Terdapat beberapa penyebab terjadinya miskonsepsi pada siswa yaitu siswa, guru, buku teks, konteks, dan cara mengajar. Penelitian yang dilakukan
dalam identifikasi miskonsepsi hanya dilihat melalui dua sudut pandang kesalahan pada siswa dan buku teks. Setelah membandingkan buku teks yang digunakan
yaitu Biologi SMAMA kelas X kurikulum 2013 dengan dua buku sumber lainnya yaitu Campbell dan Biologi kelas X kurikulum KTSP, diperoleh kesimpulan isi
yang digunakan sudah sesuai. Fokus permasalahan dan penyebab terjadinya miskonsepsi siswa adalah pada diri siswa melalui buku Paul Suparno. Penjelasan
lebih rinci mengenai paham, tidak paham dan miskonsepsi terpaparkan pada bahasan berikut ini.
1. Menjelaskan sejarah penemuan virus
Pemahaman siswa pada indikator sejarah penemuan virus, terdapat pada butir soal nomor satu dengan indikator soal menentukan virus yang pertama kali
ditemukan. Miskonsepsi yang terjadi pada soal ini tergolong sangat tinggi pada false positive dengan persentase 99 pada tingkat pertama, 9,4 pada tingkat
kedua dan 93 pada tingkat ketiga. Miskonsepsi pada indikator ini sudah ditemukan pada saat tahap penyusunan soal Three-Tier Test tahap pertama yaitu
wawancara Lampiran 5 dan Tabel 3.7 dan pada tahap kedua Lampiran 7 dan Tabel 3.8 yaitu pertanyaan terbuka open ended question, siswa menganggap
“Adolf Meyer adalah ilmuan pertama yang menemukan TMV dan virus TMV dapat ditularkan dengan bersentuhan”.
Tabel 4.2 Persentase Soal Nomor 1
No. Kriteria
Persentase 1.
False positive 81,25
2. False negative
1,04 3.
Tidak paham 8,33
4. Paham
9,38
1
David Hestenes Ibrahim Halloun., Interpreting the force concept Inventory a Response to Huffman and Heller, Article appeared in the Physics Teacher, 1995, p. 6
Pada indikator soal nomor satu, siswa menjawab dengan kategori false positive terbesar pada pilihan B-B-A 46,75. Siswa yang mengalami
miskonsepsi false positive menganggap bahwa, “bercak kuning pada tanaman
tembakau terjadi karena virus TMV sebagai jawaban benar yang diberikan pada tingkat pertama dengan alasan yang tidak seusai pada tingkat kedua tanaman
tembakau sudah ditemukan sejak tahun 1883 serta meyakini jawaban yang diberikan.
Kesalahan atau miskonsepsi false positive yang terjadi pada siswa dikarenakan siswa salah dalam memberikan alasan menjawab tingkat pertama,
sehingga miskonsepsi disebabkan oleh penalaran siswa yang tidak lengkap atau salah, akibatnya siswa salah dalam menarik kesimpulan dan mengeneralisasikan
pengetahuannya.
2
2. Menggambarkan struktur virus
Dua indikator soal yang digunakan mengetahui pemahaman siswa mengenai gambar struktur tubuh virus. Hasil pegamatan pada Tabel 4.1 mengungkapkan
terjadinya miskonsepsi pada indikator ini, dibuktikan dengan persentase yang diperoleh.
Indikator pertama, siswa dapat memperkirakan cara mengetahui ukuran dan struktur tubuh virus. Persentase siswa menjawab benar pada indikator ini tidak
jauh berbeda pada tingkat pertama dan kedua sebesar 31 dan 32 dengan tingkat keyakinan sebesar 90. Jika dilihat pada Tabel 4.3 false negative lebih
besar dibandingkan false positive dan tidak paham konsep, hal ini membuktikan masih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi karena kurang paham
mengenai indikator ukuran dan struktur tubuh virus. Miskonsepsi pada indikator ini ditemukan sejak awal pada tahap penyusuan
soal Three-Tier Test, tahap pertama adalah wawancara Lampiran 5 dan Tabel 3.7 siswa menga
nggap “virus dapat dilihat menggunakan pengamatan secara
2
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan konsep dalam Pendidikan fisika. Jakarta: PT Grasindo, 2005, h. 38.