Identifikasi Miskonsepsi dengan tes diagnostik Three-Tier Test

b. Pengembangan produk, pada tahap pengembangan produk terdiri dari lima kegiatan yaitu identifikasi tujuan tes dan ruang lingkup materi, penyusunan kisi-kisi tes, penulisan butir soal, validasi oleh ahli dan revisi I. c. Uji coba produk, pada tahap uji coba produk terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu uji coba butir soal, analisis butir soal dan revisi II. Butir soal yang memenuhi kriteria valid dan reliabel diterapkan kepada siswa untuk mengetahui miskonsepsi. Berdasarkan jurnal yang berjudul Development of a Three-tier test to Assess High School Students Understanding of Acid and Bases yang dikembangkan oleh Ayla C. Dindar dan Omer Geban menjelaskan pengembangan instrumennya dengan menggunakan tiga tahapan yaitu: 39 a. Melakukan wawancara terhadap 12 murid SMA yang terdiri dari enam wanita dan enam laki-laki dengan tingkat pengetahuan tinggi, sedang dan rendah. Wawancara dalam penelitan deskriptif kualitatif adalah hal yang penting karena keharusan keterlibatan peneliti dan penghayatan terhadap permasalahan dan subjek penelitian sehingga, dapat dikatakan bahwa peneliti adalah subjek penelitian. b. Menggunakan open-ended question berupa 10 pertanyaan bedasarkan hasil wawancara tentang konsep yang mewakili konsep asam dan basa, dengan menggunakan 111 siswa SMA yang terdiri dari 65 wanita dan 46 laki-laki. c. Langkah terakhir adalah menggunakan hasil pertanyaan open-ended question untuk membuat instrumen berupa tes diagnostik Three-Tier Test, yang terdiri dari tiga tahapan tahap pertama berupa tes pilihan ganda, tahap kedua adalah alasan jawaban atas langkah pertama dan ketiga adalah confidence tier atau keyakinan atas jawaban langkah pertama dan kedua untuk mengetes validitas soal diteliti oleh empat ahli pendidikan kimia dan dua guru kimia. Pada penelitian ini digunakan instrumen Three-Tier Test yang dikembangkan oleh Haki Pesman dan Ali Eryilmaz yang berjudul , Development of a Three-tier 39 Ayla C. Dindar Omar geban, op. cit., p. 601. test to Assess Misconseption About Simple Electric Circuit menjelaskan cara pengembangan Three-Tier Test sebagai berikut: 40 a. Wawancara, jenis wawancara yang yang digunakan adalah wawancara klinikal. Ketika wawancara ditampilkan contoh, kartu bergambar dan beberapa diagram, setelah itu barulah pewawancara memberikan pertanyaan. Terdiri dari 15 pertanyaan, lima pertanyaan dengan skala likert 1-4 1 sangat menarik dan 4 sangat tidak menarik dan 10 pertanyaan dengan skala 1-3 1 tidak pernah dan 3 sering b. Open ended question atau pertanyaan terbuka, dibangun berdasarkan hasil dari wawancara. Beberapa pertanyaan yang diajukan pada pertanyaan terbuka ini diambil dari beberapa pertanyaan yang diajukan dalam wawancara. Pada tahap ini digunakan 99 siswa SMA. c. Pembuatan instrumen Three-Tier Test, dengan menggunakan hasil dari wawancara dan pertanyaan terbuka. Three Tier Test yang dihasilkan sebanyak 12 soal mengenai SECDT. Soal tahap pertama adalah pilihan ganda, tahap kedua berisi beberapa alasan jawaban soal pertama dengan satu pilihan kosong dan ketiga adalah keyakinan atas jawaban kedua soal sebelumnya. Setelah soal Three-Tier Test selesai dibuat dan diujikan kepada 124 siswa siswa. Three-Tier Test yang dikembangkan Haki Pesman dan Ali Eryilmaz dapat membedakan antara miskonsepsi dan tidak tahu konsep lack of knowledge. Jenis miskonsepsi juga dibedakan menjadi false positive dan false negative. Menurut Hestenes dan Halloun false posiitve adalah jawaban benar yang diberikan oleh siswa dengan konsep ilmiah yang salah, sedangkan false negative adalah jawaban yang salah yang diberikan oleh siswa dengan konsep yang benar. 41 Semua miskonsepsi dapat dikatakan kesalahan error tetapi suatu kesalahan errror belum tentu dikatakan miakonsepsi, karena beberapa kesalahan error adalah tidak paham konsep lack of knowledge. Miskonsepsi terjadi apabila siswa menjawab salah pada tingkat pertama, benar pada tingkat kedua dan yakin dengan 40 Haki Pesman Ali Eryilmaz, op. cit., pp. 209-211. 41 Ibid. jawaban yang diberikan. Tingkat keyakinan yang terdapat pada tingkat ketigalah yang membedakan antara two-tier dan pilihan ganda. Miskonsepsi terjadi apabila siswa menjawab yakin pada respon yang diberikan pada tingkat ketiga confident level. 42 Siswa dengan miskonsepsi dan tidak paham konsep lack of knowledge diidentifikasi sebagai berikut: Tabel 2.4 Identifikasi Three-Tier Test Miskonsepsi dan Tidak Paham Konsep lack of knowledge No. Tier 1 Tier 2 Tier 3 Kategori 1. Benar Benar Yakin Paham mengerti konsep 2. Benar Benar Tidak yakin Tidak paham konsep lack of knowledge 3. Benar Salah Yakin Miskonsepsi False positive 4. Benar Salah Tidak yakin Tidak paham konsep lack knowledge 5. Salah Benar Yakin Miskonsepsi False negative 6. Salah Benar Tidak yakin Tidak paham konsep lack of knowledge 7. Salah Salah Yakin Miskonsepsi False negative 8. Salah Salah Tidak yakin Tidak paham konsep lack of knowledge

6. Kelebihan Three-Tier Test

Kelebihan Three-Tier Test adalah sangat efektif dalam menilai pemahaman siswa dibandingkan tes pilihan ganda konvensional karena Three Tier Test dapat membedakan konsepsi alternatif dari kurangnya pengetahuan melalui analisis tingkatan, Three-Tier Test lebih mudah dan cepat untuk menilai pemahaman siswa jika dibandingkan dengan two-tier, dapat memberikan informasi kepada guru baik pengetahuan dan pemahaman siswa sebelumnya serta pemahaman mereka tentang konsep setelah melakukan tes. 43 Menurut Eryilmaz dan Surmeli dalam jurnal Haki Pesman Three Tier Test merupakan kombinasi antara two tier dan CRI, dengan menggunakan Three Tier Test dapat diketahui persentase miskonsepsi false positive dan false negative selain itu dengan adanya tier ketiga dapat dibedakan antara miskonsepsi dan tidak paham konsep lack of knowledge. 44 Namun, pada penelitian ini, pembuatan Three-Tier Test dimodifikasi menjadi lebih sederhana, mengingat penelitian ini adalah penelitian mahasiswa Strata 1. 42 Kutluay, op.cit., p. 19. 43 Dindar, op. cit., p. 603. 44 Haki Pesman Ali Eryilmaz, op. cit., p. 209.

C. Tinjauan Konsep Materi Virus

1. KD dan Indikator Materi Virus

Konsep Virus adalah konsep yang diajarkan di kelas X-MIA Sekolah Menengah Atas pada semester Ganjil. Adapun Kompetensi Dasar dan Indikator pembelajaran untuk konsep Virus adalah sebagai berikut: Kompetensi Dasar : 3.3 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat. Indikator : 3.3.1 Menjelaskan sejarah penemuan virus. 3.3.2 Menggambarkan struktur virus. 3.3.3 Membandingkan struktur tubuh virus satu dengan virus yang lain berdasarkan gambar tubuh virus. 3.3.4 Mengidentifikasi ciri-ciri, ukuran, dan bentuk virus. 3.3.5 Menjelaskan cara hidup virus 3.3.6 Menjelaskan reproduksi virus. 3.3.7 Menjelaskan kasus-kasus dalam kehidupan sebagai dampak negatif dan positif dari virus. 3.3.8 Menjelaskan cara pencegahan dan pengobatan infeksi virus. 3.3.9 Menjelaskan cara pembiakan virus.

2. Kajian Materi Virus.

Konsep Virus tediri dari beberapa sub bab sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu sejarah penemuan virus, ciri-ciri tubuh virus, cara hidup dan reproduksi virus, klasifikasi virus, peranan virus dalam kehidupan, pencegahan dan pengobatan infeksi virus, pembiakan virus, viroid dan Prion. Virus ditemukan sekitar akhir abad ke 19, penelitian yang dilakukan para ahli adalah sebagai berikut: 45 45 Neil A. Campbell. et al., Biologi, Jakarta: Erlangga., 2008, Edisi Kedelapan Jilid 1, h. 413. Pertama, Adolf Mayer pada tahun 1883, seorang ilmuan Jerman. Menemukan bahwa ia bisa menularkan penyakit mosaik yang terdapat pada tanaman tembakau, dengan menggosokan getah yang diekstrasi dari daun berpenyakit ke tanaman yang sehat. Kedua, Dimitri Ivanowsky ahli biologi Rusia. Menyaring getah dari daun tembakau yang terinfeksi dengan filter yang dirancang untuk menahan bakteri, hasilnya tanaman tembakau sehat tetap terinfeksi. Ketiga, Martinus Beijerinck ahli botani Belanda, agen penginfeksi dalam getah yang difilter dapat bereproduksi dan tidak dapat dibiakkan pada medium nutrien dalam tabung reaksi atau cawan petri. Beijerinck disebut sebagai ilmuan pertama yang menyuarakan konsep Virus. Keempat, Wendell Stanley pada tahun 1935 ilmuan Amerika. Mengkristalisasi partikel penginfeksi dan saat ini dikenal dengan TMV tobacco misaic virus. Menurut Campbell virus paling kecil berdiameter 20 nm lebih kecil dari ribosom dan virus terbesar hanya dengan berdiameter beberapa ratus nanometer nyaris tidak tampak dibawah mikroskop. 46 Menurut Irnaningtyas virus lebih kecil dan lebih sederhana dari bakteri ukuran tubuhnya antara 20 nm-300 nm 1 nm= 1 1000000 mm, virus terbesar memiliki ukuran 150-300 nm. 47 Menurut Istamar virus dapat lolos dari saringan keramik sedangkan bakteri tidak, tubuh virus terdiri dari kapsid dan asam nukleat, dan ada beberapa virus yang memiliki strukrur tambahan , misalnya pada bakteriofag atau fag yang menyerang bakteri memiliki kepala, ekor dan serabut ekor. 48 Berdasarkan ketiga buku yang digunakan virus hidup didalam sel hidup organisme tertentu yang cocok sehingga disebut parasit intraseluller obligat. Bila sel hidup yang ditumpangi virus mati maka virus pun akan mati, sel yang ditumpangi virus disebut sel inang. Reproduksi virus terdiri dari lima tahap, yaitu tahap adsorbsi, tahap penetrasi, tahap sintesis eklifase, tahap pematangan dan tahap lisis. Siklus litik terjadi apabila pertahanan sel inang lebih lemah 46 Ibid. 47 Irnaningtyas, Biologi SMAMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2013, h. 53. 48 Istamar Syamsuri, Biologi, Jakarta: Erlangga, 2007, h. 53. dibandingkan daya infeksi virus, sehingga menyebabkan pecah dan matinya sel inang. Virus yang mampu bereproduksi dengan siklus litik disebut virus virulen. Sedangkan siklus lisogenik terjadi apabila sel inang memiliki pertahanan yang lebih baik dibandingkan daya infeksi virus sehingga sel inang tidak pecah dan dapat bereproduksi secara normal. DNA fag berinteraksi ke dalam kromosom sel inang membentuk profag. Virus yang bereproduksi dengan siklus lisogenik dan litik disebut virus temperat. Menurut sistem ICTV International Committee an Taxonomy of viruses, terdapat tiga tingkatan takson dalam klasifikasi virus,yaitu famili menggunakan akhiran –viridae, nama genus dengan akhiran –virus, dan nama spesies menggunakan bahasa inggris dan diakhiri dengan –virus. Nama genus dan spesies dicetak miring. Contohnya: 49 Famili : Poxviridae. Genus : Orthopaxvirus Spesies: Variola virus penyebab cacar. Membuat antitoksin, melemahkan bakteri, jika DNA virus lisogenik masuk ke dalam DNA bakteri patogen maka bakteri tersebut menjadi tidak berbahaya, dan memproduksi vaksin. 50 Rekayasa genetika, pemberantas serangga hama, dengan pembiakkan virus dan disemprotkan pada serangga atau tanaman, dan membuat perangkat elektronik. 51 Penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus: gondongan, herpes, cacar variola smallpox, cacar air varisela chickenpox dan herpes zoster shingles, hepatitis, influenza dan parainfluenza, campak morbili, AIDS, poliomielitis, tumor, kanker, karsinoma, kutil, demam berdarah, chikungunya, ebola, flu burung, SARS dan mata belek. Penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus: rabies, penyakit mulut dan kaki, tetelo NCD, tumor dan kutil. Penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh virus: tungro, mosaik, TYLC. Usaha pencegahan terhadap infeksi virus dapat dilakukan dengan pemberian vaksin dan pengobatannya dengan pemberian interferon dan kemoterapi antivirus. 49 Ibid., h. 60-61. 50 Syamsuri, op cit., h. 61-62. 51 Irnaningtyas, op cit., h. 61-62.