Virus hanya dikembangkan dalam sel hidup, dan perlu diisolasi dari sel inang sebelum dikembangkan. Contohnya dikembangkan dalam telur yang fertil
mengandung embrio atau biakan sel suatu organisme secara in vitro di luar tubuh, didalam tabung kultur.
52
Meskipun sangat kecil dan sederhana virus masih kalah dengan entitas-entitas lain yang lebih kecil dan kalah kompleks, dikenal sebagai viroid dan prion,
menyebabkan penyakit viroid penyebab penyakit pada tanaman dan prion penyebab penyakit pada hewan. Viroid adalah molekul RNA melingkar,
panjangnya hanya beberapa ratus nukleotida, viroid tidak mengkodekan protein. Sedangkan prion adalah protein penginfeksi yang menyebabkan sejumlah
penyakit otak pada hewan.
53
D. Hasil Penelitian yang Relevan
Haki Pesman dan Ali Eryilmaz melakukan penelitian mengenai pengembangan Three-Tier Test pada bidang fisika mengenai arus listrik Electric
Circuit dengan 12 soal yang terdiri dari pilihan ganda, alasan memilih soal pertama dan keyakinan atas jawaban soal pertama dan kedua. Tes ini
dikembangkan dan diberikan kepada 124 siswa SMA. Teknik yang digunakan adalah teknik kualitatif untuk menetapkan validitas dan beberapa teknik
kuantitatif. Berdasarkan hasil perhitungan reabilitas dengan menggunakan conbrach alfa diperoleh angka 69 yang menunjukan bahwa tes valid dan
reliabel.
54
David Hestenes dan Ibrahim Holloun melakukan penelitian mengenai konsep kecepatan dalam fisika. Penelitian yang dilakukan dapat mengungkapkan false
positive dan false negative dalam soal, false positive terjadi ketika jawaban yang diberikan benar dengan alasan yang salah dan false negative terjadi ketika
jawaban yang diberikan salah dengan alasan yang benar. Hasil penelitian menyebutkan kemungkinan false negative dibawah 10, false negative
digunakan sebagai pengecoh. Menimimalkan false positive sangat sulit,
52
Ibid., h. 69-72.
53
Campbell, op cit., h.425.
54
Haki Pesman Ali Eryilmaz, op cit., h. 208-217.
kemungkinan false positive adalah 20 jika memilih secara acak. Berdasarkan hasil tes dan wawancara siswa, deskripsi pikiran siswa adalah 1 tidak dapat
membedakan konsep kecepatan dan percepatan, 2 tidak paham konsep kecepatan secara umum dan 3 memiliki pemikiran yang tidak logis mengenai
konsep kecepatan dan gerakan.
55
Ayla C. Dindar dan Omer Geban melakukan penelitian mengenai pengembangan Three-Tier Test untuk mengukur miskonsepsi pada konsep asam
dan basa pada tahun 2011 dan hasil penelitiannya menyebutkan adanya hubungan antara nilai langkah pertama dan kedua two-tier dengan langkah ketiga berupa
keyakinan siswa confidence-tier setelah dihitung dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson. Siswa SMA yang memiliki nilai test yang tinggi lebih
percaya diri dibandingkan dengan siswa dengan skor yang rendah, korelasi yang digunakan adalah r = 45, n = 156, dan p 000. Siswa yang memiliki nilai skor
yang rendah pada langkah pertama dan kedua serta yakin pada langkah ketiga adalah siswa yang memiliki miskonsepsi pada konsep kimia asam dan basa.
56
Sri Budiningsih, Muhardjito dan Asim melakukan penelitian pada siswa X SMA 1 Turen pada konsep Listrik Dinamis dengan menggunakan Three-Tier Test
sebagai instrumen dan menyebutkan bahwa instrumen diagnostik Three-Tier Test yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria valid dan reliabel untuk
menidentifikasi miskonsepsi. Hal ini dibuktikan dengan hasil validitas isi kepada ahli diperoleh validitas isi sebesar 90. Hasil analisis uji coba produk kepada
siswa diperoleh 28 butir soal memenuhi kriteria valid. Rata-rata validitas butir soal sebesar 0,419 yang berarti instrumen diagnostik secara keseluruhan valid.
Reliabilitas tes sangat tinggi, yaitu sebesar 0,83. Taraf kesukaran instrumen diagnostik termasuk kriteria sedang, yaitu rata-rata taraf kesukaran sebesar 0,45.
Daya pembeda instrumen diagnostik termasuk kriteria baik, yaitu rata-rata nilai daya pembeda sebesar 0,491. Hasil penerapan soal pada siswa kelas X-7 SMAN 1
55
David Hestenes Ibrahim Halloun., Interpreting the force concept Inventory a Response to Huffman and Heller, Article appeared in the Physics Teacher, 1995, pp. 3-6.
56
Ayla C. Dindar, op. cit, h. 602-603.
Turen, sebesar 27,7 siswa mengalami miskonsepsi dan 23,1 tidak tahu konsep pada materi listrik dinamis.
57
Riana Dewi Astari melakukan penelitian tentang Pengembangan Three Tier Test sebagai Instrumen dalam Identifikasi Miskonsepsi pada konsep Atom, Ion
dan Molekul pada tahun 2012. Tes yang dikembangkan adalah 30 butir soal dan setelah mendapat tinjauan dan masukan dari peer reviewer, Dosen pembimbing
dan Dosen ahli butir soal yang dapat digunakan adalah 23 butir soal. Three-Tier
Test yang telah dikembangkan mempunyai kualitas Baik B menurut penilaian
dalam penelitian 5 guru IPA SMPMTS dengan skor 61,4 dari skor maksimal 75. Kesimpulannya, Three-Tier Test yang telah dikembangkan dapat digunakan untuk
mengidentifikasi miskonsepsi pada konsep Atom, Ion dan Molekul.
58
E. Kerangka Pikir
Banyak konsep yang telah kita miliki sejak kecil. Kemudian konsep-konsep tersebut telah mengalami modifikasi karena pengalaman-pengalaman baru. Sama
halnya dengan konsep Virus yang dipelajari, memiliki struktur tubuh dan cara reproduksi yang berbeda dengan makhluk sehinnga diperlukan pemahaman yang
mendalam. Hal ini sejalan dengan pendapat Clement bahwa siswa sebenarnya sejak kecil telah mengkonsturksi konsep-konsep lewat pengalaman hidupnya,
namun pengalaman mereka yang beraneka ragam sangat mewarnai miskonsepsi yang terjadi di kelas. Konsep-konsep awal yang dimiliki oleh siswa dapat sesuai
dengan konsep ilmiah ataupun tidak sesuai dengan konsep ilmiah. Perbedaan konsep awal dengan konsep ilmiah sangat berpengaruh pada perolehan
pengetahuan tentang konsep berikutnya yang akan diserap oleh siswa, hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi.
59
Ada kalanya perbedaan konsep awal siswa dengan konsep ilmiah dapat diubah dengan mudah, namun ada kalanya pula sulit untuk diubah.
60
Namun
57
Budiningsih, op. cit., h.6.
58
Riana D. Astari, “Pengembangan Three-Tier Test sebagai Instrumen dalam Identifikasi Miskosepsi Konsep Atom, Ion dan Molekul
”, Skripsi S1 UIN Yogyakarta, 2012, h. 46.
59
Suparno, op. cit., h. 6-7.
60
Ibid., h. 31.
terkadang, guru enggan memperhatikan konsep awal yang dimiliki oleh siswa. Apabila konsep yang tidak tepat telah masuk ke dalam struktur kognitif siswa
maka miskonsepsi dapat berlanjut terus-menerus dan dapat menyebabkan siswa terlambat menerima konsep yang baru dengan tepat. Sebelum guru membantu
menangani miskonsepsi yang terjadi pada siswa, guru harus terlebih dahulu mengetahui penyebab terjadinya miskonsepsi tersebut. Setelah itu, guru dapat
menentukan strategi pengajaran yang paling tepat untuk meminimalisasi terjadinya miskonsepsi. Cara yang digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi
siswa pada penelitian ini digunakan instrumen Three-Tier Test yang dikembangkan oleh Haki Pesman dan Ali Erylmaz.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Asimilasi
Pengetahuan Prakonsepsi
Siswa terhambat dalam menerima pelajaran yang baru dan menemui masalah-masalah dalam belajar
Penggunaan Three-Tier Test untuk identifikasi siswa paham, tidak paham dan miskonsepsi
Akomodasi
Proses belajar mengajar
Siswa paham Siswa tidak paham
Miskonsepsi pada siswa