Pemahaman konsep bertujuan untuk melihat pemikiran seseorang, tidak hanya melihat tentang apa yang diketahui tapi juga bagaimana cara berpikir
mengenai informasi yang dibangun, terorganisir, disimpan, diambil dan dimanipulasi. Penilaian pemahaman konseptual seperti kaca atau kamera yang
dapat menangkap dan mengevalusi gambaran individu atau kelompok mengenai pengetahuan dan gambaran mengenai suatu konsep pada waktu tertentu.
17
Dengan demikian siswa dikatakan mengerti atau paham ketika konstruksi atau pembangunan pemikiran yang dimilikinya sesuai dengan konsep yang
terdapat dalam ilmu ilmiah. Pemahaman dapat menyebabkan siswa memiliki pembelajaran yang bermakna mengenai suatu konsep, dengan adanya
pembelajaran bermakna siswa dapat memilih pengetahuan baru yang sesuai dengan konsep yang dimiliki para ahli.
Pembelajaran bermakna diperoleh siswa memalui beberapa tahapan. Pertama berasal dari pengetahuan siswa, pengetahuan diperoleh dari proses asimilasi
melihat, mendengar dan merasakan serta akomodasi sebagai pencampuran atas beberapa informasi yang diperoleh mengenai suatu konsep. Setelah pengetahuan
terbentuk siswa memiliki pengertian awal mengenai suatu konsep sebelum terjadinya pembelajaran formal disebut prakonsepsi. Konsep adalah pemikiran
atau gagasan mengenai suatu objek dari contoh yang dilihat dari hasil proses perolehan pengetahuan asimilasi dan akomodasi, seringkali konsep yang dilihat
oleh siswa mengenai gejala-gejala yang terjadi di alam dan makhluk hidup yang ada disekitar lingkungan sehingga, dapat disebut konsep biologi. Meskipun
demikian seringkali persepsi yang berasal dari pengetahuan awal siswa tidak sesuai dengan dalil atau teori ilmiah, sehingga terjadi ketidakseimbangan yang
dapat menyebabkan kesalahpahaman atau miskonsepsi.
17
Mintzes, op cit., p. 202.
B. Miskonsepsi
1. Definisi Miskonsepsi
Siswa datang ke kelas dengan banyak pemikiran informal atau konsep intuisi yang tidak sama dengan konsep ilmiah yang dikatakan oleh para ahli. Siswa
mempertahankan konsep yang mereka miliki bahkan setelah mempelajari konsep formal di kelas. Permasalahan antara konsep informal siswa dan konsep yang
diajarkan menyebabkan siswa mengubah atau melupakan konsep yang tepat. Karena konsep intiusi siswa menyimpang dari konsep ilmiah, konsep intuisi inilah
yang disebut miskonsepsi.
18
Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima pakar dalam suatu
bidang, kemudian dikatakan bahwa miskonsepsi sebagai suatu kesalahan dan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep.
19
Hasan Sahid dan Bilal mengatakan bahwa miskonsepsi adalah suatu pengertian yang tidak sesuai dengan
dengan kenyataan ilmiah.
20
Fowler dan Jaoude menyatakan bahwa yang dimaksud dengan miskonsepsi adalah pengertian tentang suatu konsep yang tidak tepat,
salah dalam menggunakan konsep nama, salah dalam mengklasifikasikan contoh- contoh konsep, keraguan terhadap konsep-konsep yang berbeda, tidak tepat dalam
menghubungkan berbagai macam konsep dalam susunan hirarkinya atau pembuatan generalisasi suatu konsep yang berlebihan atau kurang jelas.
21
Menurut Hammer dalam jurnal Haki Pesman dan Ali Eryilmaz menyebutkan bahwa miskonsepsi adalah struktur kognitif yang dapat berubah, mempengaruhi
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep ilmiah dan harus diatasi sehingga siswa dapat belajar konsep ilmiah secara efektif.
22
Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan, maka miskonsepsi dapat diartikan sebagai pengertian atau pemahaman yang tidak sesuai dengan
18
Byrnes, op. cit., p. 311.
19
Suparno, op. cit., h. 4.
20
Hasan Sahin Bilal, Developing Three-Tier Misconception Test About Regular Circular Motion, Journal of Education, 2011, p. 278-292.
21
Ansori, op. cit., h. 5.
22
Haki Pesman Ali eryilmaz, Development of a Three-Tier Test to Asses Misconception About Simple Electric Circuit, The Journal of Education Research, 2010, p. 208.
pengertian atau teori yang dimiliki oleh para ilmuan. Siswa yang mengalami miskonsepsi akan terus menanamkan konsep yang salah mengenai suatu
pengetahuan dalam pengetahuan kognitifnya sehingga diperlukan penelusuran lebih jauh mengenai sumber dan penyebab miskonsepsi.
2. Sumber dan Penyebab Miskonsepsi
Alasan utama siswa memiliki miskonsepsi adalah banyaknya konsep ilmiah yang memerlukan abstraksi atau pengamatan.
23
Miskonsepsi terjadi pada semua bidang sains, seperti fisika, kimia, biologi dan antariksa. Miskonsepsi yang terjadi
pada siswa dapat terjadi selama proses pembelajan. Menurut Paul Suparno adanya konsep awal prakonsepsi, kemampuan, tahap
perkembangan, minat, cara berpikir, dan teman lain yang dibawa siswa ke kelas formal. Faktor yang disebabkan oleh guru dapat berupa ketidakmampuan guru,
kurangnya penugasan bahan, cara mengajar yang tidak tepat atau sikap guru dalam berelasi dengan siswa kurang baik. Konteks, seperti budaya, agama, bahasa
sehari-hari juga mempengaruhi miskonsepsi siswa.
24
Menurut Ansori yang menyebabkan miskonsepsi adalah bentuk-bentuk pengalaman sehari-hari yang
dibawa murid ke sekolah. Tidak melibatkan secara langsung dalam situasi percobaan.
25
Secara skematis, penyebab miskonsepsi dapat dilihat pada tabel berikut:
26
Tabel 2.2 Kriteria Pengelompokan Tingkat Pemahaman Siswa
Sebab Utama Sebab Khusus
Siswa 1.
Prakonsepsi 2.
Pemikiran asosiatif 3.
Pemikiran humanistik 4.
Reasoning yang tidak lengkap 5.
Intuisi yang salah 6.
Tahap perkembangan kognitif siswa 7.
Kemampuan siswa 8.
Minat belajar siswa
23
Byrnes, op. cit., p.313
24
Suparno, op.cit., h. 29.
25
Ansori, op. cit., h. 7-8.
26
Suparno, op.cit., h 53.