Menjelaskan cara pencegahan dan pengobatan infeksi virus. Pada
Menurut Hestenes dan Halloun dalam jurnal Haki Pesman menyebutkan bahwa salah satu keuntungan menggunakan Three-Tier Test adalah dapat
memperkirakan persentase false positive dan false negative.
8
Pada Gambar 4.1 selisih persentase tidak paham konsep sebesar 5 dibandingkan false positive dan
false negative. Berdasarkan Gambar 4.3, persentase false positive lebih besar dibandingkan
persentase false negative, hal ini dikarenakan false positive sangat sulit atau bahkan false positive tidak bisa dihilangkan sama sekali. Soal pilihan ganda
memiliki 20 kemungkinan terjadinya false positive, hal ini disebabkan karena siswa memiliki kesempatan untuk memberikan jawaban secara acak pada tes
pilihan ganda. Selain itu, pengecoh yang kuat dapat memunculkan false positive pada siswa.
9
Persentase false negative yang lebih rendah dari false positive menunjukkan false negative digunakan sebagai alat untuk siswa yang tidak teliti atau ceroboh.
10
Tingkat pertama merupakan alasan tingginya false negative. Jawaban salah pada tingkat pertama bukan saja mengalami miskonsepsi false negative tetapi juga
dapat dikatakan tidak paham konsep. Setiap jawaban salah dari siswa dalam tes bukan berarti siswa mengalami miskonsepsi, miskonsepsi terjadi jika siswa
memberikan deskripsi yang salah untuk jawaban yang salah maka dapat disebut dengan miskonsepsi.
11
Terjadinya tidak paham konsep mungkin disebabkan karena pengetahuan yang diperoleh siswa kurang membantu dalam memahami konsep Virus.
12
Menurut Eryilmaz dan Sumeli dalam Kutluay untuk menerima adanya miskonsepsi pada siswa harus dapat menunjukan tingkat keyakinan siswa, karena
jawaban tingkat pertama dan tingkat kedua ditentukan oleh ketidakpahaman. Untuk itu tingkat pertama dan kedua tidak dapat menentukan miskonsepsi tanpa
8
Haki Pesman Alieryilmaz, Development of a Three-Tier Test to Asses Misconception About Simple Electric Circuit, The Journal of Education Research, 2010, p. 214.
9
Hestenes Halloun, op, cit., p. 3.
10
Ibid.
11
Tuncay, H. Kübra, İlbilge., A Study on Misconceptions of Senior Class Students in Some Physics Topics and the Effect of the Technique Used in Misconception Studies, Journal of Turkish
Science Education, 2012, p. 155.
12
Ibid.
adanya keyakinan pada tingkat ketiga. Kelebihan Three-Tier Test adalah dapat menentukan siswa yang tidak paham konsep.
13
Perbandingan persentase rata-rata yang diperoleh antara skor 1 dan skor 2 Gambar 4.2 adalah 32,53 dan perbandingan antara skor 2 dan skor 3 adalah
5,6. Perbandingan presentase yang diperoleh dapat dikatakan bahwa soal memiliki pengecoh yang kuat. Berdasarkan hasil pengamatan sebesar 5,6
miskonsepsi hilang ketika skor berubah dari skor 2 ke skor 3, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki miskonsepsi pada skor 2 tidak dapat
dikatakan pasti memiliki miskonsepsi pada perhitungan skor 3. Penurunan persentase miskonsepsi dapat dikaitkan dengan kurangnya pengetahuan yang
dimiliki siswa. Tingginya persentase miskonsepsi mencapai 52,78 dua kali lipat
dibandingkan paham dan tidak paham konsep, mengartikan bahwa belum tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar pelajaran Biologi menurut
BNSP. Siswa belum dapat mengembangkan kemampuan berpikir analisis, induktif dan deduktif menggunakan konsep dan prinsip biologi khususnya pada
konsep Virus. Hal ini desebabkan karena pemahaman siswa yang kurang dan sedikitnya informasi yang diperoleh. Miskonsepsi pada konsep Virus perlu
diketahui sehingga dapat diperbaiki atau bahkan dihilangkan, mengingat pentingya konsep Virus pada kemajuan Bioteknologi modern dalam rekayasa
genetika, pembuatan vaksin dan aplikasi lainnya. Penjelasan diatas membuktikan Three-Tier Test efektif dalam mengungkapkan miskonsepsi dan tidak paham
konsep Virus.
13
Yasin Kutluay, “Diagnosis Of Eleventh Grade Students’ Misconceptionsabout Geometric Optic By A Three-
Tier Test”, Tesis Master, Middle East, Technical University, Turkey, 2005, p.82.