untuk semua orang, tetapi mungkin aspek nilai dari pekerjaan tentang orang-orang yang merasakan adanya pertentangan serius. Dengan
menekankan pada nilai-nilai, teori ini menganjurkan bahwa kepuasan kerja dapat diperoleh dari banyak faktor. Oleh karena itu, cara yang
efektif untuk memuaskan pekerja adalah dengan menemukan apa yang mereka inginkan dan apabila mungkin memberikannya.
c. Teori Pertentangan Discrepancy Theory
Teori pertentangan dari Locke menyatakan bahwa kepuasan atau ketidak puasan terhadap beberapa aspek dari pekerjaan mencerminkan
pertimbangan dua nilai, yaitu:
22
1 Pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan
seseorang individu dengan apa yang ia terima. 2
Pentingnya apa yang diinginkan bagi individu. Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi individu adalah jumlah dari kepuasan kerja
setiap aspek pekerjaan dikalikan dengan derajat pentingnya aspekpekerjaan bagi individu.
d. Model Kepuasan Bidang atau Bagian Facet Satification
Dari kepuasan bidang berkaitan erat dengan teori keadilan dari Adams. Menurut Model Lawler orang akan merasa puas dengan bidang
tertentu dari pekerjaan mereka misalnya dengan rekan kerja, atasan, gaji jika jumlah dari bidang mereka persepsikan harus mereka terima
untuk melaksanakan kerja mereka sama dengan jumlah yang mereka persepsikan dari yang secara actual mereka terima.
22
Abdul Rahman Shaleh dan Yunita Faela Nisa, Psikologi Industry Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan Uin Jakarta Press, 2006, h. 95-97.
e. Toeri Proses-Bertentangan Opponent-Proces Theory
Teori proses-bertentangan dari landy memandang kepuasan kerja dari perspektif yang berbeda secara mendasar daripada pendekatan
yang lain. Teori ini menekankan bahwa orang ingin mempertahankan suatu keseimbangan emosional emotional equilibrium. Teori proses-
bertentangan mengasumsikan bahwa kondisi emosional yang ekstrim tidak memberikan kemaslahatan. Kepuasan atau ketidak puasan kerja
dengan emosi yang berhubungan memacu mekanisme fisiologikal dalam system pusat saraf yang membuat aktif emosi yang bertentangan
dan berlawanan. Di hipotesiskan bahwa emosi yang berlawanan, meskipun lebih lemah dari emosi yang asli, akan terus ada dalam
jangka waktu yang lebih lama.
3. Faktor-faktor kepuasan kerja
Beberapa pendapat mengenai faktor-faktor kepuasan kerja, diantaranya yaitu:
1. Menurut Kreitner dan Kinicki dalam
Lijan Poltak Sinambela 2012
terdapat lima penyebab kepuasan kerja yaitu:
23
a. Need Fulfillment pemenuhan kebutuhan
Dalam hal ini, kepuasan ditentukan oleh karakteristik pekerjaan yang memberikan kesempatan kepada individu untuk
memenuhi kebutuhannya.
23
Lijan Poltak Sinambela, KINERJA PEGAWAI: Teori, Pengukuran dan Implikasi Yogyakarta: Graham Ilmu, 2012, h. 261-262.
b. Discrepancies perbedaan
Kepuasan menurut faktor ini merupakan sejauh mana hasil dapat memenuhi harapan, yang mencerminkan perbedaan antara
apa yang diharapkan dan diperoleh individu dari pekerjaan. Jika kenyataan lebih kecil dari yang diharapkan tentu saja akan
mengakibatkan ketidakpuasan, akan tetapi jika sebaliknya yang terjadi maka akan timbul kepuasan dalam bekerja.
c. Value Attainment pencapaian nilai
Pencapaian nilai dalam hal ini menunjukkan bahwa kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan
pemenuhan nilai kerja individual yang penting. Nilai yang diharapkan satu dengan orang lain pasti berbeda baik kuantitas
maupun kualitas dari nilai tersebut. d.
Equity keadilan Keadilan berkontribusi signifikan terhadap kepuasan kerja.
Kepuasan kerja merupakan fungsi dari beberapa adil individu diperlakukan ditempat kerja.
e. DispositionalGenetic Components komponen genetik
Kepuasan dalam hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor
genetik.