Sejarah Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah

haji di bawah wewenang Direktur Jenderal Urusan Haji, Departemen Agama, termasuk mengenai penetapan besaran biaya, sistem menejerial dan bentuk organisasi yang kemudian ditetapkan dalam Keputusan Dirjen Urusan Haji Nomor 105 tahun 1966. Pada tahun tersebut, penetapan biaya perjalanan ibadah haji ditetapkan dalam tiga kategori, yaitu haji dengan kapal laut, haji berdikari dan haji dengan pesawat udara. Pada tahun 1976 dilakukan perubahan tata kerja dan struktur organisasi penyelenggaraan ibadah haji, dimana dilaksanakan oleh Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji BIUH, Departemen Agama.Dengan mempertimbangkan banyaknya permasalahan perjalanan haji dengan kapal laut yang tidak dapat diselesaikan. Mulai tahun 1979 Pemerintah melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: SK-72OT.001Phb-79 memutuskan untuk meniadakan pengangkutan jamaah haji dengan kapal laut dan menetapkan bahwa penyelenggaraan ibadah haji dilaksanakan dengan menggunakan pesawat udara. 56 Pada tahun 1981, keterlibatan swasta dalam penyelenggaraan haji dihentikan oleh Pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1981 yang mengatur bahwa penyelenggaraan ibadah haji hanya oleh Pemerintah. Namun demikian, sekitar tahun 1985, Pemerintah kembali mengikutsertakan pihak swasta dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umroh. Mulai tahun 1991 pemerintah menyempurnakan peraturan tentang penyelenggaraan haji, yang menuangkan penekanan pada pemberian 56 Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Haji Dari Masa Ke Masa, h. 88 sanksi yang jelas kepada swasta yang tidak melaksanakan tugas sebagaimana ketentuan yang berlaku. Sentralisasi kebijakan dan monopoli sangat mewarnai pernyelenggaraan haji pada fase ini, dimana menejemen penyelenggaraan haji yang diadopsi berbasis sistem birokrasi tradisional sebagaimana dilakukan pada masa kolonial Belanda. Perubahan mulai terasa setelah berakhirnya masa kekuasaan Orde Baru yang berimbas pada penyelenggaraan haji secara kesekuruhan, khususnya pada upaya meminimalkan kegiatan KKN. Banyak perubahan yang dicapai pada masa peralihan dari era Orde Baru hingga masa sekarang berkaitan dengan penyelenggaraan haji, utamanya menyangkut koordinasi dengan pihak di dalam maupun di luar negri atau Arab Saudi, khususnya pada pelibatan masyarakat dalam mendapatkan masukan mengenai masalah perhajian. 57 Perubahan-perubahan itu telah memacu pemerintah melakukan perubahan dalam manajemen haji dengan memasukan unsur modern kedalam manajemen birokrasi haji, seperti penerapan sistem komputerisasi haji-pendaftaran online dan realtime dan informasi yang telah memanfaatkan media internet. Dengan demikian alam reformasi yang telah menjamin keterbukaan ini memberikan ruang lebar bagi usaha peningkatan penyelenggaraan ibadah haji oleh Departemen Agama. 58 57 Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Haji Dari Masa Ke Masa, h. 89-92 58 Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Haji Dari Masa Ke Masa, h. 180

B. Visi dan Misi Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Berikut ini visi dan misi Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia: 59

1. Visi Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji Dan Umrah

“Terwujudnya jemaah haji dan umrah yang sholeh pribadi dan sosial.”

2. Misi Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji Dan Umrah

a. Mengembangkan karakter pembimbing ibadah dan petugas haji serta kemitraan dengan PIHK, PPIU dan kelompok bimbingan secara professional. b. Meningkatkan dukungan pelayanan haji di dalam negeri dan luar negeri sesuai standar. c. Meningkatkan optimalisasi dana haji yang transparan dan akuntabel sesuai prinsip syariah. d. Mengembangkan SDM, system informasi dan dukungan menajemen serta sarana prasarana yang terintegrasi.

C. Tugas dan Fungsi Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang penyelenggaraan haji dan umrah. Sedangkan dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Haji dan Umrah memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan haji dan umrah 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan haji dan umrah 59 Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah, Finalisasi Perumusan Visi dan Misi, Jakarta, 2013 h. 1-2. 3. Penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang penyelenggaraan hajidan umrah 4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi penyelenggaraan haji dan umrah 5. Pelaksanaan administrasi direktorat jenderal penyelenggaraan haji dan umrah. 60 Selanjutnya, dalam melaksanakan tugas dan fungsi Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah dibantu oleh salah satu Subdi Rektorat Pembinaan Petugas Haji yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, dan bimbingan teknis, serta evaluasi di bidang pembinaan petugas haji. Sedangkan dalam menjalankan tugas, Subdirektorat pembinaan petugas haji mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang rekrutmen, pelatihan, dan penilaian kinerja petugas haji 2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang rekrutmen, pelatihan, dan penilaian kinerja petugas haji 3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang rekrutmen, pelatihan, dan penilaian kinerja petugas haji 4. Penyiapan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang rekrutmen, pelatihan, dan penilaian kinerja petugas haji. 61 60 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 10 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama, h. 56 61 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 10 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama, h. 62

D. Susunan Organisasi Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Direktorat Penyelenggaraan Haji dan Umrah memiliki susunan organisasi sebagai berikut: 1. Sekretariat Direktoran Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah a. Bagian Perencanaan dan Keuangan 1 Subbagian Perencanaan dan Evaluasi Program 2 Subbagian Pelaksanaan Anggaran dan Perbendaharaan 3 Subbagian Verifikasi, Akuntansi dan Pelaporan Keuangan b. Bagian Organisasi, Tata Laksana, dan Kepegawaian 1 Subbagian Organisasi dan Tata Laksana 2 Subbagian Kepegawaian 3 Subbagian Hukum dan Peraturan Perundang-undangan c. Bagian Sistem Informasi Haji Terpadu 1 Subbagian Pengelolaan Sistem Jaringan 2 Subbagian Pengembangan Database Haji 3 Subbagian Informasi Haji d. Bagian Umum 1 Subbagian Tata Usaha 2 Subbagian Rumah Tangga 3 Subbagian Perlengkapan dan Barang Milik Negara 2. Direktorat Pembinaan Haji dan Umrah a. Subdirektorat Bimbingan Jamaah Haji 1 Seksi Pengembangan Materi Bimbingan 2 Seksi Operasional Bimbingan