130
Pada prisinpnya pembubaran koperasi tidak menghentikan perkara yang sudah dimulai diperiksa ataupun menghalangi pengajuan perkara baru. Akan tetapi karena
pengurus yang berhak mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan sudah digantikan likuidator maka perkara sedang berjalan ditangguhkan. Perkara baru dapat
dilanjutkan jika likuidator dibantu oleh pengurus untuk melanjutkan perkara.
25. Semua Kekuasaan Pengurus Beralih Kepada LikuidatorTim Penyelesai.
“Untuk penyelesaian terhadap pembubaran koperasi harus dibentuk Tim Penyelesai.”
438
Tim penyelesai untuk membereskan dan membagikan hak dan kewajiban koperasi yang telah dibubarkan. Maka secara mutatis mutandis kekuasaan
pengurus koperasi akan beralih kepada likuidatortim penyelesai untuk melakukan pengurusan, pemberesan hak dan kewajiban koperasi dan pendistribusian harta
koperasi. Dengan demikian pengurus tidak dapat lagi melakukan mengelola koperasi berdasarkan anggaran dasar, menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris
secara tertib, menyelenggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien, memelihara buku daftar anggota, buku daftar pengawas, buku daftar pengurus, buku
daftar pemegang sertifikat modal koperasi, dan risalah rapat anggota, melakukan upaya lain bagi kepentingan, kemanfaatan, dan kemajuan koperasi sesuai dengan
tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota.
439
Dan juga tidak berwenang lagi mewakili koperasi di dalam maupun di luar pengadilan.
440
26. Perlindungan Hukum Bagi Kreditor Dan APSMK.
Bagi kreditor pada dasarnya diperlukan perlindungan hukum akibat dari terjadinya pembubaran koperasi. Kreditor mendapat perlindungan akibat dari
438
Pasal 106 ayat 1 UU NO. 17 Tahun 2012
439
Pasal 58 ayat 1 UU No. 17 tahun 2012
440
Pasal 58 ayat 2 UU No. 17 tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
131
kesalahan dan kelalaian yang terdapat pada koperasi yang berakibat timbulnya tanggungjawab perdata yang berhubungan dengan kepengurusan koperasi. Bentuk
tanggungjawab pribadi pengurus apabila melakukan tugasnya diluar kewenangannya dan menimbulkan kerugian, maka terhadap kerugian yang ditimbulkan oleh pengurus
dapat diminta pertanggungjawaban berdasarkan ketentuan 1365 KUH Perdata. Dengan demikian kreditor yang dirugikan oleh koperasi yang bermasalah dan
dibubarkan dapat meminta hak atas dananya dengan menggugat kepengadilan baik secara class action maupun perorangan.
Khusus perlindungan kepada anggota pemegang sertifikat modal koperasi APSMK
KSP sesuai dengan Pasal 94 ayat 2 dan 3 UU No. 17 Tahun 2012
menyebutkan pemerintah dapat membentuk Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi Simpan Pinjam untuk menjamin simpanan anggota. Lembaga Penjamin Simpanan
Koperasi Simpan Pinjam menyelenggarakan program penjaminan simpanan bagi Anggota Koperasi Simpan Pinjam. Lembaga penjamin simpanan KSP yang
merupakan harapan perlindungan sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi.
B. Analisis Pembagian Harta Koperasi Dalam Penyelesaian
Pembubaran wajib diikuti likudasi untuk menyelesaikan hak dan kewajiban koperasi sebagai subjek hukum UU No. 17 Tahun 2012 tidak mengatur secara
eksplisit bagaimana tata cara pembagian harta koperasi dalam likuidasi kepada para kreditor
maupun kepada anggota pemegang sertifikat modal koperasi. Pasal 108 huruf c UU No. 17 Tahun 2012 menyebutkan “menyelesaikan hak dan keuangan
keuangan kepada pihak ketiga,” dan huruf d menyebutkan “membagikan sisa hasil penyelesaian kepada anggota.” Pasal 11 huruf e PP No.17 Tahun 1994 menyebutkan
Universitas Sumatera Utara
132
“menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembagian yang didahulukan dari pembayaran hutang lainnya” dan huruf f menyebutkan “menggunakan sisa hasil
kekayaan koperasi untuk menyelesaiakan sisa kewajiban koperasi.” Pasal 33 PP No 9 Tahun 1995 menyebutkan dalam penyelesaian, pembayaran kewajiban KSP atau USP
dilakukan berdasarkan urutan sebagai berikut : 1. Gaji pegawai yang terutang.
2. Biaya perkara di pengadilan. 3. Biaya lelang.
4. Pajak KSP dan USP. 5. Biaya kantor, seperti listrik, air, telepon, sewa dan pemeliharaan gedung
6. Penyimpan dana atau penabung, yang pembayarannya dilakukan secara
berimbang untuk setiap penyimpan penabung dalam jumlah yang ditetapkan oleh Tim Penyelesaian berdasarkan persetujuan Menteri.
7. Kreditor lainnya. Jadi pengaturan pembagian asset koperasi tersebut masih sangat sumir, maka
timbul pertanyaan bagaimana menurut hukum membagi harta koperasi likuidasi jika jumlah uang tunai tidak cukup setelah dilakukan penjualan asset koperasi dalam
likuidasi untuk membayar hutang koperasi kepada para kreditor? Analisis hukum terhadap Pasal 33 PP No 9 Tahun 1995 tersebut diatas adalah
1. Gaji pegawai yang terutang. Gaji pegawai yang terutang didahulukan pembayarannya sesuai dengan Pasal
95 ayat 4 UU No. 23 tahun 2004 tentang Ketenagakerjaan menyatakan “Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerjaburuh merupakan utang yang didahulukan pembayarannya.” dan
Penjelasannya Pasal 95 ayat 4 menyebutkan yang dimaksud didahulukan
pembayarannya adalah upah pekerjaburuh harus dibayar lebih dahulu dari
Universitas Sumatera Utara
133
pada utang lainnya. Pasal 1149 ayat 4 KUH Perdata menyebutkan upah karyawan yang dibayarkan dari hasil penjualan barang bergerak dan tidak
bergerak sebagaimana diatur dalam Pasal 1138 KUH Perdata.
441
2. Biaya perkara di pengadilan. Biaya eksekusi untuk benda bergeraktidak bergerak yang tertentu sesuai
dengan Pasal 1139 ayat 1 KUH Perdata. Biaya perkara karena pelelangan atas benda bergerak dan benda tidak bergerak pada umumnya sesuai dengan Pasal
1149 ayat 1 KUH Perdata. 3. Biaya lelang.
Pasal 1137 KUH Perdata menyebutkan hak didahulukan kantor lelang tata tertib pelaksanaannya, dan lama jangka waktunya, diatur dalam berbagai
undang-undang khusus yang berhubungan dengan hal-hal itu. 4. Pajak KSP dan USP.
Pasal 1137 KUH Perdata ditentukan hak didahulukan milik negara pajak, tata tertib pelaksanaannya, dan lama jangka waktunya, diatur dalam berbagai
undang-undang khusus yang berhubungan dengan hal-hal itu. Pasal 21 UU No. 28 Tahun 2007 tentang KUP maka kreditor piutang pajak mempunyai
kedudukan di
atas kreditor
separatis. Dalam hal
kreditor separatis
mengeksekusi objek jaminan kebendaannya, maka kedudukan tagihan pajak di atas kreditor separatis hilang.
5. Biaya kantor, seperti listrik, air, telepon, sewa dan pemeliharaan gedung.
441
Pasal 11 38 KUH Perdata, Hak-hak istimewa itu dapat mengenai barang-barang tertentu, atau dapat juga mengenai semua barang-barang bergerak dan tak bergerak, pada umumnya. Yang
pertama didahulukan daripada yang kedua.
Universitas Sumatera Utara
134
Pasal 1139 ayat 3, 4 dan 5 KUH Perdata biaya yang didahulukan yaitu uang sewa barang tetap, biaya perbaikan yang menjadi kewajiban penyewa serta
segala biaya untuk menyelamatkan suatu barang dan biaya pengerjaan suatu barang yang masih harus dibayar kepada pekerjanya.
6. Penyimpan dana atau penabung, yang pembayarannya dilakukan secara berimbang untuk setiap penyimpan penabung dalam jumlah yang ditetapkan
oleh Tim Penyelesaian berdasarkan persetujuan Menteri. “Keditur yang mempunyai kedudukan sama paripasu, konkuren yang dibayar seimbang
pond-pond gewijs menurut besar kecilnya hutang Pasal 1132 KUH Perdata.”
442
7. Kreditor lainnya. Yang termasuk krditor lainnya adalah kreditor separatis dan kreditor preferen
yang belum disebutkan diatas dan kreditor konkuren. Kreditor Pemegang gadai dan hipotik Pasal 1133 KUH Perdata.
443
Kreditor Pemegang Jaminan Fiduasia UU No. 42 Tahun 1999. Kreditor Pemegang Jaminan Hak
Tanggungan UU No. 4 Tahun 1996. Maka untuk menganalisa pembagian harta koperasi dalam likuidasi dapat kita
pergunakan ketentuan hukum perjanjian, hukum perburuhan, hukum pajak, hukum jaminan dan ketentuan hukum kepailitan sehinga pembagian asset harta koperasi
dalam likuidasi mengandung prinsip keadilan dan kepastian hukum. Dalam pembagian harta koperasi dalam likuidasi dapat kita pergunakan:
1. Dengan menggunakan analogi UUK-PKPU No. 37 Tahun 2004.
442
Mariam Darus Badulzaman, Aneka Hukum Bisnis, ,Op. Cit, hlm, 132.
443
Ibid
Universitas Sumatera Utara
135
2. Pasal 1131 samapai dengan,1139, dan Pasal 1149 KUH Perdata.
3. Kitap Undang Undang Perdata berkenaan dengan gadai Pasal 1150-
1160 dan hipotik.Pasal 1160-1232 4.
Berbagai undang-undang khusus antara lain: a.
KUHD antara lain tentang tagihan-tagihan dari pengangkutan laut, surat berharga, dan sebagainya.
b. Undang Undang No. 4 Tahun 1996
tentang UUHT khususnya tentang kedudukan kreditor dengan hak tanggungan, eksekusi hak
tanggungan, dan lain-lain. c.
Undang Undang No. 42 Tahun 1999 Tentang Fidusia khususnya tentang kedudukan kreditor dengan jaminan fidusia, dan lain-lain.
d. Undang Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang
KUP khusunya khususnya Pasal 21 ayat 3
mengenai hak prioritas negara untuk dibayar pajak terlebih dahulu dari kreditor lainnya.
e. Undang Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
khususnya pasal 95 ayat 4 tentang hak hak karyawan dan prioritasnya ketika di PHK ketika terjadi likuidasi perusahaan.
Analisis pembagian harta koperasi dalam likuidasi:
1. Pembagian Harta Koperasi Dalam Likuidasi