62
yang bersangkutan atau oleh pejabat Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil.
Pembubaran koperasi karena putusan pailit apabila hutang koperasi lebih besar daripada assetnya, sehingga putusan pailit koperasi diangkat. Tetapi jika asset
koperasi jauh lebih banyak daripada hutangnya maka menteri tidak serta merta membubarkannya, masih ada upaya lain yaitu dengan rektrukturisasi koperasi.
232
4. Keberatan Terhadap Pembubaran Koperasi
Sebelum mengeluarkan
keputusan pembubaran
koperasi, menteri
menyampaikan secara tertulis dengan surat tercatat mengenai rencana pembubaran koperasi kepada pengurus. Dalam hal pengurus koperasi tidak diketahui alamatnya,
menteri menyampaikan surat pemberitahuan rencana pembubaran koperasi kepada anggota koperasi yang masih ada. Dalam hal anggota koperasi tidak diketahui
alamatnya, menteri
mengumumkan rencana
pembubaran koperasi
dengan menempelkan surat pemberitahuan rencana pembubaran koperasi pada papan
pengumuman yang terletak pada kantor kecamatan dan atau kelurahan tempat kedudukan koperasi.
233
Pengurus atau anggota koperasi dapat mengajukan pernyataan keberatan terhadap rencana pembubaran yang didasarkan pada alasan bahwa koperasi tidak
memenuhi ketentuan dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, dan atau tidak melaksanakan ketentuan dalam anggaran dasar koperasi yang bersangkutan
232
Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, restrukturisasi merupakan kegiatan untuk merubah struktur perusahaan. Sedangkan menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR.,
yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Denny Arnos Kwari, restrukturisasi diikuti dengan adanya perubahan dalam struktur modal, operasi, atau kepemilikan perusahaan yang merupakan
rutinitas usahanya. Dikutip dari Makalah restrukturisasi, [ http:etyulia.blogspot.com] diakses tanggal 10 Pebruari 2012
233
Pasal 4 PP No. 17 Tahun 1994
Universitas Sumatera Utara
63
atau koperasi tidak melakukan kegiatan usahanya secara nyata selama dua tahun berturut-turut terhitung sejak tanggal pengesahan akta pendirian koperasi . Dalam
jangka waktu paling lama dua bulan terhitung sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan rencana pembubaran oleh pengurus atau anggota koperasi, atau sejak
penempelan surat pemberitahuan rencana pembubaran pada papan pengumuman.
234
Dalam hal pernyataan keberatan tersebut diajukan oleh anggota koperasi, maka anggota tersebut harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari anggota lain
untuk bertindak atas nama koperasi dalam mengajukan pernyataan keberatan tersebut.
235
Dalam hal tidak ada pernyataan keberatan yang diajukan, menteri wajib mengeluarkan keputusan pembubaran koperasi dalam jangka waktu paling lama
empat bulan terhitung sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan rencana pembubaran oleh pengurus atau anggota koperasi, atau sejak penempelan surat
pemberitahuan rencana pembubaran pada papan pengumuman.
236
Terhadap keberatan yang diajukan, menteri wajib memutuskan untuk menerima atau menolak keberatan dalam jangka waktu paling lama satu bulan
terhitung sejak tanggal diterimanya pengajuan keberatan.
237
Dalam hal keberatan diterima, menteri wajib menyampaikan pembatalan rencana pembubaran koperasi
secara tertulis dengan surat tercatat kepada pengurus atau anggota koperasi dalam jangka waktu paling lama satu bulan terhitung sejak tanggal keputusan untuk
menerima keberatan
ditetapkan.
238
Dalam hal
keberatan ditolak,
menteri mengeluarkan keputusan pembubaran koperasi berikut alasan penolakan dalam
234
Lihat Pasal 5 ayat 1 PP No. 17 Tahun 1994
235
Pasal 5 ayat 2 PP No. 17 Tahun 1994
236
Pasal 5 ayat 3 PP no. 17 Tahun 1994
237
Pasal 6 ayat 2 PP no. 17 Tahun 1994
238
Pasal 6 ayat 3 PP no. 17 Tahun 1997
Universitas Sumatera Utara
64
jangka waktu paling lama satu bulan terhitung sejak tanggal keputusan untuk menolak keberatan ditetapkan.
239
Keputusan menteri untuk menerima atau menolak keberatan yang diajukan merupakan putusan akhir.
240
Menteri menyampaikan keputusan pembubaran koperasi secara tertulis dengan surat tercatat kepada pengurus atau anggota koperasi dalam jangka waktu
paling lama empat belas hari terhitung sejak tanggal dikeluarkannya keputusan pembubaran koperasi.
241
Dalam hal pengurus atau anggota koperasi tidak diketahui alamatnya,
Menteri mengumumkan
mengenai pembubaran
koperasi dengan
menempelkan keputusan pembubaran koperasi pada papan pengumuman yang terletak pada kantor kecamatan dan atau kelurahan tempat kedudukan koperasi dalam
jangka waktu empat belas hari.
242
Untuk kepentingan kreditor dan anggota koperasi, menteri wajib segera menyelenggarakan penyelesaian pembubaran terhadap koperasi yang dibubarkan.
Selama dalam proses penyelesaian, koperasi tersebut tetap ada dengan sebutan Koperasi Dalam Penyelesaian.
243
Pembubaran KSP dan USP karena Pailit Oleh Pemerintah:
244
Apabila pembubaran KSP atau koperasi yang mempunyai unit usaha simpan pinjam oleh Pemerintah dibubarkan karena pailit maka tata cara mengajukan
pertimbangan pembubaran KSP dan koperasi yang mempunyai USP tersebut diatur sebagai berikut:
a. KSP atau koperasi yang memiliki USP dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri setempat Pengadilan Niaga berdasarkan UU No.37 Tahun 2004
239
Pasal 6 ayat 4 PP no. 17 Tahun 1997
240
Pasal 6 ayat 5 PP no. 17 Tahun 1997
241
Pasal 8 ayat 1 PP no. 17 Tahun 1997
242
Lihat Pasal 8 ayat 2 PP no. 17 Tahun 1997
243
Pasal 9 PP No. 17 Tahun 1994
244
Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menegah republik Indonesia Nomor 351KEPMXII1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Oleh Menteri Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah
Universitas Sumatera Utara
65
b. Pengurus KSP atau koperasi yang mempunyai USP mengajukan pertimbangan kepailitan kepada pejabat Departemen Koperasi Pengusaha
Kecil dan Menengah yang berwenang memberikan pengesahan Akte Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi;
c. Pejabat Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah yang berwenang
memberikan pengesahan
akte pendirian
memberikan pertimbangan paling lama 3 tiga bulan, apabila lebih dari waktu 3 tiga
bulan pertimbangan tidak dikeluarkan, dapat diartikan bahwa kepailitan koperasi tersebut diterima.Apabila pertimbangan pejabat Departemen
Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah yang memberikan pengesahan akte pendirian tersebut memuat petunjuk jangan dibubarkan, maka
pertimbangan tersebut harus dilaksanakan. Apabila telah dilaksanakan dan tidak berhasil, maka koperasi dapat membubarkan diri atau
dibubarkan oleh pemerintah karena kepailitan.
C. Pembubaran Koperasi Oleh Pengadilan.
Pengadilan negeri dapat membubarkan koperasi atas: 1.
Permohonan kejaksaan berdasarkan alasan koperasi melanggar ketertiban umum dan kesusilaan atau koperasi melakukan perbuatan yang melanggar peraturan
perundang-undangan. Akta pendirian koperasi atau anggaran dasar koperasi merupakan suatu perjanjian. Syarat sahnya suatu perjanjian menururut Pasal
1320 KUH Perdata, adalah sepakat, cakap, suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal. Yang dimaksudkan sebab yang halal adalah “bahwa isi perjanjian
tersebut tidak dapat bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum.”
245
Menurut Pasal 1337 KUH Perdata “suatu sebab adalah terlarang apabila bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum dan
kesusilaan”. Akibat hukum terhadap perjanjian berkausa tidak halal, maka perjanjian itu batal demi hukum atau perjanjian itu dianggap tidak pernah ada.
Hal ini sesuai dengan Pasal 1335 KUH Perdata “Suatu persetujuan tanpa sebab,
245
Ahmadi Miru, Sakka Pati, [Hukum Perikatan Penjelasan Makna Pasal 1233 sampai
Pasal 1456 BW,Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011], hlm 69. lihat juga Pasal 46 ayat 1 c UU
No.25 Tahun 1992
Universitas Sumatera Utara
66
atau yang dibuat karena suatu sebab yang palsu atau yang terlarang, tidak mempunyai kekuatan.” Dengan demikian tidak ada dasar untuk menuntut
pemenuhan perjanjian itu dimuka hakim.”
246
Untuk melindungi kepentingan umum maka negara diwakili oleh kejaksaan berkewajiban untuk mengajukan
permohonan pembubaran badan hukum koperasi jika dinilai koperasi tersebut bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan undang-undang.
2. Permohonan pihak yang berkepentingan berdasarkan alasan adanya cacat hukum
dalam akta pendirian. Pendirian koperasi dilakukan dengan akta pendirian koperasi yang dibuat oleh
notaris dalam bahasa Indonesia
247
dan akta pendirian koperasi tersebut merupakan perjanjian yang dibuat anggota koperasi. Akta pendirian koperasi
sebagai suatu perjanjian berlaku sebagai undang-undang bagi para anggota
karena adanya koperasi karena ada suatu persetujuan atau karena undang- undang.
Pasal 1338 KUH Perdata menyebutkan: “Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-
alasan yang ditentukan oleh undang-undang. Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik.”
“ Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik yaitu keinginan subyek hukum untuk berbuat sesuatu, kemudian mereka mengadakan negosiasi dengan
pihak lain, dan sudah barang tentu keinginan itu sesuatu yang baik. Itikad baik yang sudah mendapat kesepakatan terdapat dalam isi perjanjian untuk ditaati oleh
kedua belah pihak sebagai suatu peraturan bersama. Isi perjanjian ini disebut
246
Pengertian Causa Yang Halal Dalam Suatu Perjanjian [Sumber: http: id. shvoong. comlaw-and-politics], diakses tanggal 22 Januari 2013
247
Pasal 9 ayat 1 UU No. 17 Tahun 2017
Universitas Sumatera Utara
67
prestasi yang berupa penyerahan suatu barang, melakukan suatu perbuatan, dan tidak melakukan suatu perbuatan.”
248
Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi 4 syarat:
249
a. Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri. b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.
c. Suatu pokok persoalan tertentu. d. Suatu sebab yang tidak terlarang.
Dua syarat pertama disebut juga dengan syarat subyektif, sedangkan syarat ketiga dan keempat disebut syarat obyektif. Dalam hal tidak terpenuhinya
unsur pertama kesepakatan dan unsur kedua kecakapan maka kontrak tersebut dapat dibatalkan. Sedangkan apabila tidak terpenuhinya unsur ketiga
suatu hal tertentu dan unsur keempat suatu sebab yang halal maka kontrak tersebut adalah batal demi hukum.
250
3. Permohonan pengurus setelah diputuskan dalam rapat anggota
251
, pengurus.
252
Koperasi yang menurut penilaian rapat anggota bahwa alasan koperasi tidak mungkin untuk dilanjutkan karena pailit akibat hutang koperasi lebih besar dari
pada assetnya atau koperasi tersebut bangkrut secara ekonomi sehingga koperasi tersebut dapat dimohonkan pailit Pengadilan Niaga.
D. Prosedur Melakukan Pembubaran Koperasi
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pembubaran,
248
Hukum Perikatan Perjanjian,[ http:www. mfile.narotama.ac.id] diakses tanggal 6 Januari 2012.
249
Pasal 1320 KUH Perdata
250
Hukum Perikatan Perjanjian, mfile.narotama.ac.id, Loc.Cit
251
Pasal 33 huruf h UU No. 17 Tahun 2012 , Rapat anggota berwewenang memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran koperasi.
252
Pasal 62 ayat 1 UU No. 17 Tahun 2012, Pengurus dapat mengajukan permohonan ke pengadilan niaga agar Koperasi dinyatakan pailit hanya apabila diputuskan dalam rapat anggota.
Universitas Sumatera Utara
68
penyelesaian, dan hapusnya status badan hukum koperasi diatur Peraturan
Pemerintah.
253
Prosedur pembubaran koperasi :
254
1. Penelitian oleh pejabat.
255
2. Rencana pembubaran koperasi.
256
3. Pengajuan keberatan pembubaran.
257
4. Keputusan pembubaran.
258
5. Pemberitahuan pembubaran koperasi kepada kreditor.
259
Dalam hal terjadi pembubaran koperasi maka wajib diikuti dengan likuidasi yang dilakukan
oleh likuidator
tim penyelesai
untuk menyelesaikan
atau membereskan hak dan kewajiban koperasi yang dibubarkan maka :
a. Koperasi tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali diperlukan untuk membereskan semua urusan koperasi dalam rangka likuidasi penyelesaian.
253
Pasal 111 UU No. 17 Tahun 2012.
254
Keputusan Menteri Koperasi dan pembinaan Pengusaha Kecil Republik Indonesia Nomor 269MIX1994 tentang Petunjuk pelaksanaan pemerintah No 17 Tahun 1994.
255
Pejabat adalah Kepala Kantor Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil KabKodya atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil
PropDI atau Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil.
256
Apabila hasil penelitian menunjukan bahwa Koperasi yang bersangkutan ternyata memenuhi salah satu atau beberapa alasan pembubaran maka disampaikan rencana pembubaran secara
tertulis dengan surat tercatat kepada pengurus koperasi.
257
Pengurus atau Anggota Koperasi yang menerima pemberitahuan rencana pembubaran tersebut dapat mengajukan pernyataan keberatan secara tertulis dengan surat tercatat beserta alasan-
alasannya pejabat yang berhak membubarkannya.
258
Dalam hal keberatan rencana pembubaran ditolak maka Pejabat yang berwenang membubarkannya menetapkan keputusan dengan mengeluarkan surat yang menyatakan menolak
keberatan tersebut dan berikut alasan penolakannya. Keputusan pembubaran koperasi tersebut disampaikan secara tertulis dengan surat tercatat kepada Pengurus atau Anggota Koperasi merupakan
keputusan akhir dan tidak dapat dilakukan upaya banding oleh Koperasi yang bersangkutan.
259
Keputusan Pembubaran Koperasi tersebut diberitahukan oleh Tim Penyelesai kepada semua kreditor. Keputusan Pembubaran Koperasi dan dilakukan selama proses pembubaran berlang-
sung.
Universitas Sumatera Utara
69
b. Dalam hal pembubaran terjadi berdasarkan keputusan rapat anggota atau jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir
atau dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan keputusan pengadilan niaga dan rapat anggota tidak menunjuk likuidator maka pengurus bertindak selaku
likuidator.
E. Akibat Hukum Pembubaran Koperasi Karena Pailit 1.
Akibat Hukum Pembubaran Koperasi
Koperasi adalah perkumpulan orang yang dibentuk secara suka rela berdasarkan ketentuan KUH Perdata untuk memajukan kepentingan ekonomi
bersama dari para anggotanya melalui aksi swadaya yang terorganisasi. Kesukarelaan untuk
membetuk perkumpulan
itu sejalan
dengan hak
anggota untuk
membubarkannya.
260
Akan tetapi
dalam melakukan
pembubaran koperasi
“kepentingan-kepentingan para kreditur, masyarakat dan negara dan gerakan koperasi secara keseluruhan harus diperhitungkan pula selain kepentingan para anggota”
261
sebagai pemilik dan pengguna koperasi sekaligus yang merupakan tujuan akhir dari didirikannya koperasi.
Pembubaran koperasi sebagai badan hukum tentu mempunyai akibat hukum baik menyangkut hak dan kewajiban terhadap anggota pemegang sertifikat modal
koperasi, pengurus, pengawas, karyawan dan para kreditor, likuidator. Ketika suatu koperasi dibubarkan kepentingan-kepentingan para kreditor koperasi terpengaruh
260
Hans-H.Munkner, 10 Kuliah mengenai Hukum Koperasi 10 Lectures of Co-operative Law, Op.Cit, hlm 171
261
Ibid
Universitas Sumatera Utara
70
secara khusus, jika harta kekayaan koperasi tidak cukup untuk menutupi semua tuntutan claim yang diajukan oleh para kreditur.
262
Akibat hukum apabila koperasi dibubarkan adalah :
1. Pembubaran wajib diikuti likuidasipenyelesaian
2. Selama dalam proses likuidasi penyelesaian terhadap koperasi yang
dibubarkan tersebut
tetap ada
dengan status
”Koperasi dalam
Penyelesaian”.
263
3. Status badan hukum koperasi masih tetap ada.
4. Koperasi tidak diperbolehkan melakukan perbuatan hukum.
5. Koperasi yang dibubarkan tidak dapat melakukan perbuatan hukum kecuali
yang menyangkut pemberesan dalam likuidasi.
264
6. Pembubaran koperasi harus diberitahukan kepada semua kreditor.
7. Pembubaran koperasi dilaporkan kepada menteri.
8. Koperasi tidak dapat menjadi penggugat dan tergugat.
9. Perkara sedang berjalan ditangguhkan.
10. Bisnis dari koperasi perusahaan tersebut dihentikan.
265
11. Semua kekuasaan pengurus berlalih kepada likuidatortim penyelesai. 12. Kekuasaan Pengawas dibekukan.
13. Kekuasaan rapat anggota koperasi dibekukan, kecuali dalam hal laporan terakhir dari likuidatortim penyelesai, yang memang harus diberikan kepada
rapat anggota.
262
Ibid, hlm 172
263
Pasal 106 ayat 4 UU No.17 Tahun 2012
264
M. Hadi Shubhan, Op.Cit, hlm, 201-202
265
Ibid, hlm, 200 dengan mengutip pendapat Munir Fuady menjabarkan konsekuensi hukum dari penempatan perseroan menjadi Perseroan Terbatas dalam Likuidasi, dapat juga digunakan untuk
koperasi dalam penyelesaian
Universitas Sumatera Utara
71
14. Koperasi tetap menjalakan kegiatan sejauh untuk kepentingan pemberesan dan pembubarannya saja.
15. Koperasi tidak dapat lagi mengubah asetnya, kecuali yang dilakukakan oleh likuidator tim penyelesai dalam rangka pemberesan harta koperasi.
16. Menjadi restriksi tehadap debitor tidak boleh lagi kekuasaan kreditornya untuk memproses dengan proses hukum lainnya.
17. Akibat pembubarn terhadap benda jaminan. 18. Akibat pembubaran terhadap perjanjian tertentu.
Dalam hal koperasi bubar yang diikuti dengan likuidasi, maka tidak dimungkinkan
untuk dicabut
status likuidasipenyelesaian
tersebut apalagi
direhabilitasi untuk kemudian menjadi badan hukum normal seperti sediakala. Proposisi ini jelas berbeda dengan status pailit koperasi, yang masih eksis statusnya
sebagai badan hukum. Status koperasi pailit akan dicabut apabila hutangnya telah selesai dibayar oleh koperasi.
2. Akibat Hukum Pembubaran Koperasi Dengan