110
para kreditor. Untuk itu perlu dipertimbangkan asset koperasi dalam likuidasi yaitu sebagai berkut:
377
1. Harta yang bukan harta koperasi dalam likuidasi dikeluarkan terlebih dahulu. 2. Seluruh hutang koperasi dalam likuidasi harus dikeluarkan dari harta
koperasi dalam likuidasi. 3. Kreditur separatis dapat mengeksekusi sendiri jaminan hutangnya.
4. Kreditur separatis menduduki urutan tertinggi, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.
5. Ongkos likuidasi menduduki urutan tertinggi setelah kreditur separatis dan harus dibebani kepada setiap kreditur preferencesi yang bukan separatis.
6. Piutang yang distemewakan untuk barang tertentu lebih didahulukan daripada piutang yang diistemewakan secara umum.
7. Piutang yang diistemewakan secara umum mempunyai urutan didahulukan sesuai nomor penyebutannya dalam KUH Perdata.
8. Piutang kreditur konkuren dibagi secara pro rata. 9. Apabila ada kelebihan harta setelah dibayar semua hutang maka
10. Dibagikan kepada anggota koperasi pemegang sertifikat modal koperasi secara pro rata.
G. Hapusnya Status Badan Hukum Koperasi.
Dengan bubarnya koperasi memasuki babak pemberesan Verefferingstate. Dengan
berakhirnya pemberesan likuidasi barulah keberadaan badan hukum koperasi berakhir. Hal ini oleh Asser-Van der Grinten
378
diterangkan sebagai berikut:
377
Bandingkan dengan pendapat Munir Fuady dalam bukunya Hukum Pailit Dalam Teori dan Praktek, Op.Cit hlm 147-148
Universitas Sumatera Utara
111
“Suatu badan hukum adalah suatu konstruksi hukum juridiche constructie. Keberadaan badan hukum tidak dapat disamakan dengan orang. Mengenai
akhir keberadaan yayasan, undang-undang tidak mengatur secara eksplisit. Memang Undang-undang dapat menentukan keberadaan badan hukum
berakhir karena bubar. Namun ketentuan semacam ini akan menimbulkan komplikasi karena akan timbul pertanyaan siapa subjek hukum yang akan
menjalankan hak dan kewajiban terhadap kekayaan setelah bubarnya badan hukum
yang bersangkutan.
Pembuat undang-undang
Nederlandtelah memilih penyelesaian atau jalan sederhana , yakni bahwa badan hukum
walaupun telah bubar tetap ada dan masih merupakan subjek hukum. Keberasaan badan hukum baru akan berakhir setelah adanya pemberesan
Vereffening termasuk menyerahankan sisa hasil likuidasi sesuai yang ditentukan dalam anggaran dasarnya atu undang-undang.”
Likuidator akan membuat berita acara penyelesaian harta kekayaan koperasi dan laporan kepada menteri tentang pelaksanaan tugas tugas yang berkaitan dengan likuidasi.
Apabila likuidator telah menjalankan tugasnya secara benar, maka pada prinsipnya dia dapat di bebaskan dari tanggung jawabnya demi hukum. Pembebasan tangggung jawab
tersebut dapat juga dilakukan dengan pemberian pembebasan tanggung jawab dalam rapat anggota yang terakhir.
Likuidator mengajukan permohonan untuk diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. Jika pihak likuidator belum melakukan pendaftaran dalam daftar
koperasi dan pengumuman dalam Berita Negara, maka proses likuidasi beserta seluruh konsekuensi hukunya belum berlaku terhadap pihak ketiga, tetapi hanya berlaku secara
intern koperasi. “Status badan hukum koperasi hapus sejak tanggal pengumuman pembubaran koperasi dalam Berita Negara Republik Indonesia”.
379
378
Budiono, Herlien, Op.Cit, hlm 304 dikutip dari C. Asser-W.C.L. van der Grinten II De Rechtspersoon, Vertegenwoordiging
en Rechtspersoon, vierde druk, W.E.J. Tjeenkdiging en
Rechtspersoon, vierde druk, W.E.J. Tjeenk willink, Zwolle, 1976, h. 107
Universitas Sumatera Utara
112
BAB IV ANALISIS AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN KOPERASI DAN