Pembagian Harta Koperasi Dalam Likuidasi Menurut Hukum

154 mendengar mereka seperlunya mengenai cara pemberesan dan pembagian harta koperasi dalam likuidasi dan jika perlu mengadakan pencocokan hutang dan piutang koperasi dalam likuidasi agar likuidator dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

5. Pembagian Harta Koperasi Dalam Likuidasi Menurut Hukum

Tujuan utama dari likuidasi koperasi untuk melakukan pengurusan dan pemberesan dan pembagian atas harta koperasi yang dibubarkan tersebut. Tahap likuidasi wajib dilakukan ketika koperasi dibubarkan. Untuk lebih jelasnya pembagian harta koperasi dalam likuidasi tersebut akan diuraikan sebagai berikut: 503 5.1. Menginventarisir Harta Koperasi Dengan Memisahkan Harta Koperasi Dan Bukan Harta Koperasi Dalam Penyelesaian Likuidasi. Persamaan dasar akuntansi adalah harta sama dengan hutang tambah modal. Harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun semu yang dimiliki perusahaan. Modal atau Capital adalah hak milik atas kekayaan dan harta perusahaan yang berbentuk hutang kepada pemilik modal hingga waktu tidak terbatas. Jadi harta koperasi terdiri dari modal sendiri ekuitas ditambah dengan kewajiban hutang. Harta koperasi baik berupa barang benda bergerak maupun tidak bergerak perlu dilakukan penilaian asset. Penilaian dapat dilakukan oleh jasa penilai appraisal 504 , karena para penilai dilegkapi metode-metode berupa pendekatan pendekatan approaches yang umum dipakai sesuai dengan tujuan penilaian dan jenis dari objek yang di nilai. Disamping itu penilai juga menetapkan penggunaaan prinsip-prinsip 503 Munir Fuady, Hukum Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Op. Cit, hlm 148-158 504 Appraisal adalah salah satu sub sektor jasa yang dapat berperan penting dalam menetapkan nilai ekonimis dan potensi kekayaan yang kita miliki. Universitas Sumatera Utara 155 principle of valuation terhadap objek yang dinialai. 505 Penilaian Harta yang dimaksud dalam hal ini adalah harta yang dikuasai oleh oleh koperasi dalam penyelesaian tetapi harta tersebut tidak atau belum jadi milik koperasi. Harta seperti ini harus terlebih dahulu dipisahkan dari harta koperasi dalam penyelesaian dan dikembalikan kepada pemiliknya. 506 Harta yang bukan harta koperasi dalam penyelesaian likuidasi harus dikeluarkan terlebih dahulu yaitu: 507 a. Harta dengan kontrak pinjam pakai. b. Harta dengan kontrak titipan. c. Harta dengan kontrak sewa menyewa atau sewa beli d. Harta dengan kontrak leasing. e. Harta dengan jaminan fidusia, dalam hal ini termasuk juga ke dalam kategori kreditor separatis. f. Harta yang mempunyai hak retensi Pasal 575 508 , Pasal 1159 509 dan Pasal 1616 KUH Perdata 510 . g. Harta dengan hak penahanan kepemilikan reservation of title.

5.2. Mengiventarisir Seluruh Hutang Koperasi Dalam Likuidasi.

505 Appraisal, [http:jdih.bpk.go.idwp-contentuploads201103PenilaianAset.], diakses tanggal 5 Juli 2013 506 Munir Fuady, Hukum Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Op. Cit, hlm 195 507 Ibid 508 Pemegang besit dengan itikad baik berhak menguasai segala hasil yang telah dinikmatinya dari barang yang dituntut kembali, sampai pada hari ía digugat di muka Hakim. 509 Selama pemegang gadai itu tidak menyalahgunakan barang yang diberikan kepadanya sebagai gadai, debitur tidak berwenang untuk menuntut kembali barang itu sebelum ía membayar penuh, baik jumlah utang pokok maupun bunga dan biaya utang yang dijamin dengan gadai itu, beserta biaya yang dikeluarkan untuk penyelamatan barang gadai itu. itu, beserta biaya yang dikeluarkan untuk penyelamatan barang gadai itu. 510 Para buruh yang memegang suatu barang milik orang lain untuk mengerjakan sesuatu pada barang itu, berhak menahan barang itu sampai upah dan biaya untuk itu dilunasi, kecuali bila untuk upah dan biaya buruh tersebut pemberi tugas itu telah menyediakan tanggungan secukupnya. Universitas Sumatera Utara 156 Utang 511 adalah kewajiban pada pihak ketiga untuk melakukan sesuatu yang pada umumnya adalah pembayaran yang dapat dinilai dengan uang, penyerahan barang maupun jasa pada waktu-waktu tertentu. Utang koperasi digolongkan menjadi : 1. Utang jangka pendek. 512 2. Utang jangka panjang. 513 Kriteria utama untuk menyatakan bahwa apakah utang setelah putusan pernyataan likuidasi merupakan hutang harta likuidasi khususnya terhadap perikatan yang dibuat oleh debitor setelah dinyatakan likuidasi merupakan hutang harta likuidasi adalah apakah hutang tersebut bermanfaat bagi harta likuidasi. 514 Utang koperasi harus dikeluarkan dari harta koperasi dalam penyelesaian likuidasi. Yang termasuk ke hutang harta koperasi dalam likuidasi adalah biaya perkara, utang pajak, utang yang dijamin dengan jaminan kebendaan, utang yang dibuat oleh likuidator setelah pernyataan likuidasi dalam rangka peningkatan harta likuidasi. 515 Upah buruh setelah pernyaan likuidasi. 516 Uang sewa setelah pernyataan likuidasi. 517 Ongkos-ongkos tertentu setelah pernyataan likuidasi, ini termasuk dalam 511 Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 37 Tahun 2002 UUK-PKPU “Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul dikemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan debitor” 512 Utang yang jatuh tempo dalam jangka waktu kurang dari satu tahun seperti utang sewa, utang gaji, utang dana simpanan anggota. 513 Utang yang pelunasannya akan dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun seperti utang modal pinjaman dari bank, pinjaman dari koperasi lain atau anggotanya, modal penyertaan koperasi, pinjaman dari lembaga keuangan lain. 514 Analogi Pasal 25 UU No. 37 Tahun 2002 515 Analogi Pasal 69 ayat 2 hurup b UU No. 37 Tahun 2002 516 Analogi Pasal 39 ayat 2 UU No. 37 Tahun 2002 517 Analogi Pasal 38 ayat 4 UU No. 37 Tahun 2002 Universitas Sumatera Utara 157 kategori biaya likuidasi. 518 Utang pinjaman yang berasal dari anggota PSMK, koperasi lain dan anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, pemerintah atau pemerintah daerah. 519

5.3. Melakukan Penagihan Kepada Para Debitur Koperasi.

Utang piutang yang lazim dikenal dalam dunia usaha timbul dari adanya suatu perikatan dan sebagaimana kita ketahui perikatan itu dapat timbul dari Perjanjian dan Undang-undang. Pasal 1233 KUHPerdata menyebutkan “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.” Dari perjanjian ini timbulah prestasi dan kontra prestasi yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak berdasarkan kesepakatan. Jika salah satu pihak melanggar perjanjian dan atau melaksanakannya dengan tidak sempurna, maka pihak yang dirugikan akan perbuatannya tersebut dapat memilih untuk memaksa pihak lain untuk meneruskan perjanjian tersebut, atau meminta pembatalan perjanjian disertai penggantian biaya kerugian dan bunga Pasal 1267 KUHPerdata. Likuidator seteleh menginventaris harta kekayaan koperasi maka tugas selanjutnya menagih piutang koperasi dari para debiturnya. Piutang KSP adalah uang yang dipinjamkan kepada anggotanya, calon anggota yang memenuhi syarat, koperasi lain dan anggotanya. Pinjaman adalah penyediaan uang oleh koperasi kepada anggota sebagai peminjam berdasarkan perjanjian, yang mewajibkan peminjam untuk melunasi dalam jangka waktu tertentu dan membayar jasa. 520 5.4. Melakukan Pembayaran Kepada Para Kreditur Koperasi. 5.4.1. Kreditor Separatis Dapat Mengeksekusi Sendiri Jaminan Hutangnya 518 Analogi Pasal 18 ayat 3 jo Pasal 191 UU No. 37 Tahun 2002 519 Pasal 66 ayat 2 huruf c UU No. 17 Tahun 2012. 520 Pasal angka 14 UU No 17 Tahun 2004. Universitas Sumatera Utara 158 Kreditor separatis yakni kreditor dengan hak jaminan mengeksekusi sendiri asset yang merupakan jaminan utang tersebut. 521 Kreditor separatis adalah kreditor yang karena sifatnya sebagai pemilik suatu hak yang dilindungi secara super preferencet serta dianggap berdiri sendiri dari penjualan barang agunan yang terpisah dari harta likuidasi pada umumnya. 522 Ini merupakan analogi dari UU No. 37 Tahun 2004 dengan tetap memperhatikan bahwa “hak eksekusi kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotheek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya, dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan” 523 atau seolah olah tidak terjadi pembubaranlikuidasi koperasi. Hak separatis yang dimiliki pemegang hak jaminan tersebut kreditor separatis memiliki kedudukan untuk dapat mengeksekusi barang jaminan yang dimilikinya. Kreditor separatis memiliki hak didahulukan untuk mengeksekusi barang jaminan yang diikat dengan Hak Tanggungan sebagai pelunasan utang apabila debitor cedera janji wanprestasi sebagaimana tercantum pada Pasal 6 UU No 4 Tahun 1996 “Apabila debitor cedera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut.” Pasal tersebut memberikan wewenang bagi pemegang hak tanggungan untuk melakukan parate eksekusi. Artinya pemegang hak tanggungan tidak perlu memperoleh persetujuan dari pemberi hak 521 Munir Fuady, Hukum Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Op.Cit, hlm 197 522 Yulianto Trilakson, Makna Actio Paulina Sebagai Perlindungan Hukum Kreditor Dalam Kepailitan [http:yuliantotrilaksono.blogspot.com] , diakses tanggal 4 Januari 2012 523 Pasal 56 UU No.17 tahun 2004. Universitas Sumatera Utara 159 tanggungan, tetapi juga tidak perlu meminta penetapan dari pengadilan setempat apabila akan melakukan eksekusi atas hak tanggungan yang menjadi jaminan utang debitor dalam hal debitor cedera janji. Apabila koperasi dalam likuidasi, pemegang HT tetap berwewenag melakukan eksekusi hak tanggungan. 524

5.4.2. Kreditor Separatis Menduduki Urutan Tertinggi, Kecuali Ditentukan Lain Oleh Undang Undang.

Gadai dan hipotheek lebih tinggi daripada hak istimewa, kecuali dalam hal undang-undang dengan tegas menentukan kebalikannya. Kreditor pemegang jaminan kebendaan yang disebut sebagai kreditor separatis dasar hukumnya adalah Pasal 1134 ayat 2 KUH Perdata. Kreditor yang kedudukannya lebih tinggi dari kreditor pemegang jaminan adalah : 1. Biaya perkara 525 Biaya perkara yang hanya disebabkan oleh suatu penghukuman untuk melelang suatu barang bergerak dan atau barang tidak bergerak. Dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud. 526 2. Hutang Pajak lebih tinggi kedudukannya dari hutang lain termasuk hutang dengan hak jaminan. Hak mendahului untuk pajak melebihi segala hak mendahului lainnya kecuali terhadap kreditor lain. 527 524 Analogi Pasal 21 UU No 4 Tahun 1996 “Apabila pemberi hak Tanggungan dinyatakan pailit, pemegang HT tetap berwewenag melakukan segla hak yang diperoleh menurut UU ini. 525 Pasal 1149 ayat 1 KUH Perdata, biaya perkara yang semata-mata timbul dari penjualan barang sebagai pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan, dan penyelamatan harta benda; ini didahulukan daripada gadai dan hipotek; 526 Pasal 21ayat 3 UU No.28 Tahun 2008 Tentang KUP 527 Pasal 21ayat 3 UU No.28 Tahun 2008 Tentang KUP Universitas Sumatera Utara 160 Menurut Jusuf Halim dalam hal wajib pajak dinyatakan pailit, bubar atau dilikuidasi maka kurator atau orang atau badan yang ditugasi untuk melakukan pemberesan, dilarang melakukan membagikan harta wajib pajak pailit, pembubaran atau likuidasi pada pemegang saham atau likuidator lainnya sebelum menggunakan harta tersebut untuk membayar utang pajak wajib pajak tersebut. 528 Perikatan yang yang timbul dari undang-undang sebagaimana dapat kita lihat dari ketentuan Pasal 1352 KUH Perdata yang berbunyi “Perikatan- perikatan yang dilahirkan demi undang-undang, timbul dari undang- undang saja atau dari undang-undang sebagai akibat perbuatan orang”. Perikatan yang timbul dari undang-undang seperti dimaksud Pasal 1352 KUH Perdata adalah kewajiban kita terhadap negara dalam hal pembayaran pajak, dan perikatan sebagai akibat perbuatan orang adalah amar putusan hakim terkait perbuatan melanggar hukum yang memerintahkan untuk melakukan sesuatu. Ketentuan Pasal 33 PP No. 5 Tahun 1995 tidak membedakan jenis-jenis kreditur. Berdasarkan Pasal 33 huruf a sampai e adalah kreditor preference yang haknya didahulukan pembayarannya karena ditentukan oleh undang-undang. Yang termasuk kreditor preference koperasi adalah kreditor yang mempunyai hak istemewa seperti gaji pegawai yang terutang, biaya perkara di Pengadilan, biaya lelang, pajak KSP dan USP sedangkan Pasal 33 huruf f dan g adalah kreditor konkuren. Apakah kreditor lainnya yang disebut pada huruf g termasuk kreditor separatis ? Maka seharusnya Pasal 33 tersebut mengatur kreditor separatis kreditor pemegang jaminan kebendaan. Dalam hubungannya dengan aset-aset 528 Edward Manik, Op.Cit, hlm, 52. Universitas Sumatera Utara 161 koperasi likuidasi, kedudukan kreditur separatis sangat tinggi, lebih tinggi dari kreditur yang diistimewakan lainnya, kecuali undang-undang menentukan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan Pasal 1134 ayat 2 KUH Perdata yang berbunyi: Gadai dan hipotik adalah lebih tinggi dari pada hak istimewa kecuali dalam hal-hal dimana oleh undang-undang ditentukan sebaliknya. Kreditur preference hanya memiliki hak untuk mendapat pelunasan terlebih dahulu dari hasil penjualan harta koperasi likuidasi berdasarkan sifat piutangnya. Pasal 21 UUHT menyatakan apabila pemberi hak tanggungan dinyatakan pailit, pemegang hak tanggungan tetap berwenang melakukan segala hak yang diperolehnya menurut ketentuan undang-undang ini, sehingga obyek hak tanggungan tidak akan disatukan dengan harta kepailitan untuk dibagi kepada kreditur-kreditur lain dari pemberi hak tanggungan. Ketentuan Pasal 21 UUHT ini memberikan penegasan mengenai kedudukan yang preference dari pemegang hak tanggungan terhadap kreditur-kreditur lain. Pasal 21 No. 4 Tahun 1996 ini juga dapat dianalogikan berlaku dalam koperasi likuidasi.

5.4.3. Ongkos-Ongkos Likuidasi Dibebankan Pada Anggaran Departemen Yang Membidangi Koperasi.

Seluruh biaya dan atau pengeluaran yang secara wajar diperlukan oleh tim penyelesai dalam rangka pelaksanaan penyelesaian pembubaran koperasi menjadi beban anggaran departemen yang membidangi koperasi. 529 Dalam hal terdapat sisa hasil penyelesaian, menteri dapat menetapkan upah anggota tim 529 Pasal 14 ayat 1 PP No. 17 Tahun 1994 Universitas Sumatera Utara 162 penyelesai dibebankan pada koperasi paling tinggi sebesar 50 lima puluh perseratus dari besarnya upah tim penyelesai. 530 Besarnya upah tim penyelesai yang dibebankan pada koperasi sebagaimana dimaksud diatas paling tinggi 5 lima perseratus dari jumlah keseluruhan sisa hasil penyelesaian. 531 Akan tetapi dalam pembubaran KSP biaya likuidasi dibebankan kepada kekayaan KSP atau USP dan terlebih dahulu dikeluarkan dari dana yang ada atau dari setiap hasil pencairan harta tersebut. 532

5.4.4. Piutang Yang

Diistiemewakan Untuk Barang Tertentu Lebih Didahulukan Dari Piutang Diistemewakan Secara Umum. Likidator dalam membagi harta koperasi dalam likuidasi harus mendahulukan pembayaran piutang yang diistimemwakan untuk barang tertentu dari piutang diistimewakan secara umum. Piutang-piutang atas segala barang bergerak dan barang tak bergerak pada umumnya adalah yang disebut, dan ditagih menurut urutan yang disebut dalam Pasal 1149 KUH Perdata. Piutang-piutang yang didahulukan atas barang-barang tertentu sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1139 KUH Perdata. 5.4.5. Piutang Diistemewakan Secara Umum Mempunyai Urutan Didahulukan Sesuai Nomor Penyebutan Dalam Kuh Perdata. Urutan prioritas dari tagihan-tagihan yang termasuk kedalam hak terdahulu umum general statutory priority rights seperti yang diatur dalam Pasal 1149 530 Pasal 14 ayat 2 PP No. 17 Tahun 1994 531 Pasal 14 ayat 3 PP No. 17 Tahun 1994 532 Pasal 34 ayat 1 PP No. 9 Tahun 1995 Universitas Sumatera Utara 163 KUH Perdata. Piutang diistemewakan secara umum mempunyai urutan didahulukan sesuai nomor penyebutan dalam KUH Perdata dengan ketentuan: a. Kreditor yang piutangnya dijamin dengan hak kebendaan atau yang mempunyai hak yang diistimewakan atas suatu benda tertentu yang termasuk harta koperasi dalam likuidasi penyelesaian dan dapat membuktikan bahwa sebagian piutang tersebut kemungkinan tidak akan dapat dilunasi dari hasil penjualan benda yang menjadi agunan, dapat meminta diberikan hak-hak yang dimiliki kreditor konkuren atas bagian piutang tersebut, tanpa mengurangi hak untuk didahulukan atas benda yang menjadi agunan atas piutangnya. 533 b. Dalam hal suatu benda yang di atasnya terletak hak istimewa tertentu dan jaminan kebendaan dijual, setelah kepada kreditor yang didahulukan tersebut diberikan pembagian maka pada waktu diadakan pembagian lagi, hasil penjualan benda tersebut akan dibayarkan kepada mereka sebesar paling tinggi nilai hak yang didahulukan setelah dikurangi jumlah yang telah diterima sebelumnya. 534 c. Pembayaran kepada kreditor yang mempunyai hak yang diistimewakan, dan jaminan kebendaan lainnya sejauh setiap kreditor pemegang jaminan dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi pembubaran 533 Pasal 138 UU No 37 Tahun 2004 534 Analogi Pasal 199 UU No 37 Tahun 2004 Universitas Sumatera Utara 164 koperasi dapat dilakukan dari hasil penjualan benda terhadap mana mereka mempunyai hak istimewa atau yang diagunkan kepada mereka. d. Dalam hal hasil penjualan benda sebagaimana dimaksud tidak mencukupi untuk membayar seluruh piutang kreditor yang didahulukan maka untuk kekurangannya mereka berkedudukan sebagai kreditor konkuren.

5.4.6. Piutang Kreditor Konkuren Dibagi Secara Pro Rata

535 Golongan kreditor konkuren ini adalah semua kreditor yang tidak masuk kreditor separatis dan kreditor preference khusus maupun umum Pasal 1131 jo. Pasal 1132 KUH Perdata. Kreditor konkuren adalah kreditor yang tidak mempunyai hak pengambilan pelunasan terlebih dahulu dari pada kreditor lain dan kreditor konkuren itu piutangnya tidak dijamin dengan suatu hak kebendaan tertentu. “Mekipun sistem hukum Indonesia tidak mengenal prinsip “Pinjaman sub ordinasi otomatis bukan dengan kontrak, tetapi untuk memenuhi rasa keadilan, adalah pantas bahwa hutang terhadap luar perusahaan harus lebih diutamakan pembayarannya daripa hutang kepada pihak perusahaan dengan kekecualian kepada pihak pekerja perusahaan.Sebab bukankah risiko yang lebih besar dari likuidasi perusahaan ini pantas dipikul oleh pihak dalam perusahaan sebagai risiko bisnisnya, baik ditentukan dalam kotrak kredit ataupun tidak disebutkan sama sekali. 536 Yang termasuk kreditor konkuren koperasi adalah kreditor yang mempunyai tagihan kepada koperasi seperti anggota pemegang sertifikat modal koperasi, penyimpan dana di koperasi, pemilik modal penyertaan, koperasi lain dan 535 Pasal 33 angka 6 PP No.9 Tahun 1995, Penyimpan dana atau penabung, yang pembayarannya dilakukan secara berimbang untuk setiap penyimpan penabung dalam jumlah yang ditetapkan oleh tim penyelesaian berdasarkan persetujuan Menteri 536 Munir Fuady, Hukum Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Op. Cit, hlm 201 Universitas Sumatera Utara 165 anggotanya, pemegang surat berharga seperti obligasi dan surat hutang serta pinjaman kepada pemerintah dan pemerintah daerah yang tidak dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotheek, hak agunan atas kebendaan lainnya atau yang mempunyai hak yang diistimewakan atas suatu benda tertentu dalam harta koperasi.

5.4.7. Piutang Kepada Pihak Luar Lebih Didahulukan Daripada Piutang

Kepada Anggota Koperasi PSMK. Bahwa hutang kepada pihak luar pihak ketiga, kreditor diutamakan pelunasannya terlebih dahulu dari pada hutang kepada pemegang sertifikat modal koperasi, pengurus dan pengawas, dengan kekecualian hutang kepada pekerja kayawan koperasi. Hutang kepada karyawan pekerja koperasi adalah hutang yang diistemewakan karyawan adalah kreditor preference. Rasio legis pembayaran hutang kepada pihak luar telebih dahulu karena pihak dalam koperasilah yang pertama tama menanggung resiko bisnisnya. 537

5.5. Menmbagikan SisaKelebihan Asset Koperasi Dalam Likuidasi Kepada

Anggota Koperasi PSMK. 538 Apabila setelah dibagi bagikan kepada kreditor menurut urutan tersebut diatas, masih juga tersisa harta likuidasi, maka harta likuidasi tersebut kemudian diserahkan kepada anggota koperasi pemegang sertifikat modal koperasi, karena harta tersebut sebelum koperasi dilikuidasi merupakan milik para anggotanya 539 537 Ibid 538 Pasal 108 huruf d, UU N0. 17 Tahun 2012 539 Munir Fuady, Hukum Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Loc. Cit, Universitas Sumatera Utara 166 Berdasarkan analisis tersebut diatas maka saya tidak sependapat urutan pembagian harta koperasi dalam likuidasi berdasarkan Pasal 33 PP No. 9 Tahun 1995, dengan argumentasi urutan pembagian yang diatur dalam pasal tersebut tidak lengkap secara hukum karena tidak menentukan pembayaran berdasarkan urutan tingkatan dan jenis kreditur secara umum. Jika kreditur separatis tidak dijamin kedudukan dalam pembagian harta koperasi dalam likuidasi maka pemilik modal besar yang mau menjadi kreditur koperasi karena tidak dijamin atau dilindungi dananya walaupun ia sebagai kreditur separatis, akibatnya koperasi akan sulit berkembang. Alasan lain jika kedudukan kreditor separatis tidak didahulukan pembayarannya dalam pembagian harta koperasi likuidasi maka keberadaan UUHT dan UU Fidusia dan jaminan kebendaan lainnya tidak diakui, pada hal jaminan kebendaan droit de suite selalu mengikuti bendanya di tangan siapa pun benda itu berada dan asas jaminan kebendaan lainnya. Saya lebih sependapat dengan tata cara pembagian pendistrbusian harta koperasi dalam likuidasi dengan cara seperti diuraikan diatas yaitu harta yang bukan harta koperasi dalam likuidasi dikeluarkan terlebih dahulu. Seluruh hutang koperasi dalam likuidasi harus dikeluarkan dari harta koperasi dalam likuidasi. Melakukan panagihan kepada debitur koperasi kemudian membayar utang koperasi termasuk biaya penyelesaian. Kreditur separatis dapat mengeksekusi sendiri jaminan hutangnya. Kreditur separatis menduduki urutan tertinggi, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang. Ongkos likuidasi dibebankan pada anggaran departemen koperasi. Piutang yang distemewakan untuk barang tertentu lebih didahulukan daripada piutang yang diistemewakan secara umum. Bandingkan dengan pembagian asset PT dalam likuidasi, jika harta likuidasi ada sisa dibagikan kepada pemegang saham. Universitas Sumatera Utara 167 Piutang yang diistemewakan secara umum mempunyai urutan didahulukan sesuai nomor penyebutannya dalam KUH Perdata. Piutang kreditur konkuren dibagi secara pro rata. Apabila ada kelebihan harta setelah dibayar semua hutang maka dibagikan kepada anggota koperasi PSMK secara pro rata. 540 Anggota pemegang sertifikat modal koperasi APSMK hanya menerima residusisa dari pembagian harta koperasi dalam likuidasi, dengan alasan bahwa APSMK adalah pemilik modal yang dipisahkan menjadi modal koperasi. Jadi apabila koperasi memperoleh keuntungan maka APSMK yang mendapat keuntungan dan sebaliknya jika koperasi mengalami kerugian maka PSMK yang menanggung kerugian. 540 Pasal 108 huruf d, UU N0. 17 Tahun 2012; Membagikan sisa hasil Likuidasi Penyelesaian kepada anggota. Universitas Sumatera Utara 168

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dibawah ini difokuskan pada dua permasalah pokok yaitu akibat hukum pembubaran koperasi dan pembagian harta koperasi dalam likuidasi menurut hukum.

1. Akibat Hukum Pembubaran Koperasi.