Analisis Data Analisis Yuridis Tentang Pembubaran Dan Likuidasi (Penyelesaian) Atas Pailitnya Koperasi

34 Bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang undangan dan putusan putusan hakim 141 putusan-putusan pengadilan yang berkaitan dengan isu yang dihadapi. 142 Dalam penelitian ini yaitu sumber data primer yang berasal dari perundang-undangan khususnya UU No 17 Tahun 2012, UU No. 37 tahun 2004, PP No.17 Tahun 1994, PP No.9 Tahun 1995. b. Bahan hukum Sekunder Bahan hukum sekunder terutama buku-buku teks berisi prinsip-prinsip dasar dalam ilmu hukum dan pandangan pandangan klasik para sarjana yang mempunyai kualifikasi tinggi 143 termasuk skripsi, tesis dan disertasi. 144 c. Bahan hukum tersier Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

5. Analisis Data

Keseluruhan data yang diperoleh baik bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dianalisis secara kualitatif yaitu “analisis data yang tidak menggunakan angka-angka, melainkan memberikan gambaran-gambaran deskripsi dengan kata- kata atas temuan-temuan, dan karenanya ia lebih mengutamakan mutukualitas dari 141 Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit, hlm, 141 142 Ibid, hlm ,146 143 Ibid 144 Ibid, hlm, 155 Universitas Sumatera Utara 35 data bukan kuantitas.” 145 Analisis dilakukan terhadap pasal pasal yang isinya merupakan kaedah hukum. Setelah dianalisis, maka konstruksi dilaksanakan dengan cara memasukkan pasal pasal tertentu ke dalam kategori-kategori atas dasar pengertian-pengertian dasar dari sistem hukum tersebut. Hasil dari telaah tersebut merupakan suatu argumen untuk memecahkan isu yang dihadapi 146 dan penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara deduktif-induktif. 145 H.Salim,HS, Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis Dan Disertasi [Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013], hlm,19. 146 Peter Mahmud Marzuki, Loc.cit Universitas Sumatera Utara 36

BAB II PEMBUBARAN KOPERASI DAN AKIBAT HUKUMNYA

A. Alasan Pembubaran Koperasi

Pembubaran juga diartikan sebagai pemberhentian kegiatan perseroan sebagai akibat dari berakhirnya tujuan perseroan. Pembubaran tidak berarti berakhirnya eksistensi perseroan, dimana perseroan sebagai subyek hukum yang mempunyai aktiva dan pasiva yang setelah deklarasi pembubarannya diucapkan eksistensinya tetap ada tetapi dalam kondisi likuidasi pembubaran. Hak yang dimiliki perseroan harus direalisasikan dan kewajibannya harus dipenuhi dan selama kondisi likuidasi, perseroan tidak menjalankan tugas biasa, tetapi terbatas yaitu khusus untuk membereskan hak dan kewajiban itu. Eksistensi perseroan tetap ada sepanjang diperlukan untuk pemberesan. 147 Koperasi dan perseroan sama sama badan hukum yang akta pendiriannya disahkan oleh menteri dan secara eksplisit disebukan UU sebagai badan hukum, maka pembubaran perseroan tersebut diatas sama dengan pengertian pembubaran koperasi yaitu penghentian bisnis kegiatan koperasi dengan diikuti tindakan pemberesan dan penyelesaian hak dan kewajiban koperasi terhadap pihak ketiga dan para kreditornya. Pembubaran, likuidasipenyelesaian dan berakhirnya status badan hukum koperasi diatur dalam Pasal 102 sampai 111 UU No. 17 Tahun 2012. Dasar yang memutuskan pembubaran koperasi diatur dalam Pasal 102 UU No. 17 Tahun 2012. Dasar pembubaran koperasi dapat di gambarkan sebagai berikut: 147 Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, OP.Cit, hlm. 124 36 Universitas Sumatera Utara 37

1. Pembubaran Koperasi Berdasarkan Rapat Anggota