Pembagian Harta Koperasi Yang Dilikuidasi Kepada Kreditor Separatis Pembagian Harta

141 syarat tertentu, dimungkinkan eksekusi dilakukan dengan cara penjualan obyek HT oleh kreditor pemegang HT di bawah tangan, jika dengan cara demikian itu akan dapat diperolah harga tertinggi yang menguntungkan semua pihak. Hal ini ditentukan dalam Pasal 20 ayat 2 UU No. 4 Tahun 1996 Tentang HT. Penjualan obyek HT “di bawah tangan” artinya penjualan yang tidak melalui pelelangan umum. Namun penjualan tersebut tetap wajib dilakukan menurut ketentuan PP 241997 tentang pendaftaran tanah yaitu dilakukan di hadapan PPAT yang membuat aktanya dan diikuti dengan pendaftarannya di kantor Pertanahan. Terhadap jaminan fidusia diperboleh dijual dibawah tangan sesuai Pasal 29 ayat 1 huruf c UU No. 42 Tahun 1999 “penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan pemberi dan penerima fidusia jika dengan cara demikian dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para pihak”.

3. Pembagian Harta Koperasi Yang Dilikuidasi Kepada Kreditor Separatis

Apabila Benda Jaminan Tidak Cukup. Dalam hal hasil penjualan benda jaminan tersebut tidak mencukupi untuk membayar seluruh piutang kreditor yang didahulukan maka untuk kekurangannya mereka berkedudukan sebagai kreditor konkuren. 465 Untuk kreditor yang piutangnya diterima dengan bersyarat maka besarnya jumlah bagian kreditor tersebut dalam daftar pembagian di hitung berdasarkan prosentase dari seluruh jumlah piutang. 466

4. Pembagian Harta

Koperasi Yang Dilikuidasi Dengan Piutang Yang Didahulukan Pembayaran. Dalam pembagian asset koperasi untuk penyelesaian utang koperasi dalam penyelesaian likuidasi harus dilakukan berdasarkan urutan terlebih dahulu yaitu: 465 Ananlogi Pasal 189 ayat 5 UU No. 37 Tahun 2004 466 Analogi Pasal 190 UU No. 37 Tahun 2004 Universitas Sumatera Utara 142 1. Piutang yang diistimewakan. Piutang yang diistimewakan untuk barang tertentu lebih didahulukan dari piutang diistimewakan secara umum. Piutang diistimewakan secara umum mempunyai urutan didahulukan sesuai nomor penyebutan dalam KUH Perdata sedangkan piutang kreditor konkuren dibagi secara prorata. 2. Piutang kepada pihak luar didahulukan daripada piutang kepada kepada pemegang sertifikat modal koperasi, pengurus atau pengawas. 3. Apabila ada kelebihan asset dari hasil likuidasi diserahkan kembali kepada pemengang sertifikat modal koperasi dalam penyelesaianlikuidasi. Penentuan golongan kreditur di dalam likuidasi adalah berdasarkan pasal 1131 sampai dengan pasal 1138 KUH Perdata jo. UU No. 28 Tahun 2007 tentang perubahan UU No.6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan UU KUP, dan UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan UU NO. 37 Tahun 2004. Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, golongan kreditur meliputi: 1. Kreditur istimewa yang kekududukannya didahulukan dari pada hutang pajak yaitu biaya perkara dan menyelamatkan barang yang diatur dalam Pasal 21 ayat 3 UU No. 28 Tahun 2007. 2. Kreditur istimewa yang kedudukannya di atas kreditur pemegang jaminan kebendaan yaitu pajak. Dasar hukum diatur Pasal 21 UU KUP jo. pasal 1137 KUH Perdata. 3. Kreditur pemegang jaminan kebendaan yang disebut sebagai kreditur separatis. Dasar hukum: 1134 ayat 2 KUH Perdata.Beberapa jaminan Universitas Sumatera Utara 143 kebendaan yang diatur di Indonesia antara lain; gadai, fidusia, hak tanggungan, hipotik kapal. 4. Kreditor yang memegang piutang dan dianggap sebagai utang harta likuidasi kreditor istimewa, antara lain: a. Upah buruh, baik untuk waktu sebelum debitor pailit atau dilikuidasi maupun sesudah debitor pailit atau dilikuidasi. 467 b. Biaya likuidasi dan upah likuidator.. c. Sewa gedung sesudah debitor likuidasi. 468 5. Kreditor preference khusus, sebagaimana disebutkan pada pasal 1139 KUH Perdata dan Kreditor preference umum sebagaimana terdapat pada pasal 1149 KUH Perdata. 6. Kreditor konkuren, yaitu kreditor yang tidak termasuk pada kreditor separatis dan kreditor preference, baik umum maupun khusus. Pasal 1131 jo pasal 1132 KUH Perdata.

4.1. Pembagian Harta Koperasi Yang Dilikuidasi Terhadap Utang Pajak Yang Didahulukan.

Pasal 1137 KUH Perdata telah menempatkan utang pajak untuk didahulukan dari pada kreditor lainnya : “Hak dari Kas Negara, Kantor lelang dan lain-lain badan umum yang dibentuk pemerintah, untuk didahulukan, tertibnya melaksanakan hak itu, dan jangka waktu berlangsungnya hak tersebut, diatur dalam berbagai undang-undang khusus yang mengenai hal-hal itu”. Dengan demikian maka menurut Pasal 1137 KUH Perdata tersebut maka kedudukan utang pajak sebagai pemegang hak istimewa dengan hak mendahului yang 467 Analogi Pasal 39 UU No. 37 Tahun 2004. 468 Analogi Pasal 38 ayat 4 UU No. 37 Tahun 2004 Universitas Sumatera Utara 144 merujuk pengaturannya dalam undang-undang khusus, yaitu Undang-Undang Perpajakan. Pasal 21 ayat 3 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007, menentukan “Hak mendahului untuk pajak melebihi segala hak mendahului lainnya kecuali terhadap : a. Biaya perkara yang hanya disebabkan oleh suatu penghukuman untuk melelang suatu barang bergerak dan atau barang tidak bergerak. b. Biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud, dan atau c. biaya perkara yang hanya disebabkan oleh pelelangan dan penyelesaian suatu warisan.”

4.2. Pembagian Harta Koperasi Yang Dilikuidasi Terhadap Hak Jaminan Kebendaan.

Para kreditor adalah sama paritas credetorim dan karenanya mempunyai hak yang sama atas eksekusi harta dalam likuidasi sesuai dengan besarnya tagihan masing masing pari pasu pro rata parte. Namun demikian, asas tersebut mengenal perkecualian yaitu golongan kreditor yang memegang hak agunan atas kebendaan dan golongan kreditor yang haknya didahulukan berdasarkan KUH Perdata dan perundang undangan lain. Dengan demikian asas paristas creditorium berlaku bagi kreditor konkuren saja. 469 Dalam likuidasi penyelesaian koperasi, semua kreditor yang mempunyai piutang kepada koperasi adalah sama paritas credotorim karena mereka mempunyai hak yang sama atas harta koperasi dalam likuidasi sesuai dengan besarnya tagihan masing masing, adalah konsekuensi dari Pasal 1131 KUH Perdata. 470 469 Imran Nating, Op.Cit, hlm 46 470 Passl 1131 KUH Perdata ” Segala kebendaan siberutang baik yang bergerak maupun yang tidak tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan Universitas Sumatera Utara 145 Pasal 1132 KUH Perdata 471 ... kecuali apabila di antara para berpiutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan”. Pasal 1132 KUH Perdata ini mengatakan bahwa ada kemungkinan undang undang memberikan kedudukan istimewa atau privilage atau preferencesi kepada kreditor tertentu. 472 Berdasarkan ketentuan pasal 1131 dan 1132 KUH Perdata dapat diketahui pembedaan lembaga hak jaminan berdasarkan sifatnya yaitu: 473 1. Hak jaminan yang bersifat umum 2. Hak jaminan yang bersifat khusus Jaminan yang bersifat umum ditujukan kepada seluruh kreditor dan mengenai segala kebendaan debitur. Setiap kreditor mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pelunasan utang dari hasil penjualan segala kebendaan yang dipunyai debitor. Dalam hak jaminan yang bersifat umum ini semua kreditor mempunyai kedudukan yang sama terhadap kreditor lain kreditor konkuren, tidak ada kreditor yang diutamakan, diistemewakan dari kreditor lain. 474 Jaminan umum tercermin dari ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata, disempurnakan oleh ketentuan Pasal 1132 KUH Perdata, yang menegaskan persamaan kedudukan para kreditor, juga memungkinkan diadakannya suatu jaminan khusus apabila diantara para kreditor ada alasan sah untuk didahulukan, karena ketentuan undang-undang maupun karena diperjanjikan. untuk segala perikatan perseorangan.” Kalau seseorang mempunyai utang, jaminannya adalah semua kekayaannya. Kekayaan ini dapat disita dan dilelang dan dari hasil pelelangan dan dari hasil pelelangan ini dapat diambil suatu jumlah untuk membayar utangnya kepada kreditornya. 471 Pasal 1132 KUH Perdata “Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang mengutangkan padanya, pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi-bagi menurut keseimbanganya itu menurut besar kecilnya piutang masing-masing, kecuali apabila di antara para berpiutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan” 472 Imran Nating, Op.Cit, hlm 22 473 Racmadi Usman, Hukum Jaminan keperdataan, [Jakarta: Sinar Grafika, Cet Kedua, 2009], hlm,73 474 Ibid. Universitas Sumatera Utara 146 Jaminan kebendaan adalah jaminan yang memberikan kepada kreditor atas suatu kebendaan milik debitor hak untuk memanfaatkan benda tersebut jika debitor melakukan wanprestasi. Jaminan kebendaan 475 zekerheidsrechten merupakan jaminan khusus karena sifatnya memberikan jaminan, sehingga hak-hak kreditor dengan jaminan hak kebendaan seperti ini memberikan jaminan untuk didahulukan. Karena jaminan umum menyangkut seluruh harta benda debitor, ketentuan dalam Pasal 1131 KUH Perdata tersebut dapat menimbulkan dua kemungkinan: 476 1. Bahwa kebendaan tersebut sudah cukup memberikan jaminan kepada kreditor jika kekayaan debitor paling sedikit minimal sama atau melebihi jumlah utang-utangnya artinya hasil bersih penjualan harta kekayaan debitor sudah cukup untuk menutupi atau memenuhi seluuh hutang-hutangnya. 2. Bahwa harta kekayaan debitor tidak cukup memberikan jaminan kepada kreditor dalam hal ini kekayaan debitor kurang dari jumlah utangnya atau bila passivanya melebihi aktivanya. Pasal 1133 KUH Perdata menyebutkan bahwa seorang kreditor didahulukan daripada kreditor lainnya apabila tagihan kreditor yang bersangkutan merupakan tagihan yang berupa hak istimewa, tagihan yang dijamin dengan hak gadai, tagihan yang dijamin dengan hipotik. Pasal 1134 KUH Perdata menyebutkan “Hak istimewa ialah suatu hak yang oleh undang-undang diberikan kepada seorang berpiutang 475 Asas yang berlaku umum bagi hak jaminan kebendaan sebagai berikut : Hak jaminan kebendaan merupakan hak absolut atas benda, Hak jaminan memberikan kedudukan yang didahulukan bagi kreditor pemegang hak jaminan terhadap para kreditor lainnya droit de preference; Hak jaminan merupakan hak accesoir terhadap perjanjian pokok yang dijamin dengan jaminan tersebut. Hak jaminan merupakan hak kebendaan yang akan selalu melekat di atas benda tersebut Droit de suite. Hak jaminan memberikan hak separatis bagi kreditor pemegang hak jaminan itu, Kreditor pemegang hak jaminan mempunyai kewenangan penuh untuk melakukan eksekusi atas hak jaminannya., Karena hak jaminan merupakan hak kebendaan, maka hak jaminan berlaku bagi pihak ketiga. 476 Racmadi Usman , Op.Cit, hlm, 74-75, dikutip dari Frieda Husni Hasbullah, 2002: 8-9 Universitas Sumatera Utara 147 sehingga tingkatnya lebih tinggi daripada orang yang berpiutang lainnya, semata- mata berdasarkan sifat piutangnya. Gadai dan hipotik adalah lebih tinggi daripada hak istimewa, kecuali dalam hal-hal di mana oleh Undang-Undang ditentukan sebaliknya”. Pasal 1135 KUH Perdata menyebutkan “Di antara orang-orang berpiutang yang diistimewakan, tingkatannnya diatur menurut berbagai-bagai sifat hak-hak istimewanya” Untuk benda bergerak dapat dijaminkan dengan gadai 477 dan fidusia 478 sedangkan hipotik untuk benda tidak bergerak setelah berlakunya UUHT 479 hanya dapat dibebankan dengan hipotik atas kapal laut dengan bobot 20 m³ ke atas dan pesawat terbang serta helikopter. Sedangkan untuk tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah dapat dibebankan dengan hak tanggungan. Hak jaminan khusus yang diberikan oleh undang-undang sesuai Pasal 1134 KUH Perdata 480 adalah hak istimewa. Sedangkan hak jaminan khusus yang timbul karena diperjanjikan yaitu gadai, 481 hipotik, 482 fidusia, 483 hak tanggungan. 484 . 477 Pasal 1150 sd 1160 KUH Perdata 478 Pasal 1 angka 2 UU No.42 Tahun 1999 Tentang Fidusia, Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan Pemberi Fidusia,sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada Penerima Fidusia terhadap kreditor lainnya. 479 Pasal 1 angka 1 UU No.4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan, Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah, yang selanjutnya disebut Hak Tanggungan, adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut bendabenda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor- kreditor lain; 480 Hak istimewa ialah suatu hak yang oleh undang-undang diberikan kepada seorang berpiutang sehingga tingkatnya lebih tinggi daripada orang yang berpiutang lainnya, semata-mata berdasarkan sifat piutangnya. 481 Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berhutang atau oleh seorang lain atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada si piutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara Universitas Sumatera Utara 148 Pembagian harta koperasi dalam likuidasi dengan jaminan kebendaan gadai, fidusia, hipotik dan hak tanggungan dilakukan dengan mengeksekusi sendiri barang jaminan oleh kreditor seolah olah tidak terjadi pembubaran koperasi. Para kreditor tersebut mengambil pelunasan piutang mereka masing masing dari hasil penjualan barang jaminan dan jika ada sisa maka dikembalikan kedalam harta likuidasi. Jika dalam pembagian harta koperasi dalam likuidasi ada kreditor separatis dan kreditor preference, yang lebih tinggi kedudukannya adalah kreditor separatis kecuali undang-undang menentukan lebih tinggi kedudukan hak istimewa kreditor preference seperti yang ditentukan Pasal 1137 KUH Perdata , Pasal 1139 KUH Perdata 485 dan 1149 KUH Perdata. 486 didahulukan dari pada orang-orang berpiutang lainnya dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana yang harus didahulukan. 482 Hipotik diatur dalam Pasal 1162 KUH Perdata sampai dengan 1232 KUH Perdata. adalah suatu hak kebendaan atas benda-benda tak bergerak, untuk mengambil penggantian dari padanya bagi pelunasan suatu perikatan.Hipotik merupakan salah satu hak kebendaan yang digunakan sebagai jaminan pelunasan hutang. 483 Mengenai hak mendahulu penerima fidusia ini diatur dalam Pasal 27 UU No. 42 Tahun 1996 Fidusia sebagai berikut : a Penerima Fidusia memiliki hak yang didahulukan terhadap kreditor lainnya.b Hak yang didahulukan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah hak penerima fidusia untuk mengambil pelunasan piutangnya atas hasil eksekusi benda yang menjadi obyek Jaminan Fidusia.c Hak yang didahulukan dari penerima fidusia tidak hapus karena adanya kepailitan dan atau likuidasi Pemberi Fidusia. 484 Pasal 1 angka 1 dan Pasal 20 ayat 1 UU No 4 Tahun 1996 mengatur Droit de preferent, artinya memberikan kedudukan yang diutamakan atau mendahului kepada pemegangnya. Dalam hal ini pemegang Hak Tanggungan sebagai kreditur memperoleh hak didahulukan dari kreditur lainnya untuk memperoleh pembayaran piutangnya dari hasil penjualan pencairan objek jaminan kredit yang diikat dengan Hak Tanggungan tersebut. Kedudukan kreditur yang mempunyai hak didahulukan dari kreditur lain kreditur preferen akan sangat menguntungkan kepada pihak yang bersangkutan dalam memperoleh pembayaran kembali pelunasan pinjaman uang yang diberikannya kepada debitur yang ingkar janji wanprestasi. 485 Kreditur Privelege preferen khusus yang berlaku terhadap barang milik tertentu debitur diatur dalam Pasal 1139. KUH Perdata: Piutang-piutang yang didahulukan atas barang-barang tertentu, ialah: 1°.biaya perkara; 2°.uang sewa barang tetap, biaya perbaikan yang menjadi kewajiban penyewa 4° biaya untuk menyelamatkan suatu barang; 5°.biaya pengerjaan suatu barang yang masih harus dibayar kepada pekerjanya; 6°.apa yang diserahkan kepada seorang tamu rumah 7°.upah pengangkutan dan biaya tambahan lain; 8°.apa yang masih harus dibayar kepada seorang tukang Universitas Sumatera Utara 149

4.3. Pembagian Harta Koperasi Yang Dilikuidasi Terhadap Utang Biaya Likuidasi.

Semua biaya likuidasi dibebankan kepada setiap benda yang merupakan bagian harta koperasi dalam likuidasi, kecuali benda yang menurut ketentuan setiap kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotheek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya, dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan, atau telah dijual sendiri oleh kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotheek atau hak agunan atas kebendaan lainnya 487 . 4.4. Pembagian Harta Koperasi Yang Dilikuidasi Terhadap Utang Upah Dan Hak Hak BuruhPekerja Atau Karyawan Pasal 1149 KUH Perdata telah menempatkan upah buruh sebagai hak istimewa atas benda bergerak dan tak bergerak pada umumnya general statutory priority right sehingga termasuk dalam hak istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1134 KUH Perdata yang artinya pelunasan piutangnya harus didahulukan atau berkedudukan sebagai kreditor preference. Suatu perusahaan yang dilikuidasi dapat mempunyai utang upah terhadap pekerjanya. Pasal 95 ayat 4 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan “Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerjaburuh merupakan utang yang didahulukan 9°.penggantian dan pembayaran yang dipikul oleh pegawai yang memangku jabatan umum karena kelalaian, kesalahan, pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya. 486 Kreditur Privelege preferen umum yang berlaku terhadap semua barang milik debitur diatur dalam Pasal 1149 KUH Perdata. Piutang-piutang atas segala barang bergerak dan barang tak bergerak pada umumnya adalah yang disebut di bawah ini, dan ditagih menurut urutan berikut ini: 1.biaya perkara 2°. biaya penguburan, 3°. segala biaya pengobatan terakhir; 4º. upah para buruh; 5°.piutang karena penyerahan bahan-bahan makanan, yang dilakukan kepada debitur dan keluarganya selama enam bulan terakhir; 6°.piutang para pengusaha sekolah berasrama; 7°.piutang anak-anak yang masih di bawah umur atau dalam pengampuan wali atau pengampuan mereka. 487 Pasal 191 UU No. 37 Tahun 2004 Universitas Sumatera Utara 150 pembayarannya.” dan Penjelasannya Pasal 95 ayat 4 menyebutkan yang dimaksud didahulukan pembayarannya adalah upah pekerjaburuh harus dibayar lebih dahulu dari pada utang lainnya. Menurut pendapat saya berdasarkan penggolongan kreditor yang telah disebutkan diatas maka pembayaran upah buruh bukanlah suatu prioritas utama, karena sebelum melakukan pembayaran terhadap buruh, likuidator harus membayar terlebih dahulu utang pajak dan kreditor yang memegang jaminan kebendaan kreditor separatis. Maka upah buruh karyawan tingkatannya dibawah hutang pajak dan kreditor separatis.

4.5. Pembagian Harta Koperasi Yang Dilikuidasi Dengan Terhadap Utang Kreditor Konkuren

488 Kreditor konkuren atau unsecured creditors adalah kreditor selain kreditor preference dan kreditor dengan hak istimewa. Sesuai Pasal 1136 KUH Perdata, semua orang berpiutang yang tingkatnya sama dibayar menurut keseimbangan. Kreditor konkuren mempunyai 489 : 1. Pari pasu yaitu secara bersama sama memperoleh pelunasan , tanpa ada yang didahulukan. 2. Pro rata atau proporsional, yang dihitung berdasarkan pada besarnya piutang masing masing dibandingkan terhadap piutang mereka secara keseluruhan, terhadap seluruh harta kekayaan debitor. Demikianlah kedudukan kreditor konkuren menempati kedudukan paling akhir setelah kreditor preference dan separatis,yang artinya pelunasan atas piutangnya 488 Kreditor konkuren adalah kreditor yang harus berbagi dengan para kreditor lain secara proporsional, atau disebut juga pari passu prorata parte, yaitu menurut perbandingan besarnya masing-masing tagihan mereka, dari hasil penjualan harta kekayaan koperasi likuidasi yang tidak dibebani dengan hak jaminan 489 Kartini Muljadi, Gunawan Wijaya, Hak Istemewa, Gadai, dan Hipotek, [Jakarta Kencana Prenada Media Group, 2007], hlm 2 Universitas Sumatera Utara 151 adalah setelah piutang kedua jenis kreditor tersebut dilunasi, dan pelunasan piutang kreditor konkuren tersebut dilakukan pembagian secara proporsional diantara mereka. Dari uraian mengenai prioritas pembayaran kreditor koperasi dalam likuidasi dapat disimpulkan bahwa penentuan golongan kreditor dalam likuidasi koperasi berdasarkan Pasal 1131 sampai dengan Pasal 1138 KUH Perdata jo. Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan “UU KUP” dan Undang- Undang No. 37 Tahun 2004 tentangUUK- PKPU dan UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut: 1. Urutan pertama yaitu biaya perkara yang hanya disebabkan oleh suatu penghukuman untuk melelang suatu barang bergerak dan atau barang tidak bergerak, biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud, dan atau biaya perkara yang hanya disebabkan oleh pelelangan dan penyelesaian suatu warisan. 490 2. Urutan kedua adalah utang pajak 491 3. Urutan ketiga kreditor separatis. 492 4. Urutan keempat yaitu upah dan hak hak buruh pekerja 493 5. Urutan kelima biaya likuidasi dan jasa likuidator, sewa gedung 494 6. Urutan keenam kreditor preference khusus 495 7. Urutan ketujuh kreditor preference umum. 496 490 Pasal 21 ayat 3 UU No. 28 Tahun 2007 491 Pasal 21 ayat 3 UU No. 28 Tahun 2007 492 Pasal 1134 ayat 2 KUH Perdata, UU No. 42 Tahun 199, UU No. 4 Tahun 1996 Kreditor pemegang jaminan kebendaan yang disebut sebagai kreditor separatis yaitu Gadai, Hipotik kapal Fidusia, Hak tanggungan. 493 Pasal 95 ayat 4 UU No. 13 tahun 2003, Lihat juga Pasal 39 ayat 2 UU No. 37 Tahun 2004 494 Pasal 38 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004 495 Pasal 1139 KUH Perdata Universitas Sumatera Utara 152 8. Urutan kedelapan kreditor konkuren. 497 Dari kedelapan golongan kreditor yang telah disebutkan di atas, berdasarkan Pasal 1134 ayat 2 jo. Pasal 1137 KUH Perdata dan Pasal 21 UU No. 28 Tahun 2007 tentang KUP jo maka kreditor piutang pajak mempunyai kedudukan di atas kreditor separatis. Dalam hal kreditor separatis mengeksekusi objek jaminan kebendaannya, maka kedudukan tagihan pajak di atas kreditor separatis hilang. Tidak demikian halnya untuk piutang para buruh karena upah buruh tidak termasuk hak dari kas Negara. Meskipun Pasal 95 ayat 4 UU No. 13 Tahun 2003 menentukan bahwa dalam hal likudasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerjaburuh merupakan utang yang didahulukan pembayarannya. Dan penjelasannya menyebutkan yang dimaksud didahulukan pembayarannya adalah upah pekerjaburuh harus dibayar lebih dahulu daripada utang-utang lainnya. Kedudukan tagihan upah buruh tetap tidak dapat lebih tinggi dari kedudukan piutang kreditor separatis karena upah buruh bukan utang kas Negara. Pasal 1134 ayat 2 jo. pasal 1137 KUH Perdata merupakan rambu-rambu agar tidak setiap undang-undang dapat menentukan bahwa utang yang diatur dalam undang- undang tersebut mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari tagihan kreditor separatis maupun tagihan pajak. Lalu, bagaimana dengan objek jaminan kebendaan yang termasuk harta koperasi dalam likuidasi? Kreditor pemegang jaminan kebendaanseparatis bukan pemilik objek jaminan kebendaan, tetapi objek jaminan tetap milik koperasi yang likuidasi, jadi termasuk harta dalam likuidasi. Kreditor pemegang jaminan kebendaan 496 Pasal 1149 KUH Perdata 497 Kreditor golongan ini adalah semua kreditor yang tidak masuk Kreditor separatis dan tidak termasuk kreditor preferen khusus maupun umum Pasal 1131 jo. Pasal 1132 KUH Perdata. Universitas Sumatera Utara 153 hanya mempunyai hak untuk mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualaneksekusi objek jaminan kebendaan lebih dahulu dari kreditor lain. Apabila setelah piutang kreditor pemegang jaminan kebendaan tersebut lunas dari hasil eksekusipenjualan objek jaminan tersebut tetapi masih ada sisa uang maka kreditor tersebut harus mengembalikan sisa uang tersebut dalam harta koperasi dalam likuidasi. Sedangkan apabila hasil penjualan tidak cukup untuk melunasi piutangnya, maka sisa piutang yang tidak terbayar tersebut dapat diajukandidaftarkan kepada likuidator untuk diverifikasi sebagai tagihanpiutang konkuren.” Dalam pemberesan harta koperasi dalam likuidasi maka semua benda harus dijual di muka umum 498 sesuai dengan tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan namun apabila penjualan di muka umum tidak tercapai maka penjualan di bawah tangan dapat dilakukan. 499 Semua benda yang tidak segera atau sama sekali tidak dapat dibereskan maka likidator yang memutuskan tindakan yang harus dilakukan terhadap benda tersebut. 500 Likuidatorkurator berkewajiban membayar piutang kreditor yang mempunyai hak untuk menahan retensi suatu benda, sehingga benda itu masuk kembali dan menguntungkan harta koperasi dalam penyelesaian 501 . Untuk keperluan pemberesan harta koperasi dalam penyelesaian, likuidator dapat menggunakan jasa pengurus dengan pemberian upah yang ditentukan. 502 Para debitor, kreditor, pengurus, pengawas dan manajemen koperasi diundang rapat pada hari, jam, dan tempat yang ditentukan oleh likuidatortim penyelesai untuk 498 Penjualan di muka umum dilakukan melalui lelang merupakan suatu prosedur penjualan di muka umum harta pailit yang telah masuk dalam boedoel pailit yang dilakukan oleh Kurator dengan perantaraan kantor lelang juru lelang dan seizin Hakim Pengawas. Het Herziene Indonesisch Reglement HIR, Bogor: Politeia,1995, Pasal 200 ayat 9 499 Pasal 184 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004 500 Pasal 184 ayat 2 UU No. 37 Tahun 2004 501 Pasal 184 ayat 3 UU No. 37 Tahun 2004 502 Pasal 186 UU No. 37 Tahun 2004 Universitas Sumatera Utara 154 mendengar mereka seperlunya mengenai cara pemberesan dan pembagian harta koperasi dalam likuidasi dan jika perlu mengadakan pencocokan hutang dan piutang koperasi dalam likuidasi agar likuidator dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

5. Pembagian Harta Koperasi Dalam Likuidasi Menurut Hukum