Analisis Akibat Hukum Pembubaran Koperasi.

112

BAB IV ANALISIS AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN KOPERASI DAN

PEMBAGIAN HARTA KOPERASI DALAM LIKUIDASI

A. Analisis Akibat Hukum Pembubaran Koperasi.

Koperasi didirikan berdasar perjanjian para anggota pendiri koperasi yang dituangkan dalam akta pendirian koperasi. Akta yang dimaksud adalah akta autentik yang dibuat notaris 380 Suatu perjanjian yang tergolong perjanjian formil maka apabila tidak dipenuhinya bentuk atau format ataupun cara pengesahan sebagaimana yang diwajibkan peraturan perundang undangan berakibat perjanjian formil batal demi hukum. 381 Apabila perbuatan hukum yang diwajibkan dalam bentuk formal tidak dipenuhi dalam akta pendirian koperasi maka berakibat perbuatan hukum tersebut batal demi hukum 382 dengan kata lain koperasi yang akta pendiriannya tidak memenuhi syarat formil akan bubar demi atau dibubarkan oleh yang berwewenang. 383 Ketika telah dibubarkan selanjutnya memasuki tahap likuidasi, dengan demikian tujuan koperasi berubah dari “tujuannya memajukan kepentingan- kepentingan ekonomi anggota berubah menjadi tujuannya mengakhiri bisnis yang sedang dilakukan dan menguangkan seluruh harta kekayaan koperasi likuidasi.” 384

1. Pembubaran Wajib Diikuti LikuidasiPenyelesaian

Koperasi sebagai subjek hukum mempeliki hak dak dan kewajiban baik terhadap APSMK maupun kepada kreditur dan pihak ketiga. Untuk menyelesaikan 379 Pasal 110 UU No.17 Tahun 2012 380 Pasal 9 ayat 1 UU No 12 Tahun 2012 381 Elly Erawati, Herlien Budiono, Op.Cit, hlm,46. 382 Ibid, hlm,47. 383 Pasal 102 huruf c UU N0. 17 Tahun 2012, Pembubaran koperasi dilakukan berdasarkan keputusan menteri. 384 Hans-H.Munkner, 10 Kuliah mengenai Hukum Koperasi 10 Lectures of Co-operative Law, Op.Cit, hlm,182 112 Universitas Sumatera Utara 113 hak dan kewajiban koperasi yang telah dibubarkan wajib diikuti tidakan hukum likuidasi penyelesaian. Pasal 106 ayat 1 UU No. 17 Tahun 2012 memerintahkan “Untuk penyelesaian terhadap pembubaran koperasi harus dibentuk Tim Penyelesai. Koperasi yang telah diputus pembubarannya tidak dapat lagi melakukan bisnis koperasinya, kecuali hanya melakukan perbuatan hukum untuk kepentingan pemberesan hak dan kewajiban koperasi dalam likuidasi, terutama untuk menyelesaikan kewajibannya kepada para kreditor. Dalam hukum kepentingan para kreditor dari debitor dilindungi haknya baik kreditor separatis , preference maupun kreditor konkuren. Dalam rangka pelindungan kreditor dan pihak ketiga ini wajib dilakukan likuidasi terhadap koperasi yang dibubarkan.

2. Setelah Pembubaran

Koperasi Para Anggota Tidak Dapat Lagi Mengundurkan Diri. 385 Koperasi didirikan oleh orang perorangan atau badan hukum yang menjadi anggota koperasi. Ada tidaknya suatu koperasi karena keberadaan anggota. Angota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna koperasi. 386 Anggota koperasi sebagai pemilik harus bertanggung jawab atas tindakan hukum pembubaran koperasi, sepanjang harta kekayaan koperasi yang dipisahkan sebagai modal tidak cukup untuk membayar kewajiban koperasi tersebut. Tanggungjawab pribadi perorangan itu hanya baru dianggap penting dalam praktek, jika harta kekayaan koperasi tidak cukup membayar semua klaim dari para kreditor. 387 Maka tidak logis orang yang ikut secara hukum bertanggungjawab dan sekaligus sebagai pemilik diperbolehkan mengundurkan diri sebagai anggota koperasi. 385 Ibid. 386 Pasal 26 UU No.17 Tahun 2012 387 Hans-H.Munkner, 10 Kuliah mengenai Hukum Koperasi 10 Lectures of Co-operative Law, Op.Cit, hlm,180 Universitas Sumatera Utara 114

3. Koperasi Tidak Kehilangan Status Badan Hukumnya

388 Eksistensi yuridis dari koperasi yang telah dibubarkan masih tetap ada yaitu eksistensi badan hukumnya. Dengan dinyatakan bubar tidak mutatis mutandis badan hukum koperasi menjadi tidak ada. Suatu argumentasi yuridis mengenai proposisi ini dengan dua argumentasi pertama yaitu karena koperasi yang dibubarkan masih dalam likuidasi dan dapat melakukan transaksi hukum terhadap pihak ketiga, tetapi yang melakukan perbuatan hukum adalah likuidator tim penyelesai. Sehingga tidak mungkin badan hukum yang tidak ada dapat melakukan proses transaksi 389 seperti melakukan penjualan harta koperasi dalam likuidasi melalui lelang atau penjualan dibawah tangan. Argumentasi kedua yaitu bahwa badan hukum koperasi baru hapus setelah tanggal pengumuman pembubaran koperasi dalam Berita Negara. 390 Pembubaran koperasi tidak mengakibatkan koperasi kehilangan status badan hukum sampai dengan selesainya likuidasi dan pertanggungjawaban likuidator diterima oleh rapat anggota pemegang sertifikat modal koperasi atau menteri yang membidangi koperasi. Dengan demikian koperasi tetap menyandang status sebagai subjek hukum yang masih mempunyai hak dan kewajiban serta mempunyai tanggungjawab sebagai subjek hukum. Hak dan kewajibannya dalam mengurus dan mengelola harta kekayaanya sudah dibatasi yaitu perbuatan hukum sepanjang mengenai harta koperasi untuk : a. Membayar hutang-hutangya kepada kreditor dan kepada pihak ketiga 388 Ibid,hlm,183 389 M. Hadi Shubhan, Op.Cit, hlm, 198-199 390 Pasal 110 UU No. 17 Tahun 2012, Status badan hukum koperasi hapus sejak tanggal pengumuman pembubaran koperasi dalam Berita Negara Republik Indonesia. Universitas Sumatera Utara 115 b. Membayar kewajibannya kepada anggota koperasi pemegang sertifikat modal koperasi dan pemilik modal penyertaan. c. Menagih piutang koperasi dari anggota dan dari pihak ketiga. d. Menjual harta koperasi dalam likuidasi. Pembubaran, likuidasi serta hapusnya status badan hukum koperasi adalah tiga pranata hukum yang berbeda tetapi mempunyai saling berkaitan antara satu dan lain. Pembubaran koperasi adalah tindakan yang menyebabkan perusahaan berhentinya eksistensinya dan tidak menjalankan bisnis untuk selama-lamanya diikuti dengan proses administrasinya berupa pemberitahuan dan pemutusan hubungan kerja dengan karyawannya. 391 Likuidasi adalah keseluruhan rangkaian proses penutupan dan pengakhiran perusahaan maupun pengahkiran status badan hukumnya, termasuk proses pembubaran dan penutupan perusahaan, pemberesan dan penyelesaian administratif dari pemberesannya. 392 Hapusnya status badan hukum koperasi sejak tanggal pengumuman pembubaran koperasi dalam Berita Negara Republik Indonesia. Dengan demikian koperasi yang telah dibubarkan belum hapus status badan hukumnya, oleh karena itu koperasi tersebut masih boleh melakukan perbuatan hukum yang diwakili oleh likuidator tim penyelesai koperasi.

4. Koperasi Tidak Dapat Lagi Menerima Anggota Baru.

Setiap orang yang ingin menjadi anggota baru koperasi harus menerima syarat syarat yang telah ditentukan koperasi, baik syarat yang ditentukan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga atau pun yang diatur dalam suatu perjanjian khusus yang telah dipersiapkan. 391 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Op.Cit, hlm ,178. 392 Pasal 110 UU No. 17 Tahun 2012 Universitas Sumatera Utara 116 Salah satu syarat melakukan perbuatan hukum adalah cakap bertindak dalam hukum. Syarat yang kedua untuk sahnya perjanjian yang diatur Pasal 1320 KUH Perdata adalah kecakapan para pihak untuk membuat perjanjian. Pasal 1329 KUH Perdata berbunyi” Setiap orang cakap untuk melakukan perikatan-perikatan terkecuali ia oleh undang undang dinyatakan tidak cakap”. Berdasarkan Pasal 1329 KUH Perdata ini pengurus koperasi yang dibubarkan secara hukum tidak cakap melakukan perbuatan untuk dan atas nama koperasi. Koperasi sebagai subjek hukum yang diwakili pengurus tidak dapat mengadakan perjanjian dengan menerima orang yang ingin menjadi anggota sebagai akibat dari pembubaran koperasi oleh karena kekuasaan pengurus sudah dibekukan dan beralih kepada likuidator.

5. Koperasi Tidak Diperbolehkan Melakukan Perbuatan Hukum

. Koperasi yang dibubarkan tidak dapat melakukan perbuatan hukum kecuali yang menyangkut pemberesan dalam likuidasi. 393 Koperasi yang telah dibubarkan tidak diperbolehkan melakukan perbuatan hukum baik kepada anggota sebagai pemegang sertifikat modal koperasi, kreditor, pemilik modal penyertaan atau kepada pihak ketiga kecuali untuk memperlancar proses penyelesaian.” 394 Apabila larangan ini dilanggar oleh koperasi, maka anggota, pengurus dan pengawas serta koperasi bertanggungjawab secara tanggung renteng atas perbuatan tersebut, kecuali tindakan yang dilakukan untuk urusan penyelesaian hak dan kewajiban koperasi dalam likuidasi. 393 M. Hadi Shubhan, Op.Cit, hlm, 201-202 394 Pasal 106 ayat 5 UU No 17 Tahun 2012, “Selama dalam proses penyelesaian terhadap pembubaran koperasi tidak diperbolehkan melakukan perbuatan hukum, kecuali untuk memperlancar proses penyelesaian Universitas Sumatera Utara 117

6. Anggaran Dasar Tetap Berlaku

. 395 Anggaran dasar koperasi adalah suatu perjanjian dibuat dengan akta autentik dan memenuhi syarat formal. Akta pendirian koperasi memuat anggaran dasar dan yang berkaitan dengan pendirian koperasi. 396 Anggaran dasar baru berlaku apabila disahkan oleh menteri dan didaftar dalam Berita Negara Republik Indonesia. Badan hukum koperasi merupakan satu kesatuan dengan akta pendirian koperasi, artinya sepanjang koperasi sebagai badan hukum masih ada maka anggaran dasarnya tetap ada. Logika hukumnya jika pembubaran koperasi tidak menyentuh status badan hukum sebelum pembubaran koperasi diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia maka otomatis anggaran dasarnya masih tetap berlaku.

7. Harta Koperasi Dalam Likuidasi Diambil Alih Oleh Likuidator

. 397 Pengurus koperasi yang dibubarkan secara hukum dibekukan sehingga tugas likuidator di ambil alih oleh likuidator. Salah satu tugas likuidator adalah membereskan koperasi dalam likuidasi penyelesaian yang meliputi tindakan- tindakan sebagai berikut: 398 1. Pencatatan dan pengumpulan asset koperasi 2. Penentuan tata cara pembagian asset 3. Pembayaran kepada kreditor 4. Pembayaran sisa asset hasil hasil likuidasi kepada APSMK. Dari tugas likuidator tersebut diatas pemberesan dan bambagian harta koperasi dalam likuidasi diambil alih oleh likuidator untuk dilakukan pemberesan dan 395 Hans-H.Munkner, 10 Kuliah mengenai Hukum Koperasi 10 Lectures of Co-operative Law, Op.Cit, hlm,182 396 Pasal 10 ayat 1 UU No 17 Tahun 2012 397 Hans-H.Munkner, 10 Kuliah mengenai Hukum Koperasi 10 Lectures of Co-operative Law, Loc..Cit, 398 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Op.Cit, hlm ,186 Universitas Sumatera Utara 118 pembagian kepada kreditor, dan jika ada sisa hasil likuidasi dibagikan anggota pemegang sertifikat modal koperasi.

8. Pengurus Tidak Berwenang Lagi Mewakili Koperasi Baik Di Dalam Maupun Di Luar Pengadilan.

Suatu kewenangan mewakili dapat diperoleh dari kombinasi antara undang undang dan tidakan hukum perdata. 399 UU No. 17 Tahun 2012 memberikan kewenangan kepada pengurus untuk mewakili koperasi. Dalam anggaran dasar pengurus dapat melakukan tindakan hukum perdata yaitu dengan persetujuan keputusan rapat anggota. 400 Yang berhak mewakili koperasi baik didalam dan diluar pengadilan adalah pengurus berdasarkan pasal 58 ayat 2 UU No. 17 tahun 2012. Akan tetapi dengan adanya keputusan pembubaran koperasi secara hukum pengurus sudah dibekukan dan wewenangnya beralih kepada likuidator. Maka yang berhak secara hukum untuk mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan adalah likuidator terbatas untuk kepentingan pemberesan dan penyelesaian hak dan kewajiban serta membagikan harta koperasi kepada kreditor.

9. Kekuasaan Pengurus Dibekukan.

Tugas pengurus koperasi yang diatur dalam pasal 58 UU No. 17 Tahun 2012 dihentikandibekukan. Oleh karena itu perbuatan hukum yang harus dilakukan setelah keputusan pembubaran koperasi hanya terbatas untuk melalukan pemberesan dan penyelesaian hak dan kewajiban koperasi. Termasuk membagikan sisa asset koperasi dalam likuidasi , mendaftarkan hasil akhir likuidasi dan mengumumkan hasil proses 399 Rahmad Setiawan, Hukum Perwakilan dan Kuasa Suatu perbandingan Hukum Indonesia dan Hukum Belanda Saat Ini,[ Jakarta: PT Tata Nusa, 2005], hlm,7. 400 Ibid Universitas Sumatera Utara 119 likuidasi dalam dalam surat kabar dan Berita Negara Republik Indonesia dilakukan oleh likuidatortim penyelesai. Peraturan perundang undangan tidak memberikan wewenang kepada pengurus untuk melakukan pemberesan dan penyelesaian koperasi yang dibubarkan tetapi tugas dan fungsi tersebut diberikan kepada likuidator, oleh karena kekuasaan pengurus seraca hukum sudah dibekukan. Dengan demikian pengurus tidak boleh lagi melakukan tidakan hukum mengatasnamakan koperasi dalam likuidasi.

10. Kekuasaan Pengawas Dibekukan.

Demikian halnya dengan pengawas koperasi kekuasaanya dibekukan sehingga pengawas koperasi tidak boleh melakukan tugas memberi nasihat dan pengawasan kepada pengurus, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi yang dilakukan oleh pengurus; 401 dan tidak berweweng lagi untuk memberikan persetujuan atau bantuan kepada pengurus dalam melakukan perbuatan hukum tertentu yang ditetapkan dalam anggaran dasar; 402 Berdasarkan Pasal 50 UU No. 17 Tahun 2012 pengawas bertugas memberi nasihat dan melaksanakan pengawasan kepada pengurus, melakukan pengawasan pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi oleh pengurus, melaporkan hasil pengawasan kepada rapat anggota. Oleh karena pengurus sudah dibekukan maka otomatis perangkat koperasi seperti pengawas juga dibekukan, karena sudah digantikan oleh likuidator.

11. Kekuasan Rapat Anggota Dibekukan Kecuali Dalam Hal Laporan

Terakhir Dari Likuidator. 401 Pasal 50 ayat 1 hurup b dan c UU No. 17 Tahun 2017 402 Pasal 50 ayat 2 hurup d UU No. 17 Tahun 2017 Universitas Sumatera Utara 120 Rapat anggota sebagai perangkat koperasi sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi ikut juga dibekukan, kecuali dalam hal menerima laporan pertanggungjawab likuidator mengenai pelaksanaan pemberesan dan penyelesaian koperasi dalam likuidasi jika koperasi dibubarkan berdasarkan keputusan rapat anggota. Karea rapat anggota dibekukan , maka tidak mempunyai wewenang lagi melakukan perbuatan sesuai Pasal 33 UU No. 17 Tahun 2012, 403 . Akan tetapi rapat anggota berwewenang dalam hal pengesahan laporan pertanggungjawaban likuidatortim penyelesai disampaikan pada rapat anggota jika pembubaran koperasi berdasarkan keputusan rapat anggota.

12. Kekuasaan Pengurus Dan Pengawas Digantikan Oleh Likuidator.

Untuk perlindungan bagi kreditor koperasi yang dibubarkan maka kekuasaan pengurus dan pengawas perlu diambil alih oleh likidator untuk melakukan pemberesan kewajiban koperasi. Secara hukum koperasi yang dibubarkan satu satunya yang bertugas untuk menyelesaikan dan membereskannya adalah likuidator maka otomotis kekuasaan pengurus dan pengawas digantikan oleh likuidator tim penyelesaia Untuk melakukan pengurusan, pemberesan, penyelesaian hak dan kewajiban serta pembagian harta koperasi dalam likuidasi dilakukan oleh likuidator. Pasal 108 UU No. 17 tahun 2012 memberikan tugas dan fungsi kepada likuidator tim penyelesaian untuk menyelesaikan hak dan kewajiban keuangan terhadap pihak 403 Rapat Anggota berwenang:a. menetapkan kebijakan umum Koperasi;b. mengubah Anggaran Dasar;c. memilih, mengangkat, dan memberhentikan Pengawas dan Pengurus;d. menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi; e. menetapkan batas maksimum Pinjaman yang dapat dilakukan oleh Pengurus untuk dan atas nama Koperasi; f. meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban Pengawas dan Pengurus dalam pelaksanaan tugas masing-masing;g. menetapkan pembagian Selisih Hasil Usaha; h. memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran Koperasi; dan i. menetapkan keputusan lain dalam batas yang ditentukan oleh Undang-Undang ini. Universitas Sumatera Utara 121 ketiga termasuk melaksanakan tindakan lain yang perlu dilakukan dalam penyelesaian kekayaan. Tugas Likuidator pemberesan: 404 1. Bertugas selayaknya direksi. 2. Mencatat dan mengumpulkan kekayaan perusahaan. 3. Menjual aset-aset perseroan. 4. Penagihan piutang perseroan. 5. Melanjutkan bisnis perseroan sebelum penjualan aset. 6. Pemanggilan dan pemberitahuan kepada kreditur. 7. Menentukan tata cata pembagian aset perseroan. 8. Melakukan pembayaran kepada kreditur. 9. Membagi sisa kekayaan hasil likuidasi kepada pemegang saham.

13. Pengurus Dapat Diminta Pertanggungjawaban Baik Secara Perdata

Maupun Pidana. Setiap pengurus wajib menjalan tugas dengan itikat baik dan penguh tanggungjawab untuk kepentingan dan tujuan koperasi. 405 Pengurus bertanggungjawab atas kepengurusan koperasi untuk kepentingan dan pencapaian tujuan koperasi kepada rapat anggota. 406 Merupakan suatu ketentuan yang umum bahwa sepanjang beritikat baik anggota pengurus dari suatu koperasi yang mengalami kerugian atau pailit pada dasarnya tidak dapat diminta pertanggungjawabannya secara finansial. Hal ini berkenaan dengan asas bahwa suatu koperasi adalah subjek hukum yang terpisah dari para pengurusnya. Semua utang-utang koperasi dilunasi dari hasil penjualan kekayaan koperasi itu sendiri bukan dari harta kekayaan pengurusnya. 407 Prinsip 404 Management and Bisnis, [ http:mynotes77.wordpress.com], diakse tanggal 5 Juni 2013 405 Pasal 6 ayat 1 UU no. 17 Tahun 2012 406 Pasal 6 ayat 2 UU No. 17 Tahun 2012 407 Sutan Remy Syahdeini, Op.Cit, hlm 432 Universitas Sumatera Utara 122 tersebut dengan pengecualian bahwa anggota pengurus bertanggungjawab secara pribadi karena kesalahannya koperasi mengalami kerugian atau dinyatakan pailit. Adapun kriteria tanggungjawab pengurus adalah sebagai berikut: 408 a. Tanggungjawab itu timbul jika perusahaan itu melalui prosedur kepailitan b. Harus ada kesalahan atau kelalaian c. Tanggungjawab itu bersifat residual, artinya tanggungjawab itu timbul jika nanti ternyata asset perusahaan yang diambil tidak cukup d. Tanggungjawab itu secara renteng artinya walaupun hanya seorang pengurus bersalah, maka pengurus lain dianggap turut bertanggungjawab. e. Presumsi bersalah dengan pembuktian terbalik. Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan fault liability 409 atau liability based on fault adalah prinsip yang cukup umum berlaku dalam hukum pidana dan perdata. Dalam KUH Perdata, khususnya pasal 1365, 410 1366, dan 1367, prinsip ini dipegang secara teguh. Prinsip ini menyatakan, seseorang baru dapat dimintakan pertanggungjawabannya secara hukum jika ada unsur kesalahan yang dilakukannya. Pasal 1365 KUH Perdata yang lazim dikenal sebagai pasal tentang perbuatan melawan hukum, mengharuskan terpenuhinya empat unsur pokok, yaitu: a. Adanya perbuatan. 408 Endryl, Kurniawan, Tasman, Tanggungjawab Direksi Terhadap Perseroan Palit, Akibat Kelalaian dan kesalahan, [Jurusan Hukum Perdata, Program studi Ilmu Hukum Pasca Sarjana UNAND, Email: endryl17yahoo.co.id, ] hlm 10]diakses tanggal 13 Januari 2013 409 Sonny Tabelo Manyawa, Teori Pertanggunggjawaban Loc. Cit dikutip dari Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Edisi Revisi, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2006, hlm. 73-79. 410 Pasal 1365 KUH Pedata : Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut., Pasal 1366 : Setiap orang bertanggung jawab, bukan hanya atas kerugian yang disebabkan perbuatan perbuatan, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan kelalaian atau kesembronoannya., Pasal 1367 ayat 1: Seseorang tidak hanya bertanggung jawab, atas kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan perbuatan-perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan barang-barang yang berada di bawah pengawasannya. Universitas Sumatera Utara 123 b. Adanya unsur kesalahan. c. Adanya kerugian yang diderita. d. Adanya hubungan kausalitas antara kesalahan dan kerugian. Pasal 1366 KUH Perdata menyebutkan juga bertanggungjawab atas kerugian akibat kelalaian atau kekurang hati hatiannya. Pasal 1367 KUH Perdata mengatur tanggungjawab atas kesalahan orang lain yang ada dibawah tanggungannya atau tanggung jawab resiko atau tanggungjawab tanpa kesalahan tetapi kesalahan orang yang ada dibawah tanggungjawabnya. Ketentuan mengenai tanggungjawab pengurus atas kesalahan dan kelalaiannya yang diatur dalam UU No.17 Tahun 2012 tidak mengurangi ketentuan Kitab Undang Undang Hukum Pidana. 411 Dalam buku kedua kejahatan bab XXVI KUHP terdapat beberapa ketentuan yang secara khusus mengatur tanggung jawab pidana pengurus berkenaan dengan koperasi yaitu 266 412 , 396 413 , 397 414 , 398 dan 399, 415 401 416 ,401 417 , 402 418 , 403 419 KUHP. Pasal 60 ayat 5 UU No.17 Tahun 2012 mengatur tentang tanggung jawab anggota pengurus atas kerugian koperasi yang timbul dari kelalaian menjalankan tugas pengurusan koperasi dapat diminta pertanggungjawabannya berdasarkan Kitap Undang Undang Hukum Pidana. 411 Pasal 60 ayat 5 UU No.17 Tahun 2012 412 Tidak mau hadir atau tidak memberikanmemberikan keterangan yang menyesatkan dalam proses pemberesan pailit. 413 Perbuatan debitur pailit yang merugikan kreditur. 414 Perbuatan debitur yang memindahtangankan harta sehingga merugikan para kreditor dan menyebabkan pailit. 415 Perbuatan Pengurus dan Pengawas Koperasi yang menyebabkan kerugian Koperasi baik sebelum atau setelah pailit. 416 Perbuatan menipu oleh debitur pailit kepada para kreditur. 417 Kesepakatan curang antara debitur pailit dengan kreditur dalam rangka penawaran perdamaian kepailitan 418 Tindakan debitur pailit yang mengurangi hak-hak kreditur 419 Perbuatan Pengurus koperasi yang bertentangan dengan anggaran dasar Universitas Sumatera Utara 124

14. Bisnis Koperasi Dihentikan Kecuali Untuk Kepentingan Pemberesan Dan Pembubaran Saja.

Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya 420 dengan melakukan kegiatan bisnis. Koperasi dalam likuidasi tidak boleh menjalankan bisnis baru melainkan hanya menyelesaikan tugas- tugasnya dalam rangka dan pemberesan proses likuidasi tersebut dan tidak bisa melakukan kegiatan diluar tugas tersebut. Pembubaran koperasi akan menghentikan bisnis koperasi karena perangkat koperasi pengurus, pengawas rapat anggota sudah dibekukan. Oleh karena karena perangkat koperasi sudah dibekukan maka tidak mungkin lagi dapat mencapai tujuan yang ditentukan UU No 17 tahun 2012 maupun tujuan yang ditentukan dalam anggaran dasar. Bisnis koperasi harus dihentikan dan hanya tindakan pengurusan dan pemberesan harta koperasi dalam likuidasi yang akan dilakukan oleh likuidator menurut hukum. Koperasi hanya dapat melakukan tindakan hukum yang menyangkut penyelesaian hak dan kewajiban koperasi dalam likuidasi yaitu melakukan perbuatan hukum hanya untuk memperlancar proses penyelesaian hak koperasi untuk menagih piutang koperasi, dan penjualan harta koperasi untuk kepentingan likuidasi penyelesaian dan pemberesan serta pendistribusian kewajiban koperasi kepada kreditor dan kepada APSMK dan kepada pemilik modal penyertaan dan kewajiban lainnya.

15. Di belakang Nama Koperasi Di Bubuhkan Kata “Dalam Penyelesaian”

Selama dalam proses likuidasi penyelesaian terhadap koperasi yang dibubarkan tersebut tetap ada dengan status ”Koperasi dalam Penyelesaian”. 421 Sejak 420 Pasal 4 UU No 17 Tahun 2012 421 Pasal 106 ayat 4 UU No.17 Tahun 2012 Universitas Sumatera Utara 125 saat pembubaran setiap surat masuk dan keluar ke koperasi dicantumkan kata “Koperasi dalam Penyelesaian” di belakang nama koperasi. Pencantuman kata “Koperasi dalam Penyelesaian” membuktikan koperasi tetap ada sebagai badan hukum. Setiap orang atau pihak yang mempunyai kepentingan dengan koperasi berhak mengetahui bahwa koperasi tersebut dalam proses likuidasi untuk menyelesaikan hak dan kewajibannya sebagai badan hukum.

16. Koperasi Berkewajiban Untuk Pemberesan Hak Dan Kewajibannya.

Koperasi sebagai subjek hukum yang diakui dalam lalu lintas hukum mempunyai sekumpulan hak dan dan kewajiban. Keberadaan koperasi ada karena ada anggota, dan ada hak dan kewajibannya. Supaya subjek hukum lainnya mau mengadakan hubungan hukum dengan koperasi maka hak dan kewajibannya tersebut harus dijamin oleh hukum. Untuk menjamin hak dan kewajiban pihak lain maka undang-undang harus menjamin penyelesaian hak dak kewajiban koperasi yang dibubarkan dengan melakukan pemberesan hak dan kewajibannya dan pembagian harta koperasi kepada kreditur dan pihak ketiga. Setelah koperasi dibubarkan maka likuidator mulai melakukan pemberesan dengan melakukan penjualan harta koperasi likuidasi tanpa persetujuan pengurus, rapat anggota dan pangawas koperasi. 17. Koperasi Tidak Dapat Lagi Mengubah Status Asetnya, Kecuali Yang Dilakukan Oleh Likuidator Dalam Rangka Pemberesan . Koperasi yang dibubarkan diwakili oleh likuidator dalam membereskan dan menyelesaikan kewajibannya kepada kreditor dan pihak ketiga serta kepada anggota pemegang sertifikat modal koperasi. Secara logika hukum karena pengurus sebagai perangkat koperasi sudah dibekukan, maka pengurus tidak berhak dan berwenang Universitas Sumatera Utara 126 mengelola dan mengurus harta atau asset koperasi, sehingga akibatnya secara hukum koperasi tidak dapat lagi mengubah status asetnya kebentuk lain kecuali dilakukan oleh likuidator misalnya menjual barang melalui pelelangan atau penjualan dibawah tangan, atau mengubah asset koperasi tetapi harus menambah nilai atau menguntungkan harta koperasi dalam likuidasi.

18. Menjadi Restriksi Terhadap Kekuasaan Kreditornya Untuk Memproses

Dengan Proses Hukum Lainya. Pembubaran koperasi mengakibatkan restriksi membatasi terhadap kekuasaan kreditornya untuk memproses dengan proses hukum lainnya, seperti melakukan gugatan di pengadilan. Restriksi ini terjadi karena pembubaran akan diikuti likuidasi untuk membayarkan utang koperasi kepada kreditor. Kreditor dapat mengajukan keberatan jika daftar pembagian yang dibuat oleh likuidator merugikan hak para kreditor.

19. Akibat Pembubaran Terhadap Pemegang Hak Jaminan

Jaminan timbul karena undang-undang yang diatur dalam pasal 1131 dan 1132 KUH Perdata. 422 dan jaminan karena perjanjian yaitu jaminan perorangan seperti jaminan penanggungan brogtocht, jaminan garansi, perjanjian tanggung menanggung. 423 dan jaminan kebendaan. 424 Jaminan kebendaan merupakan hak mutlak atas suatu benda jaminan artinya mempunyai hubungan langsung antara benda tertentu dari debitur, dapat dipertahankan terhadap siapapun, selalu mengikat 422 Adrian Sutedi, Hukum Hak Tanggungan, [Jakarta: hukum Hak Tanggungan, 2010], hlm, 26 423 Jaminan perorangan seperti jaminan penanggungan brogtocht diatur dalam Pasal 1820 KUH Perdata., jaminan garansi diatur dalam Pasal 1316 KUH Perdata., perjanjian tanggung menanggung diatur dalam Pasal 1280 KUH Perdata.,. 424 Lihat Adrian Sutedi, Hukum Hak Tanggungan, Op.Cit, hlm 31-30. Jaminan kebendaan seperti gadai, hipotik, fidusia dan hak tanggungan Universitas Sumatera Utara 127 bendanya droit de suite dan dapat diperalihkan. 425 Setiap kreditor pemegang jaminan gadai, fidusia, hak tanggungan, hipotik atau hak agunan atas kebendaan lainnya, dapat mengeksekusi haknya seolah oleh tidak terjadi pembubaran koperasi. 426

20. Akibat Pembubaran Terhadap Perjanjian Tertentu:

a. Akibat Pembubaran koperasi terjadi PHK. 427 Pekerja yang bekerja pada koperasi dalam likuidasi dapat memutuskan hubungan kerjanya dan sebaliknya likuidator dapat memberhentikan pekerja dengan mengindahkan jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam perjanjian kerja atau yang ditentukan dalam perundang undangan yang berlaku. 428 b. Terhadap perjanjian timbal balik. 429 Perjanjian timbal balik yang belum atau perjanjian tersebut baru sebagian dipenuhi, pihak yang mengadakan perjanjian dengan koperasi dalam likuidasi dapat meminta kepada likuidator untuk memberikan kepastian tentang kelanjutan pelaksanaan perjanjian tersebut dalam jangka waktu yang disepakati likuidator dan pihak tersebut. 430 c. Terhadap Perjanjian sewa. 431 Jika koperasi menyewa suatu benda maka baik likuidator maupun pihak yang menyewakan benda, dapat menghentikan perjanjian sewa dengan syarat 425 Ibid, Adrian Sutedi, Hukum Hak Tanggungan, Op.Cit, hlm 31 426 Analogi Pasal 55 ayat 1 UU No 37 Tahun 2004 427 Sutan Remy Syahdeini, Op.Cit, hlm. 198 428 Analogi Pasal 39 ayat 1 UU No 37 Tahun 2004 429 Sutan Remy Syahdeini, Op.Cit, hlm. 197 430 Analogi Pasal 36 ayat 1 UU No. 37 tahun 2004 431 Sutan Remy Syahdeini, Op.Cit, hlm. 198 Pengertian sewa menyewa lihat Pasal 1548 KUH Perdata Universitas Sumatera Utara 128 pemberitahuan penghentian dilakukan sebelum berakhirnya perjanjian sesuai dengan adat kebiasaan setempat. 432

21. Pembubaran Koperasi Harus Diberitahukan Kepada Semua Kreditor.

Salah tujuan pemberitahuan kepada kreditor adalah untuk melindungi kepentingan kreditor itu sendiri. Pembubaran koperasi harus diberitahukan kepada para kreditor dengan surat dan harus diumumkan dalam surat kabar tentang pembubaran koperasi. Tujuan pemberitahuan kepada semua kreditor mengenai pembubaran koperasi adalah agar semua kreditor dapat mengajukan tagihan dalam jangka waktu yang ditentukan. Pengummunan itu bertujuan agar agar para kreditor konkuren dapat melihat dan mengajukan keberatan bila ada pembagian yang keliru. 433 Apabila tidak diumumkan dalam surat kabar atau tidak disampaikan pemberitahuan pembubaran kepada kreditor maka pembubaran tidak berlaku bagi pihak kreditor dan pihak ketiga. Akibatnya jika kreditor dan pihak ketiga dirugikan maka koperasi dan likuidatorlah yang bertanggungjawab secara tanggung renteng.

22. Pembubaran Koperasi Dilaporkan Kepada Menteri.

Akta pendirian koperasi disahkan oleh menteri dan pembubaran koperasi juga harus dilaporkan kepada menteri. Tujuan pemberitahuan pembubaran koperasi kepada menteri adalah supaya koperasi dalam likuidasi dicatat dalam daftar “koperasi dalam penyelesaianlikuidasi.” Koperasi yang tidak dicatat dalam daftar “koperasi dalam penyelesaianlikuidasi” maka likuidatortim penyelesai yang melakukan perbuatan hukum atau hubungan hukum dengan pihak ketiga tidak mengikat harta 432 Analogi Pasal 38 ayat 1 UU No. 37 tahun 2004 433 Adrian Sutedi, Hukum Perbankan Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi dan Kepailitan, Loc.Cit Analogi dari Pasal 181 ayat 2 UU No. 37 tahun 2004 Universitas Sumatera Utara 129 koperasi sebagai badan hukum akan tetapi mengikat likuidator secara pribadi, sehingga apabila perbuatan hukum tersebut menimbulkan kerugian bagi pihak ketiga menjadi tanggungjawab secara pribadi dari pengurus atau likuidator.

23. Koperasi Tidak Dapat Menjadi Penggugat Dan Tergugat .

Pada dasarnya koperasi yang diputus bubar tidak boleh beracara dipengadilan baik sebagai penggugat maupun sebagai tergugat dalam perkara yang menyangkut harta kekayaan koperasi, oleh karena “Pengurus berwewenang mewakili koperasi di dalam maupun di luar pengadilan” 434 telah dibekukan sejak diputuskan pembubaran koperasi. Konsekuensi hukumnya jika pengurus sudah digantikan likuidator, maka otomatis wewenang pengurus hapus untuk mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan. Akan tetapi dalam pasal 108 UU No 17 Tahun 2012 435 tidak ada diatur secara tegas tugas dan fungsi likuidatorTim penyelesai untuk mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan. Maka dapat ditafsirkan untuk kepentingan pemberesan harta koperasi likuidator dapat menggugat atau tergugat di pengadilan harus dengan bantuan pihak pengurus sebagai orang yang berhak mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan. 436 Kurator dalam likuidasi memiliki kewenangan yang untuk bertindak sebagai tergugat atau tergugat yang berhubungan harta likuidasi. 437

24. Perkara Sedang Berjalan Ditangguhkan.

434 Pasal 58 ayat 2 UU No 17 Tahun 2012 435 Tim Penyelesai mempunyai tugas dan fungsi: a. melakukan pencatatan dan penyusunan informasi tentang kekayaan dan kewajiban Koperasi; b. memanggil Pengawas, Pengurus, karyawan, Anggota, dan pihak lain yang diperlukan, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama; c. menyelesaikan hak dan kewajiban keuangan terhadap pihak ketiga; d. membagikan sisa hasil penyelesaian kepada Anggota; e. melaksanakan tindakan lain yang perlu dilakukan dalam penyelesaian kekayaan; f. membuat berita acara penyelesaian dan laporan kepada Menteri; danatau g. mengajukan permohonan untuk diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia. 436 Analogi Pasal 243 ayat 1 dan 2 UU No. 37 Tahun 2004 437 Analogi Pasal 26 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004, Tuntutan mengenai hak dan kewajiban yang menyangkut hara pailit harus diajukan oleh atau terhadap likuidator. Universitas Sumatera Utara 130 Pada prisinpnya pembubaran koperasi tidak menghentikan perkara yang sudah dimulai diperiksa ataupun menghalangi pengajuan perkara baru. Akan tetapi karena pengurus yang berhak mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan sudah digantikan likuidator maka perkara sedang berjalan ditangguhkan. Perkara baru dapat dilanjutkan jika likuidator dibantu oleh pengurus untuk melanjutkan perkara.

25. Semua Kekuasaan Pengurus Beralih Kepada LikuidatorTim Penyelesai.

“Untuk penyelesaian terhadap pembubaran koperasi harus dibentuk Tim Penyelesai.” 438 Tim penyelesai untuk membereskan dan membagikan hak dan kewajiban koperasi yang telah dibubarkan. Maka secara mutatis mutandis kekuasaan pengurus koperasi akan beralih kepada likuidatortim penyelesai untuk melakukan pengurusan, pemberesan hak dan kewajiban koperasi dan pendistribusian harta koperasi. Dengan demikian pengurus tidak dapat lagi melakukan mengelola koperasi berdasarkan anggaran dasar, menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib, menyelenggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien, memelihara buku daftar anggota, buku daftar pengawas, buku daftar pengurus, buku daftar pemegang sertifikat modal koperasi, dan risalah rapat anggota, melakukan upaya lain bagi kepentingan, kemanfaatan, dan kemajuan koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota. 439 Dan juga tidak berwenang lagi mewakili koperasi di dalam maupun di luar pengadilan. 440

26. Perlindungan Hukum Bagi Kreditor Dan APSMK.

Bagi kreditor pada dasarnya diperlukan perlindungan hukum akibat dari terjadinya pembubaran koperasi. Kreditor mendapat perlindungan akibat dari 438 Pasal 106 ayat 1 UU NO. 17 Tahun 2012 439 Pasal 58 ayat 1 UU No. 17 tahun 2012 440 Pasal 58 ayat 2 UU No. 17 tahun 2012 Universitas Sumatera Utara 131 kesalahan dan kelalaian yang terdapat pada koperasi yang berakibat timbulnya tanggungjawab perdata yang berhubungan dengan kepengurusan koperasi. Bentuk tanggungjawab pribadi pengurus apabila melakukan tugasnya diluar kewenangannya dan menimbulkan kerugian, maka terhadap kerugian yang ditimbulkan oleh pengurus dapat diminta pertanggungjawaban berdasarkan ketentuan 1365 KUH Perdata. Dengan demikian kreditor yang dirugikan oleh koperasi yang bermasalah dan dibubarkan dapat meminta hak atas dananya dengan menggugat kepengadilan baik secara class action maupun perorangan. Khusus perlindungan kepada anggota pemegang sertifikat modal koperasi APSMK KSP sesuai dengan Pasal 94 ayat 2 dan 3 UU No. 17 Tahun 2012 menyebutkan pemerintah dapat membentuk Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi Simpan Pinjam untuk menjamin simpanan anggota. Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi Simpan Pinjam menyelenggarakan program penjaminan simpanan bagi Anggota Koperasi Simpan Pinjam. Lembaga penjamin simpanan KSP yang merupakan harapan perlindungan sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi.

B. Analisis Pembagian Harta Koperasi Dalam Penyelesaian

Pembubaran wajib diikuti likudasi untuk menyelesaikan hak dan kewajiban koperasi sebagai subjek hukum UU No. 17 Tahun 2012 tidak mengatur secara eksplisit bagaimana tata cara pembagian harta koperasi dalam likuidasi kepada para kreditor maupun kepada anggota pemegang sertifikat modal koperasi. Pasal 108 huruf c UU No. 17 Tahun 2012 menyebutkan “menyelesaikan hak dan keuangan keuangan kepada pihak ketiga,” dan huruf d menyebutkan “membagikan sisa hasil penyelesaian kepada anggota.” Pasal 11 huruf e PP No.17 Tahun 1994 menyebutkan Universitas Sumatera Utara 132 “menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembagian yang didahulukan dari pembayaran hutang lainnya” dan huruf f menyebutkan “menggunakan sisa hasil kekayaan koperasi untuk menyelesaiakan sisa kewajiban koperasi.” Pasal 33 PP No 9 Tahun 1995 menyebutkan dalam penyelesaian, pembayaran kewajiban KSP atau USP dilakukan berdasarkan urutan sebagai berikut : 1. Gaji pegawai yang terutang. 2. Biaya perkara di pengadilan. 3. Biaya lelang. 4. Pajak KSP dan USP. 5. Biaya kantor, seperti listrik, air, telepon, sewa dan pemeliharaan gedung 6. Penyimpan dana atau penabung, yang pembayarannya dilakukan secara berimbang untuk setiap penyimpan penabung dalam jumlah yang ditetapkan oleh Tim Penyelesaian berdasarkan persetujuan Menteri. 7. Kreditor lainnya. Jadi pengaturan pembagian asset koperasi tersebut masih sangat sumir, maka timbul pertanyaan bagaimana menurut hukum membagi harta koperasi likuidasi jika jumlah uang tunai tidak cukup setelah dilakukan penjualan asset koperasi dalam likuidasi untuk membayar hutang koperasi kepada para kreditor? Analisis hukum terhadap Pasal 33 PP No 9 Tahun 1995 tersebut diatas adalah 1. Gaji pegawai yang terutang. Gaji pegawai yang terutang didahulukan pembayarannya sesuai dengan Pasal 95 ayat 4 UU No. 23 tahun 2004 tentang Ketenagakerjaan menyatakan “Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerjaburuh merupakan utang yang didahulukan pembayarannya.” dan Penjelasannya Pasal 95 ayat 4 menyebutkan yang dimaksud didahulukan pembayarannya adalah upah pekerjaburuh harus dibayar lebih dahulu dari Universitas Sumatera Utara 133 pada utang lainnya. Pasal 1149 ayat 4 KUH Perdata menyebutkan upah karyawan yang dibayarkan dari hasil penjualan barang bergerak dan tidak bergerak sebagaimana diatur dalam Pasal 1138 KUH Perdata. 441 2. Biaya perkara di pengadilan. Biaya eksekusi untuk benda bergeraktidak bergerak yang tertentu sesuai dengan Pasal 1139 ayat 1 KUH Perdata. Biaya perkara karena pelelangan atas benda bergerak dan benda tidak bergerak pada umumnya sesuai dengan Pasal 1149 ayat 1 KUH Perdata. 3. Biaya lelang. Pasal 1137 KUH Perdata menyebutkan hak didahulukan kantor lelang tata tertib pelaksanaannya, dan lama jangka waktunya, diatur dalam berbagai undang-undang khusus yang berhubungan dengan hal-hal itu. 4. Pajak KSP dan USP. Pasal 1137 KUH Perdata ditentukan hak didahulukan milik negara pajak, tata tertib pelaksanaannya, dan lama jangka waktunya, diatur dalam berbagai undang-undang khusus yang berhubungan dengan hal-hal itu. Pasal 21 UU No. 28 Tahun 2007 tentang KUP maka kreditor piutang pajak mempunyai kedudukan di atas kreditor separatis. Dalam hal kreditor separatis mengeksekusi objek jaminan kebendaannya, maka kedudukan tagihan pajak di atas kreditor separatis hilang. 5. Biaya kantor, seperti listrik, air, telepon, sewa dan pemeliharaan gedung. 441 Pasal 11 38 KUH Perdata, Hak-hak istimewa itu dapat mengenai barang-barang tertentu, atau dapat juga mengenai semua barang-barang bergerak dan tak bergerak, pada umumnya. Yang pertama didahulukan daripada yang kedua. Universitas Sumatera Utara 134 Pasal 1139 ayat 3, 4 dan 5 KUH Perdata biaya yang didahulukan yaitu uang sewa barang tetap, biaya perbaikan yang menjadi kewajiban penyewa serta segala biaya untuk menyelamatkan suatu barang dan biaya pengerjaan suatu barang yang masih harus dibayar kepada pekerjanya. 6. Penyimpan dana atau penabung, yang pembayarannya dilakukan secara berimbang untuk setiap penyimpan penabung dalam jumlah yang ditetapkan oleh Tim Penyelesaian berdasarkan persetujuan Menteri. “Keditur yang mempunyai kedudukan sama paripasu, konkuren yang dibayar seimbang pond-pond gewijs menurut besar kecilnya hutang Pasal 1132 KUH Perdata.” 442 7. Kreditor lainnya. Yang termasuk krditor lainnya adalah kreditor separatis dan kreditor preferen yang belum disebutkan diatas dan kreditor konkuren. Kreditor Pemegang gadai dan hipotik Pasal 1133 KUH Perdata. 443 Kreditor Pemegang Jaminan Fiduasia UU No. 42 Tahun 1999. Kreditor Pemegang Jaminan Hak Tanggungan UU No. 4 Tahun 1996. Maka untuk menganalisa pembagian harta koperasi dalam likuidasi dapat kita pergunakan ketentuan hukum perjanjian, hukum perburuhan, hukum pajak, hukum jaminan dan ketentuan hukum kepailitan sehinga pembagian asset harta koperasi dalam likuidasi mengandung prinsip keadilan dan kepastian hukum. Dalam pembagian harta koperasi dalam likuidasi dapat kita pergunakan: 1. Dengan menggunakan analogi UUK-PKPU No. 37 Tahun 2004. 442 Mariam Darus Badulzaman, Aneka Hukum Bisnis, ,Op. Cit, hlm, 132. 443 Ibid Universitas Sumatera Utara 135 2. Pasal 1131 samapai dengan,1139, dan Pasal 1149 KUH Perdata. 3. Kitap Undang Undang Perdata berkenaan dengan gadai Pasal 1150- 1160 dan hipotik.Pasal 1160-1232 4. Berbagai undang-undang khusus antara lain: a. KUHD antara lain tentang tagihan-tagihan dari pengangkutan laut, surat berharga, dan sebagainya. b. Undang Undang No. 4 Tahun 1996 tentang UUHT khususnya tentang kedudukan kreditor dengan hak tanggungan, eksekusi hak tanggungan, dan lain-lain. c. Undang Undang No. 42 Tahun 1999 Tentang Fidusia khususnya tentang kedudukan kreditor dengan jaminan fidusia, dan lain-lain. d. Undang Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang KUP khusunya khususnya Pasal 21 ayat 3 mengenai hak prioritas negara untuk dibayar pajak terlebih dahulu dari kreditor lainnya. e. Undang Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan khususnya pasal 95 ayat 4 tentang hak hak karyawan dan prioritasnya ketika di PHK ketika terjadi likuidasi perusahaan. Analisis pembagian harta koperasi dalam likuidasi:

1. Pembagian Harta Koperasi Dalam Likuidasi

Dengan Menggunakan Analogi Koperasi Pailit Berdasarkan UUK-PKPU No. 37 Tahun 2004. Sejak ada keputusan pembubaran koperasi, demi hukum harta koperasi berada dalam likuidasipenyelesaian, dalam keadaan insolvensi atau keadaan tidak mampu membayar. Sejak insolvensi terjadi maka dimulailah proses pengurusan dan pemberesan harta koperasi dalam likuidasi. Dalam UU No 17 Tahun 2012 tidak Universitas Sumatera Utara 136 mengatur tentang pemmbagian harta koperasi dalam likuidasi penyelesaian maka untuk itu dapat digunakan cara penjualan harta pailit menurut UU No 37 Tahun 2004 sebagai lex spesialis dan UU No. 17 Tahun 2012 sebagai lex generalisnya. Dengan menggunakan argumentum analogi UU No 37 Tahun 2004, tugas kurator 444 dapat dipergunakan menjadi tugas likuidatortim penyelesai dalam melakukan pemberesan dan menjual semua harta koperasi dalam likuidasi dengan melakukan: 1. Menyusun daftar inventarisasi boedel koperasi likuidasi dengan membuat kelompok daftar harta dan utang koperasi likuidasi. 2. Mengundang kreditor koperasi untuk mencocokkan piutang masing masing kepada koperasi likuidasi. Kreditor wajib menyerahkah piutangnya masing masing kepada likuidator disertai perhitungan atau keterangan tertulis. Disertai bukti atau salinannya dan suatu pernyataan ada atau tidak adanya kreditor yang mempunyai hak istemewa dan hak jaminan kebendaan gadai, hipotheek, fidusia dan HT dan hak kebendaan lainnya atau hak retensi 445 3. Likuidator mencocokkan catatan yang dibuat sebelumnya dengan piutang yang diserahkan kreditor dan berunding jika terdapat keberatan penagihan yang diajukan. 446 4. Likuidator memasukkan piutang yang disetujui kedalam daftar piutang yang diakui sementara dan piutang yang dibantah dimasukkan dalam daftar tersendiri. 447 444 Baca Edward Manik, Op.Cit, hlm 172-173 445 Analogi Pasal 115 ayat 1 UU No. 37 tahun 2004 446 Analogi Pasal 116 UU No. 37 tahun 2004 447 Analogi Pasal 117 UU No. 37 tahun 2004 Universitas Sumatera Utara 137 5. Likuidator membuat daftar piutang yang bersangkutan apakah piutang yang diistimewakan, jaminan gadai, fidusia, HT, hipotheek dan hak kebendaan lainnya atau hak retensi.apabila likuidator membantah adanya hak tersebut maka dimasukkan dalam daftar piutang yang untuk sementara diakui. 448 6. Likuidator wajib mengumumkan salinan daftar piutang melalui surat kabar atau ditempelkan dikantor koperasi likuidasi atau di kepaniteraan pengadilan dan meberitahukan daftar tersebut kepada kreditor yang diketahui atau dikenal. 449 7. Piutang yang tidak dibantah dimasukkan kedalam daftar piutang yang diakui. Pengakuan piutang yang dicatat dalam berita acara rapat tidak dapat dituntut kecuali berdasarkan alasan penipuan. 450 8. Kreditor yang dibantah wajib menguatkan piutangnya dengan alat bukti yang autentik. 9. Kreditor pemegang jaminan kebendaan yang dapat membuktikan, sebagian piutang tidak dapat dilunasi hasil penjualan benda jaminan dapat meminta diberikan hak kreditor konkuren tanpa mengurangi hak untuk didahulukan atas benda jaminan atas piutangnya. 451 10. Piutang atas tunjuk dapat dicocokkan dengan mencatatkan surat tersebut. 452 11. Kreditor yang piutangnya dijaminan oleh seorang penaggung dapat mengajukan pencocokan piutang setelah dikurangi dengan pembayaran yang diterima dari penanggung. 453 448 Analogi pasal 118 UU No. 37 tahun 2004 449 Analogi Pasal 119 dan 120 UU No. 37 tahun 2004 450 Analogi Pasal 126 ayat 1 dan 5 No. 37 tahun 2004 451 Analogi Pasal 138 dan Pasal 189 ayat 5 No. 37 tahun 2004 452 Analogi Pasal 140 UU No. 37 tahun 2004 Universitas Sumatera Utara 138 12. Dalam hal koperasi sebagai debitor tanggung menanggung maka kreditor dapat mengajukan piutangnya menjadi beban harta koperasi likuidasi. 454 13. Semua benda harus dijual di muka umum sesuai dengan tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Dalam hal penjualan di muka umum tidak tercapai maka penjualan di bawah tangan dapat dilakukan. 455 14. Melaksanakan pembayaran kepada kreditor: 456 a. Likuidator menyusun suatu dapat pembagian tetap yang memuat rincian penerimaan dan pengeluaran termasuk didalamnya upah tim penyelesai likuidator, nama kreditor, jumlah utang dan piutang yang dicocokkan dari tiap tiap piutang koperasi dan bagian yang wajib diberikan kepada kreditor, 457 termasuk daftar nama anggota pemegang sertifikat modal koperasi. 458 b. Pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotheek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya sepanjang mereka tidak mengeksekusi hak kebendaan yang diagunkan kepadanya. c. Pembayaran kepada kreditor konkuren, termasuk jika hasil penjualan benda jaminan oleh kreditor separatis tidak mencukupi membayar seluruh 453 Analogi Pasal 141 UU No. 37 tahun 2004 454 Analogi Pasal 142 UU No. 37 tahun 2004 455 Analogi Pasal 185 ayat 1 dan 2 UU No. 37 tahun 2004. Penjualan dimuka umum dilakukan melalui lelang dan penjualan dibawah tangan dilakukan jual beli melalui PPAT untuk tanah sebagai jaminan. 456 Analogi pasal 189 ayat 4 UU No. 37 Tahun 2004 457 Analogi Pasal 189 ayat 1 dan 2 UU No. 37 tahun 2004 458 Analogi pasal 189 ayat 2 UU No. 37 Tahun 2004 Universitas Sumatera Utara 139 piutang kreditor yang didahulukan maka kekurangannya mereka berkedudukan sebagai kreditor konkuren. 459 d. Biaya likuidasi dibebankan kepada harta koperasi dalam likuidasi kecuali terhadap jaminan kebendaan telah dijual oleh kreditor. 460 e. Kreditor yang lalai dan baru mencocokkan piutangnya setelah dilakukan pembagian dapat dilakukan pembayaran jika masih ada sisa harta koperasi likuidasi, secara berimbang dengan apa yang diterima kreditor yang diakui. Dan jika kreditor mempunyai hak didahulukan, maka kreditor kehilangan hak tersebut terhadap hasil penjualan benda tersebut. 461

2. Pembagian Harta Koperasi Yang Likuidasi Apabila Uang Tunai Cukup.

Pembagian asset adalah merupakan suatu proses yang paling penting dalam likuidasi karena hal itu menyangkut pengembalian atas kewajiban koperasi dalam likuidasipenyelesaian terhadap kreditor dan para anggota pemegang sertifikat modal koperasi. Pembagian hasil penjualan harta koperasi dalam likuidasi, dilakukan berdasarkan urutan prioritas di mana kreditor yang kedudukannnya lebih tinggi mendapatkan pembagian lebih dahulu dari kreditor lain yang kedudukannya lebih rendah, dan antara kreditor yang memiliki tingkatan yang sama memperoleh pembayaran dengan asas prorata pari passu prorata parte. Tipe jaminan yang berbeda memiliki hak yang berbeda juga tergantung ketentuan dan juga peraturan 459 Analogi pasal 189 ayat 5 UU No. 37 Tahun 2004 460 Analogi pasal 191 UU No. 37 Tahun 2004 461 Analogi pasal 200 ayat 1 dan 2 UU No. 37 Tahun 2004 Universitas Sumatera Utara 140 lainnya. 462 Kreditor konkuren dibayar setelah seluruh kreditor preference dilunasi piutangnya. Dalam praktenya pembagian asset umumnya dilakukan dengan penjualan asset dan hasilnya dibagikan secara proporsional dalam bentuk uang tunai kepada para kreditor. Hasil penjualan asset yang tidak ada jaminannya diberikan kepada para kreditor berdasarkan jenis piutang masing-masing. Penjualan asset koperasi dalam likuidasi dilakukan dengan “lelang noneksekusi suka rela” 463 dengan memperhatikan ketentuan peralihan benda tidak bergerak dan benda tidak bergerak. Kreditor sebagai pemegang HT berhak menjual objek HT melalui pelelangan umum menurut tatata cara yang ditentukan dalam peraturan-peraturan perundang-undangan untuk pelunasan piutang pemegang HT dengan hak mendahului dari kreditor lain. 464 Penjualan benda tetap hak atas tanah harus dilakukan dengan akta PPAT. Menurut ketentuan PP No 24 Tahun 1997 perjanjian yang menyangkut peralihan hak atas tanah termasuk jual beli, semestinya dilakukan dihadapan PPAT. Pada prinsipnya setiap eksekusi harus dilakukan melalui pelelangan umum, namun dalam keadaan tertentu apabila melalui pelelangan umum diperkirakan tidak menghasilkan harga tertinggi, atas kesepakatan pemberi dan pemegang HT dan dipenuhinya syarat- 462 Menjadi Kreditor yang Efektif dalam Perkara Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU, http:www.pn-medankota.go.idv2index.phppaniteralayanan-perkara- lainnyakepailitan135-hak-kreditor, diakses tanggal 22 Juni 2013. 463 Lelang Noneksekusi Sukarela, yaitu lelang untuk melaksanakan penjualan barang milik perorangan, kelompok masyarakat atau Badan Swasta yang dilelang secara sukarela oleh pemiliknya. Pejabat lelang terdiri atas: Pejabat Lelang Kelas I, yaitu Pejabat Lelang pegawai Ditjen Kekayaan Negara yang berwenang melaksanakan Lelang Eksekusi, Lelang Noneksekusi Wajib, dan Lelang Noneksekusi Sukarela. Pejabat Lelang Kelas II, yaitu Pejabat Lelang swasta yang berwenang melaksanakan Lelang Noneksekusi Sukarela 464 Marian Darus Badrulzaman, Serial Hukum Perdata Buku II Kompilasi Hukum Jaminan, [Bandung : Mandar Maju,2004],hlm 102-103. Hak eksekusi melalui pelelangan umum diberi oleh Pasal 6 jo pasal 11 ayat 2 e UU No. 4 Tahun 1996 atau berdasarkan title eksekutorial yang terdapat pada sertifikat hak tanggungan Pasal 14 ayat 2 UU HT Universitas Sumatera Utara 141 syarat tertentu, dimungkinkan eksekusi dilakukan dengan cara penjualan obyek HT oleh kreditor pemegang HT di bawah tangan, jika dengan cara demikian itu akan dapat diperolah harga tertinggi yang menguntungkan semua pihak. Hal ini ditentukan dalam Pasal 20 ayat 2 UU No. 4 Tahun 1996 Tentang HT. Penjualan obyek HT “di bawah tangan” artinya penjualan yang tidak melalui pelelangan umum. Namun penjualan tersebut tetap wajib dilakukan menurut ketentuan PP 241997 tentang pendaftaran tanah yaitu dilakukan di hadapan PPAT yang membuat aktanya dan diikuti dengan pendaftarannya di kantor Pertanahan. Terhadap jaminan fidusia diperboleh dijual dibawah tangan sesuai Pasal 29 ayat 1 huruf c UU No. 42 Tahun 1999 “penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan pemberi dan penerima fidusia jika dengan cara demikian dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para pihak”.

3. Pembagian Harta Koperasi Yang Dilikuidasi Kepada Kreditor Separatis

Apabila Benda Jaminan Tidak Cukup. Dalam hal hasil penjualan benda jaminan tersebut tidak mencukupi untuk membayar seluruh piutang kreditor yang didahulukan maka untuk kekurangannya mereka berkedudukan sebagai kreditor konkuren. 465 Untuk kreditor yang piutangnya diterima dengan bersyarat maka besarnya jumlah bagian kreditor tersebut dalam daftar pembagian di hitung berdasarkan prosentase dari seluruh jumlah piutang. 466

4. Pembagian Harta

Koperasi Yang Dilikuidasi Dengan Piutang Yang Didahulukan Pembayaran. Dalam pembagian asset koperasi untuk penyelesaian utang koperasi dalam penyelesaian likuidasi harus dilakukan berdasarkan urutan terlebih dahulu yaitu: 465 Ananlogi Pasal 189 ayat 5 UU No. 37 Tahun 2004 466 Analogi Pasal 190 UU No. 37 Tahun 2004 Universitas Sumatera Utara 142 1. Piutang yang diistimewakan. Piutang yang diistimewakan untuk barang tertentu lebih didahulukan dari piutang diistimewakan secara umum. Piutang diistimewakan secara umum mempunyai urutan didahulukan sesuai nomor penyebutan dalam KUH Perdata sedangkan piutang kreditor konkuren dibagi secara prorata. 2. Piutang kepada pihak luar didahulukan daripada piutang kepada kepada pemegang sertifikat modal koperasi, pengurus atau pengawas. 3. Apabila ada kelebihan asset dari hasil likuidasi diserahkan kembali kepada pemengang sertifikat modal koperasi dalam penyelesaianlikuidasi. Penentuan golongan kreditur di dalam likuidasi adalah berdasarkan pasal 1131 sampai dengan pasal 1138 KUH Perdata jo. UU No. 28 Tahun 2007 tentang perubahan UU No.6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan UU KUP, dan UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan UU NO. 37 Tahun 2004. Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, golongan kreditur meliputi: 1. Kreditur istimewa yang kekududukannya didahulukan dari pada hutang pajak yaitu biaya perkara dan menyelamatkan barang yang diatur dalam Pasal 21 ayat 3 UU No. 28 Tahun 2007. 2. Kreditur istimewa yang kedudukannya di atas kreditur pemegang jaminan kebendaan yaitu pajak. Dasar hukum diatur Pasal 21 UU KUP jo. pasal 1137 KUH Perdata. 3. Kreditur pemegang jaminan kebendaan yang disebut sebagai kreditur separatis. Dasar hukum: 1134 ayat 2 KUH Perdata.Beberapa jaminan Universitas Sumatera Utara 143 kebendaan yang diatur di Indonesia antara lain; gadai, fidusia, hak tanggungan, hipotik kapal. 4. Kreditor yang memegang piutang dan dianggap sebagai utang harta likuidasi kreditor istimewa, antara lain: a. Upah buruh, baik untuk waktu sebelum debitor pailit atau dilikuidasi maupun sesudah debitor pailit atau dilikuidasi. 467 b. Biaya likuidasi dan upah likuidator.. c. Sewa gedung sesudah debitor likuidasi. 468 5. Kreditor preference khusus, sebagaimana disebutkan pada pasal 1139 KUH Perdata dan Kreditor preference umum sebagaimana terdapat pada pasal 1149 KUH Perdata. 6. Kreditor konkuren, yaitu kreditor yang tidak termasuk pada kreditor separatis dan kreditor preference, baik umum maupun khusus. Pasal 1131 jo pasal 1132 KUH Perdata.

4.1. Pembagian Harta Koperasi Yang Dilikuidasi Terhadap Utang Pajak Yang Didahulukan.

Pasal 1137 KUH Perdata telah menempatkan utang pajak untuk didahulukan dari pada kreditor lainnya : “Hak dari Kas Negara, Kantor lelang dan lain-lain badan umum yang dibentuk pemerintah, untuk didahulukan, tertibnya melaksanakan hak itu, dan jangka waktu berlangsungnya hak tersebut, diatur dalam berbagai undang-undang khusus yang mengenai hal-hal itu”. Dengan demikian maka menurut Pasal 1137 KUH Perdata tersebut maka kedudukan utang pajak sebagai pemegang hak istimewa dengan hak mendahului yang 467 Analogi Pasal 39 UU No. 37 Tahun 2004. 468 Analogi Pasal 38 ayat 4 UU No. 37 Tahun 2004 Universitas Sumatera Utara 144 merujuk pengaturannya dalam undang-undang khusus, yaitu Undang-Undang Perpajakan. Pasal 21 ayat 3 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007, menentukan “Hak mendahului untuk pajak melebihi segala hak mendahului lainnya kecuali terhadap : a. Biaya perkara yang hanya disebabkan oleh suatu penghukuman untuk melelang suatu barang bergerak dan atau barang tidak bergerak. b. Biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud, dan atau c. biaya perkara yang hanya disebabkan oleh pelelangan dan penyelesaian suatu warisan.”

4.2. Pembagian Harta Koperasi Yang Dilikuidasi Terhadap Hak Jaminan Kebendaan.

Para kreditor adalah sama paritas credetorim dan karenanya mempunyai hak yang sama atas eksekusi harta dalam likuidasi sesuai dengan besarnya tagihan masing masing pari pasu pro rata parte. Namun demikian, asas tersebut mengenal perkecualian yaitu golongan kreditor yang memegang hak agunan atas kebendaan dan golongan kreditor yang haknya didahulukan berdasarkan KUH Perdata dan perundang undangan lain. Dengan demikian asas paristas creditorium berlaku bagi kreditor konkuren saja. 469 Dalam likuidasi penyelesaian koperasi, semua kreditor yang mempunyai piutang kepada koperasi adalah sama paritas credotorim karena mereka mempunyai hak yang sama atas harta koperasi dalam likuidasi sesuai dengan besarnya tagihan masing masing, adalah konsekuensi dari Pasal 1131 KUH Perdata. 470 469 Imran Nating, Op.Cit, hlm 46 470 Passl 1131 KUH Perdata ” Segala kebendaan siberutang baik yang bergerak maupun yang tidak tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan Universitas Sumatera Utara 145 Pasal 1132 KUH Perdata 471 ... kecuali apabila di antara para berpiutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan”. Pasal 1132 KUH Perdata ini mengatakan bahwa ada kemungkinan undang undang memberikan kedudukan istimewa atau privilage atau preferencesi kepada kreditor tertentu. 472 Berdasarkan ketentuan pasal 1131 dan 1132 KUH Perdata dapat diketahui pembedaan lembaga hak jaminan berdasarkan sifatnya yaitu: 473 1. Hak jaminan yang bersifat umum 2. Hak jaminan yang bersifat khusus Jaminan yang bersifat umum ditujukan kepada seluruh kreditor dan mengenai segala kebendaan debitur. Setiap kreditor mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pelunasan utang dari hasil penjualan segala kebendaan yang dipunyai debitor. Dalam hak jaminan yang bersifat umum ini semua kreditor mempunyai kedudukan yang sama terhadap kreditor lain kreditor konkuren, tidak ada kreditor yang diutamakan, diistemewakan dari kreditor lain. 474 Jaminan umum tercermin dari ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata, disempurnakan oleh ketentuan Pasal 1132 KUH Perdata, yang menegaskan persamaan kedudukan para kreditor, juga memungkinkan diadakannya suatu jaminan khusus apabila diantara para kreditor ada alasan sah untuk didahulukan, karena ketentuan undang-undang maupun karena diperjanjikan. untuk segala perikatan perseorangan.” Kalau seseorang mempunyai utang, jaminannya adalah semua kekayaannya. Kekayaan ini dapat disita dan dilelang dan dari hasil pelelangan dan dari hasil pelelangan ini dapat diambil suatu jumlah untuk membayar utangnya kepada kreditornya. 471 Pasal 1132 KUH Perdata “Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang mengutangkan padanya, pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi-bagi menurut keseimbanganya itu menurut besar kecilnya piutang masing-masing, kecuali apabila di antara para berpiutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan” 472 Imran Nating, Op.Cit, hlm 22 473 Racmadi Usman, Hukum Jaminan keperdataan, [Jakarta: Sinar Grafika, Cet Kedua, 2009], hlm,73 474 Ibid. Universitas Sumatera Utara 146 Jaminan kebendaan adalah jaminan yang memberikan kepada kreditor atas suatu kebendaan milik debitor hak untuk memanfaatkan benda tersebut jika debitor melakukan wanprestasi. Jaminan kebendaan 475 zekerheidsrechten merupakan jaminan khusus karena sifatnya memberikan jaminan, sehingga hak-hak kreditor dengan jaminan hak kebendaan seperti ini memberikan jaminan untuk didahulukan. Karena jaminan umum menyangkut seluruh harta benda debitor, ketentuan dalam Pasal 1131 KUH Perdata tersebut dapat menimbulkan dua kemungkinan: 476 1. Bahwa kebendaan tersebut sudah cukup memberikan jaminan kepada kreditor jika kekayaan debitor paling sedikit minimal sama atau melebihi jumlah utang-utangnya artinya hasil bersih penjualan harta kekayaan debitor sudah cukup untuk menutupi atau memenuhi seluuh hutang-hutangnya. 2. Bahwa harta kekayaan debitor tidak cukup memberikan jaminan kepada kreditor dalam hal ini kekayaan debitor kurang dari jumlah utangnya atau bila passivanya melebihi aktivanya. Pasal 1133 KUH Perdata menyebutkan bahwa seorang kreditor didahulukan daripada kreditor lainnya apabila tagihan kreditor yang bersangkutan merupakan tagihan yang berupa hak istimewa, tagihan yang dijamin dengan hak gadai, tagihan yang dijamin dengan hipotik. Pasal 1134 KUH Perdata menyebutkan “Hak istimewa ialah suatu hak yang oleh undang-undang diberikan kepada seorang berpiutang 475 Asas yang berlaku umum bagi hak jaminan kebendaan sebagai berikut : Hak jaminan kebendaan merupakan hak absolut atas benda, Hak jaminan memberikan kedudukan yang didahulukan bagi kreditor pemegang hak jaminan terhadap para kreditor lainnya droit de preference; Hak jaminan merupakan hak accesoir terhadap perjanjian pokok yang dijamin dengan jaminan tersebut. Hak jaminan merupakan hak kebendaan yang akan selalu melekat di atas benda tersebut Droit de suite. Hak jaminan memberikan hak separatis bagi kreditor pemegang hak jaminan itu, Kreditor pemegang hak jaminan mempunyai kewenangan penuh untuk melakukan eksekusi atas hak jaminannya., Karena hak jaminan merupakan hak kebendaan, maka hak jaminan berlaku bagi pihak ketiga. 476 Racmadi Usman , Op.Cit, hlm, 74-75, dikutip dari Frieda Husni Hasbullah, 2002: 8-9 Universitas Sumatera Utara 147 sehingga tingkatnya lebih tinggi daripada orang yang berpiutang lainnya, semata- mata berdasarkan sifat piutangnya. Gadai dan hipotik adalah lebih tinggi daripada hak istimewa, kecuali dalam hal-hal di mana oleh Undang-Undang ditentukan sebaliknya”. Pasal 1135 KUH Perdata menyebutkan “Di antara orang-orang berpiutang yang diistimewakan, tingkatannnya diatur menurut berbagai-bagai sifat hak-hak istimewanya” Untuk benda bergerak dapat dijaminkan dengan gadai 477 dan fidusia 478 sedangkan hipotik untuk benda tidak bergerak setelah berlakunya UUHT 479 hanya dapat dibebankan dengan hipotik atas kapal laut dengan bobot 20 m³ ke atas dan pesawat terbang serta helikopter. Sedangkan untuk tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah dapat dibebankan dengan hak tanggungan. Hak jaminan khusus yang diberikan oleh undang-undang sesuai Pasal 1134 KUH Perdata 480 adalah hak istimewa. Sedangkan hak jaminan khusus yang timbul karena diperjanjikan yaitu gadai, 481 hipotik, 482 fidusia, 483 hak tanggungan. 484 . 477 Pasal 1150 sd 1160 KUH Perdata 478 Pasal 1 angka 2 UU No.42 Tahun 1999 Tentang Fidusia, Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan Pemberi Fidusia,sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada Penerima Fidusia terhadap kreditor lainnya. 479 Pasal 1 angka 1 UU No.4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan, Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah, yang selanjutnya disebut Hak Tanggungan, adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut bendabenda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor- kreditor lain; 480 Hak istimewa ialah suatu hak yang oleh undang-undang diberikan kepada seorang berpiutang sehingga tingkatnya lebih tinggi daripada orang yang berpiutang lainnya, semata-mata berdasarkan sifat piutangnya. 481 Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berhutang atau oleh seorang lain atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada si piutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara Universitas Sumatera Utara 148 Pembagian harta koperasi dalam likuidasi dengan jaminan kebendaan gadai, fidusia, hipotik dan hak tanggungan dilakukan dengan mengeksekusi sendiri barang jaminan oleh kreditor seolah olah tidak terjadi pembubaran koperasi. Para kreditor tersebut mengambil pelunasan piutang mereka masing masing dari hasil penjualan barang jaminan dan jika ada sisa maka dikembalikan kedalam harta likuidasi. Jika dalam pembagian harta koperasi dalam likuidasi ada kreditor separatis dan kreditor preference, yang lebih tinggi kedudukannya adalah kreditor separatis kecuali undang-undang menentukan lebih tinggi kedudukan hak istimewa kreditor preference seperti yang ditentukan Pasal 1137 KUH Perdata , Pasal 1139 KUH Perdata 485 dan 1149 KUH Perdata. 486 didahulukan dari pada orang-orang berpiutang lainnya dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana yang harus didahulukan. 482 Hipotik diatur dalam Pasal 1162 KUH Perdata sampai dengan 1232 KUH Perdata. adalah suatu hak kebendaan atas benda-benda tak bergerak, untuk mengambil penggantian dari padanya bagi pelunasan suatu perikatan.Hipotik merupakan salah satu hak kebendaan yang digunakan sebagai jaminan pelunasan hutang. 483 Mengenai hak mendahulu penerima fidusia ini diatur dalam Pasal 27 UU No. 42 Tahun 1996 Fidusia sebagai berikut : a Penerima Fidusia memiliki hak yang didahulukan terhadap kreditor lainnya.b Hak yang didahulukan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah hak penerima fidusia untuk mengambil pelunasan piutangnya atas hasil eksekusi benda yang menjadi obyek Jaminan Fidusia.c Hak yang didahulukan dari penerima fidusia tidak hapus karena adanya kepailitan dan atau likuidasi Pemberi Fidusia. 484 Pasal 1 angka 1 dan Pasal 20 ayat 1 UU No 4 Tahun 1996 mengatur Droit de preferent, artinya memberikan kedudukan yang diutamakan atau mendahului kepada pemegangnya. Dalam hal ini pemegang Hak Tanggungan sebagai kreditur memperoleh hak didahulukan dari kreditur lainnya untuk memperoleh pembayaran piutangnya dari hasil penjualan pencairan objek jaminan kredit yang diikat dengan Hak Tanggungan tersebut. Kedudukan kreditur yang mempunyai hak didahulukan dari kreditur lain kreditur preferen akan sangat menguntungkan kepada pihak yang bersangkutan dalam memperoleh pembayaran kembali pelunasan pinjaman uang yang diberikannya kepada debitur yang ingkar janji wanprestasi. 485 Kreditur Privelege preferen khusus yang berlaku terhadap barang milik tertentu debitur diatur dalam Pasal 1139. KUH Perdata: Piutang-piutang yang didahulukan atas barang-barang tertentu, ialah: 1°.biaya perkara; 2°.uang sewa barang tetap, biaya perbaikan yang menjadi kewajiban penyewa 4° biaya untuk menyelamatkan suatu barang; 5°.biaya pengerjaan suatu barang yang masih harus dibayar kepada pekerjanya; 6°.apa yang diserahkan kepada seorang tamu rumah 7°.upah pengangkutan dan biaya tambahan lain; 8°.apa yang masih harus dibayar kepada seorang tukang Universitas Sumatera Utara 149

4.3. Pembagian Harta Koperasi Yang Dilikuidasi Terhadap Utang Biaya Likuidasi.

Semua biaya likuidasi dibebankan kepada setiap benda yang merupakan bagian harta koperasi dalam likuidasi, kecuali benda yang menurut ketentuan setiap kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotheek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya, dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan, atau telah dijual sendiri oleh kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotheek atau hak agunan atas kebendaan lainnya 487 . 4.4. Pembagian Harta Koperasi Yang Dilikuidasi Terhadap Utang Upah Dan Hak Hak BuruhPekerja Atau Karyawan Pasal 1149 KUH Perdata telah menempatkan upah buruh sebagai hak istimewa atas benda bergerak dan tak bergerak pada umumnya general statutory priority right sehingga termasuk dalam hak istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1134 KUH Perdata yang artinya pelunasan piutangnya harus didahulukan atau berkedudukan sebagai kreditor preference. Suatu perusahaan yang dilikuidasi dapat mempunyai utang upah terhadap pekerjanya. Pasal 95 ayat 4 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan “Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerjaburuh merupakan utang yang didahulukan 9°.penggantian dan pembayaran yang dipikul oleh pegawai yang memangku jabatan umum karena kelalaian, kesalahan, pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya. 486 Kreditur Privelege preferen umum yang berlaku terhadap semua barang milik debitur diatur dalam Pasal 1149 KUH Perdata. Piutang-piutang atas segala barang bergerak dan barang tak bergerak pada umumnya adalah yang disebut di bawah ini, dan ditagih menurut urutan berikut ini: 1.biaya perkara 2°. biaya penguburan, 3°. segala biaya pengobatan terakhir; 4º. upah para buruh; 5°.piutang karena penyerahan bahan-bahan makanan, yang dilakukan kepada debitur dan keluarganya selama enam bulan terakhir; 6°.piutang para pengusaha sekolah berasrama; 7°.piutang anak-anak yang masih di bawah umur atau dalam pengampuan wali atau pengampuan mereka. 487 Pasal 191 UU No. 37 Tahun 2004 Universitas Sumatera Utara 150 pembayarannya.” dan Penjelasannya Pasal 95 ayat 4 menyebutkan yang dimaksud didahulukan pembayarannya adalah upah pekerjaburuh harus dibayar lebih dahulu dari pada utang lainnya. Menurut pendapat saya berdasarkan penggolongan kreditor yang telah disebutkan diatas maka pembayaran upah buruh bukanlah suatu prioritas utama, karena sebelum melakukan pembayaran terhadap buruh, likuidator harus membayar terlebih dahulu utang pajak dan kreditor yang memegang jaminan kebendaan kreditor separatis. Maka upah buruh karyawan tingkatannya dibawah hutang pajak dan kreditor separatis.

4.5. Pembagian Harta Koperasi Yang Dilikuidasi Dengan Terhadap Utang Kreditor Konkuren

488 Kreditor konkuren atau unsecured creditors adalah kreditor selain kreditor preference dan kreditor dengan hak istimewa. Sesuai Pasal 1136 KUH Perdata, semua orang berpiutang yang tingkatnya sama dibayar menurut keseimbangan. Kreditor konkuren mempunyai 489 : 1. Pari pasu yaitu secara bersama sama memperoleh pelunasan , tanpa ada yang didahulukan. 2. Pro rata atau proporsional, yang dihitung berdasarkan pada besarnya piutang masing masing dibandingkan terhadap piutang mereka secara keseluruhan, terhadap seluruh harta kekayaan debitor. Demikianlah kedudukan kreditor konkuren menempati kedudukan paling akhir setelah kreditor preference dan separatis,yang artinya pelunasan atas piutangnya 488 Kreditor konkuren adalah kreditor yang harus berbagi dengan para kreditor lain secara proporsional, atau disebut juga pari passu prorata parte, yaitu menurut perbandingan besarnya masing-masing tagihan mereka, dari hasil penjualan harta kekayaan koperasi likuidasi yang tidak dibebani dengan hak jaminan 489 Kartini Muljadi, Gunawan Wijaya, Hak Istemewa, Gadai, dan Hipotek, [Jakarta Kencana Prenada Media Group, 2007], hlm 2 Universitas Sumatera Utara 151 adalah setelah piutang kedua jenis kreditor tersebut dilunasi, dan pelunasan piutang kreditor konkuren tersebut dilakukan pembagian secara proporsional diantara mereka. Dari uraian mengenai prioritas pembayaran kreditor koperasi dalam likuidasi dapat disimpulkan bahwa penentuan golongan kreditor dalam likuidasi koperasi berdasarkan Pasal 1131 sampai dengan Pasal 1138 KUH Perdata jo. Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan “UU KUP” dan Undang- Undang No. 37 Tahun 2004 tentangUUK- PKPU dan UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut: 1. Urutan pertama yaitu biaya perkara yang hanya disebabkan oleh suatu penghukuman untuk melelang suatu barang bergerak dan atau barang tidak bergerak, biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud, dan atau biaya perkara yang hanya disebabkan oleh pelelangan dan penyelesaian suatu warisan. 490 2. Urutan kedua adalah utang pajak 491 3. Urutan ketiga kreditor separatis. 492 4. Urutan keempat yaitu upah dan hak hak buruh pekerja 493 5. Urutan kelima biaya likuidasi dan jasa likuidator, sewa gedung 494 6. Urutan keenam kreditor preference khusus 495 7. Urutan ketujuh kreditor preference umum. 496 490 Pasal 21 ayat 3 UU No. 28 Tahun 2007 491 Pasal 21 ayat 3 UU No. 28 Tahun 2007 492 Pasal 1134 ayat 2 KUH Perdata, UU No. 42 Tahun 199, UU No. 4 Tahun 1996 Kreditor pemegang jaminan kebendaan yang disebut sebagai kreditor separatis yaitu Gadai, Hipotik kapal Fidusia, Hak tanggungan. 493 Pasal 95 ayat 4 UU No. 13 tahun 2003, Lihat juga Pasal 39 ayat 2 UU No. 37 Tahun 2004 494 Pasal 38 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004 495 Pasal 1139 KUH Perdata Universitas Sumatera Utara 152 8. Urutan kedelapan kreditor konkuren. 497 Dari kedelapan golongan kreditor yang telah disebutkan di atas, berdasarkan Pasal 1134 ayat 2 jo. Pasal 1137 KUH Perdata dan Pasal 21 UU No. 28 Tahun 2007 tentang KUP jo maka kreditor piutang pajak mempunyai kedudukan di atas kreditor separatis. Dalam hal kreditor separatis mengeksekusi objek jaminan kebendaannya, maka kedudukan tagihan pajak di atas kreditor separatis hilang. Tidak demikian halnya untuk piutang para buruh karena upah buruh tidak termasuk hak dari kas Negara. Meskipun Pasal 95 ayat 4 UU No. 13 Tahun 2003 menentukan bahwa dalam hal likudasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerjaburuh merupakan utang yang didahulukan pembayarannya. Dan penjelasannya menyebutkan yang dimaksud didahulukan pembayarannya adalah upah pekerjaburuh harus dibayar lebih dahulu daripada utang-utang lainnya. Kedudukan tagihan upah buruh tetap tidak dapat lebih tinggi dari kedudukan piutang kreditor separatis karena upah buruh bukan utang kas Negara. Pasal 1134 ayat 2 jo. pasal 1137 KUH Perdata merupakan rambu-rambu agar tidak setiap undang-undang dapat menentukan bahwa utang yang diatur dalam undang- undang tersebut mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari tagihan kreditor separatis maupun tagihan pajak. Lalu, bagaimana dengan objek jaminan kebendaan yang termasuk harta koperasi dalam likuidasi? Kreditor pemegang jaminan kebendaanseparatis bukan pemilik objek jaminan kebendaan, tetapi objek jaminan tetap milik koperasi yang likuidasi, jadi termasuk harta dalam likuidasi. Kreditor pemegang jaminan kebendaan 496 Pasal 1149 KUH Perdata 497 Kreditor golongan ini adalah semua kreditor yang tidak masuk Kreditor separatis dan tidak termasuk kreditor preferen khusus maupun umum Pasal 1131 jo. Pasal 1132 KUH Perdata. Universitas Sumatera Utara 153 hanya mempunyai hak untuk mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualaneksekusi objek jaminan kebendaan lebih dahulu dari kreditor lain. Apabila setelah piutang kreditor pemegang jaminan kebendaan tersebut lunas dari hasil eksekusipenjualan objek jaminan tersebut tetapi masih ada sisa uang maka kreditor tersebut harus mengembalikan sisa uang tersebut dalam harta koperasi dalam likuidasi. Sedangkan apabila hasil penjualan tidak cukup untuk melunasi piutangnya, maka sisa piutang yang tidak terbayar tersebut dapat diajukandidaftarkan kepada likuidator untuk diverifikasi sebagai tagihanpiutang konkuren.” Dalam pemberesan harta koperasi dalam likuidasi maka semua benda harus dijual di muka umum 498 sesuai dengan tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan namun apabila penjualan di muka umum tidak tercapai maka penjualan di bawah tangan dapat dilakukan. 499 Semua benda yang tidak segera atau sama sekali tidak dapat dibereskan maka likidator yang memutuskan tindakan yang harus dilakukan terhadap benda tersebut. 500 Likuidatorkurator berkewajiban membayar piutang kreditor yang mempunyai hak untuk menahan retensi suatu benda, sehingga benda itu masuk kembali dan menguntungkan harta koperasi dalam penyelesaian 501 . Untuk keperluan pemberesan harta koperasi dalam penyelesaian, likuidator dapat menggunakan jasa pengurus dengan pemberian upah yang ditentukan. 502 Para debitor, kreditor, pengurus, pengawas dan manajemen koperasi diundang rapat pada hari, jam, dan tempat yang ditentukan oleh likuidatortim penyelesai untuk 498 Penjualan di muka umum dilakukan melalui lelang merupakan suatu prosedur penjualan di muka umum harta pailit yang telah masuk dalam boedoel pailit yang dilakukan oleh Kurator dengan perantaraan kantor lelang juru lelang dan seizin Hakim Pengawas. Het Herziene Indonesisch Reglement HIR, Bogor: Politeia,1995, Pasal 200 ayat 9 499 Pasal 184 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004 500 Pasal 184 ayat 2 UU No. 37 Tahun 2004 501 Pasal 184 ayat 3 UU No. 37 Tahun 2004 502 Pasal 186 UU No. 37 Tahun 2004 Universitas Sumatera Utara 154 mendengar mereka seperlunya mengenai cara pemberesan dan pembagian harta koperasi dalam likuidasi dan jika perlu mengadakan pencocokan hutang dan piutang koperasi dalam likuidasi agar likuidator dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

5. Pembagian Harta Koperasi Dalam Likuidasi Menurut Hukum

Tujuan utama dari likuidasi koperasi untuk melakukan pengurusan dan pemberesan dan pembagian atas harta koperasi yang dibubarkan tersebut. Tahap likuidasi wajib dilakukan ketika koperasi dibubarkan. Untuk lebih jelasnya pembagian harta koperasi dalam likuidasi tersebut akan diuraikan sebagai berikut: 503 5.1. Menginventarisir Harta Koperasi Dengan Memisahkan Harta Koperasi Dan Bukan Harta Koperasi Dalam Penyelesaian Likuidasi. Persamaan dasar akuntansi adalah harta sama dengan hutang tambah modal. Harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun semu yang dimiliki perusahaan. Modal atau Capital adalah hak milik atas kekayaan dan harta perusahaan yang berbentuk hutang kepada pemilik modal hingga waktu tidak terbatas. Jadi harta koperasi terdiri dari modal sendiri ekuitas ditambah dengan kewajiban hutang. Harta koperasi baik berupa barang benda bergerak maupun tidak bergerak perlu dilakukan penilaian asset. Penilaian dapat dilakukan oleh jasa penilai appraisal 504 , karena para penilai dilegkapi metode-metode berupa pendekatan pendekatan approaches yang umum dipakai sesuai dengan tujuan penilaian dan jenis dari objek yang di nilai. Disamping itu penilai juga menetapkan penggunaaan prinsip-prinsip 503 Munir Fuady, Hukum Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Op. Cit, hlm 148-158 504 Appraisal adalah salah satu sub sektor jasa yang dapat berperan penting dalam menetapkan nilai ekonimis dan potensi kekayaan yang kita miliki. Universitas Sumatera Utara 155 principle of valuation terhadap objek yang dinialai. 505 Penilaian Harta yang dimaksud dalam hal ini adalah harta yang dikuasai oleh oleh koperasi dalam penyelesaian tetapi harta tersebut tidak atau belum jadi milik koperasi. Harta seperti ini harus terlebih dahulu dipisahkan dari harta koperasi dalam penyelesaian dan dikembalikan kepada pemiliknya. 506 Harta yang bukan harta koperasi dalam penyelesaian likuidasi harus dikeluarkan terlebih dahulu yaitu: 507 a. Harta dengan kontrak pinjam pakai. b. Harta dengan kontrak titipan. c. Harta dengan kontrak sewa menyewa atau sewa beli d. Harta dengan kontrak leasing. e. Harta dengan jaminan fidusia, dalam hal ini termasuk juga ke dalam kategori kreditor separatis. f. Harta yang mempunyai hak retensi Pasal 575 508 , Pasal 1159 509 dan Pasal 1616 KUH Perdata 510 . g. Harta dengan hak penahanan kepemilikan reservation of title.

5.2. Mengiventarisir Seluruh Hutang Koperasi Dalam Likuidasi.

505 Appraisal, [http:jdih.bpk.go.idwp-contentuploads201103PenilaianAset.], diakses tanggal 5 Juli 2013 506 Munir Fuady, Hukum Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Op. Cit, hlm 195 507 Ibid 508 Pemegang besit dengan itikad baik berhak menguasai segala hasil yang telah dinikmatinya dari barang yang dituntut kembali, sampai pada hari ía digugat di muka Hakim. 509 Selama pemegang gadai itu tidak menyalahgunakan barang yang diberikan kepadanya sebagai gadai, debitur tidak berwenang untuk menuntut kembali barang itu sebelum ía membayar penuh, baik jumlah utang pokok maupun bunga dan biaya utang yang dijamin dengan gadai itu, beserta biaya yang dikeluarkan untuk penyelamatan barang gadai itu. itu, beserta biaya yang dikeluarkan untuk penyelamatan barang gadai itu. 510 Para buruh yang memegang suatu barang milik orang lain untuk mengerjakan sesuatu pada barang itu, berhak menahan barang itu sampai upah dan biaya untuk itu dilunasi, kecuali bila untuk upah dan biaya buruh tersebut pemberi tugas itu telah menyediakan tanggungan secukupnya. Universitas Sumatera Utara 156 Utang 511 adalah kewajiban pada pihak ketiga untuk melakukan sesuatu yang pada umumnya adalah pembayaran yang dapat dinilai dengan uang, penyerahan barang maupun jasa pada waktu-waktu tertentu. Utang koperasi digolongkan menjadi : 1. Utang jangka pendek. 512 2. Utang jangka panjang. 513 Kriteria utama untuk menyatakan bahwa apakah utang setelah putusan pernyataan likuidasi merupakan hutang harta likuidasi khususnya terhadap perikatan yang dibuat oleh debitor setelah dinyatakan likuidasi merupakan hutang harta likuidasi adalah apakah hutang tersebut bermanfaat bagi harta likuidasi. 514 Utang koperasi harus dikeluarkan dari harta koperasi dalam penyelesaian likuidasi. Yang termasuk ke hutang harta koperasi dalam likuidasi adalah biaya perkara, utang pajak, utang yang dijamin dengan jaminan kebendaan, utang yang dibuat oleh likuidator setelah pernyataan likuidasi dalam rangka peningkatan harta likuidasi. 515 Upah buruh setelah pernyaan likuidasi. 516 Uang sewa setelah pernyataan likuidasi. 517 Ongkos-ongkos tertentu setelah pernyataan likuidasi, ini termasuk dalam 511 Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 37 Tahun 2002 UUK-PKPU “Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul dikemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan debitor” 512 Utang yang jatuh tempo dalam jangka waktu kurang dari satu tahun seperti utang sewa, utang gaji, utang dana simpanan anggota. 513 Utang yang pelunasannya akan dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun seperti utang modal pinjaman dari bank, pinjaman dari koperasi lain atau anggotanya, modal penyertaan koperasi, pinjaman dari lembaga keuangan lain. 514 Analogi Pasal 25 UU No. 37 Tahun 2002 515 Analogi Pasal 69 ayat 2 hurup b UU No. 37 Tahun 2002 516 Analogi Pasal 39 ayat 2 UU No. 37 Tahun 2002 517 Analogi Pasal 38 ayat 4 UU No. 37 Tahun 2002 Universitas Sumatera Utara 157 kategori biaya likuidasi. 518 Utang pinjaman yang berasal dari anggota PSMK, koperasi lain dan anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, pemerintah atau pemerintah daerah. 519

5.3. Melakukan Penagihan Kepada Para Debitur Koperasi.

Utang piutang yang lazim dikenal dalam dunia usaha timbul dari adanya suatu perikatan dan sebagaimana kita ketahui perikatan itu dapat timbul dari Perjanjian dan Undang-undang. Pasal 1233 KUHPerdata menyebutkan “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.” Dari perjanjian ini timbulah prestasi dan kontra prestasi yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak berdasarkan kesepakatan. Jika salah satu pihak melanggar perjanjian dan atau melaksanakannya dengan tidak sempurna, maka pihak yang dirugikan akan perbuatannya tersebut dapat memilih untuk memaksa pihak lain untuk meneruskan perjanjian tersebut, atau meminta pembatalan perjanjian disertai penggantian biaya kerugian dan bunga Pasal 1267 KUHPerdata. Likuidator seteleh menginventaris harta kekayaan koperasi maka tugas selanjutnya menagih piutang koperasi dari para debiturnya. Piutang KSP adalah uang yang dipinjamkan kepada anggotanya, calon anggota yang memenuhi syarat, koperasi lain dan anggotanya. Pinjaman adalah penyediaan uang oleh koperasi kepada anggota sebagai peminjam berdasarkan perjanjian, yang mewajibkan peminjam untuk melunasi dalam jangka waktu tertentu dan membayar jasa. 520 5.4. Melakukan Pembayaran Kepada Para Kreditur Koperasi. 5.4.1. Kreditor Separatis Dapat Mengeksekusi Sendiri Jaminan Hutangnya 518 Analogi Pasal 18 ayat 3 jo Pasal 191 UU No. 37 Tahun 2002 519 Pasal 66 ayat 2 huruf c UU No. 17 Tahun 2012. 520 Pasal angka 14 UU No 17 Tahun 2004. Universitas Sumatera Utara 158 Kreditor separatis yakni kreditor dengan hak jaminan mengeksekusi sendiri asset yang merupakan jaminan utang tersebut. 521 Kreditor separatis adalah kreditor yang karena sifatnya sebagai pemilik suatu hak yang dilindungi secara super preferencet serta dianggap berdiri sendiri dari penjualan barang agunan yang terpisah dari harta likuidasi pada umumnya. 522 Ini merupakan analogi dari UU No. 37 Tahun 2004 dengan tetap memperhatikan bahwa “hak eksekusi kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotheek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya, dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan” 523 atau seolah olah tidak terjadi pembubaranlikuidasi koperasi. Hak separatis yang dimiliki pemegang hak jaminan tersebut kreditor separatis memiliki kedudukan untuk dapat mengeksekusi barang jaminan yang dimilikinya. Kreditor separatis memiliki hak didahulukan untuk mengeksekusi barang jaminan yang diikat dengan Hak Tanggungan sebagai pelunasan utang apabila debitor cedera janji wanprestasi sebagaimana tercantum pada Pasal 6 UU No 4 Tahun 1996 “Apabila debitor cedera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut.” Pasal tersebut memberikan wewenang bagi pemegang hak tanggungan untuk melakukan parate eksekusi. Artinya pemegang hak tanggungan tidak perlu memperoleh persetujuan dari pemberi hak 521 Munir Fuady, Hukum Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Op.Cit, hlm 197 522 Yulianto Trilakson, Makna Actio Paulina Sebagai Perlindungan Hukum Kreditor Dalam Kepailitan [http:yuliantotrilaksono.blogspot.com] , diakses tanggal 4 Januari 2012 523 Pasal 56 UU No.17 tahun 2004. Universitas Sumatera Utara 159 tanggungan, tetapi juga tidak perlu meminta penetapan dari pengadilan setempat apabila akan melakukan eksekusi atas hak tanggungan yang menjadi jaminan utang debitor dalam hal debitor cedera janji. Apabila koperasi dalam likuidasi, pemegang HT tetap berwewenag melakukan eksekusi hak tanggungan. 524

5.4.2. Kreditor Separatis Menduduki Urutan Tertinggi, Kecuali Ditentukan Lain Oleh Undang Undang.

Gadai dan hipotheek lebih tinggi daripada hak istimewa, kecuali dalam hal undang-undang dengan tegas menentukan kebalikannya. Kreditor pemegang jaminan kebendaan yang disebut sebagai kreditor separatis dasar hukumnya adalah Pasal 1134 ayat 2 KUH Perdata. Kreditor yang kedudukannya lebih tinggi dari kreditor pemegang jaminan adalah : 1. Biaya perkara 525 Biaya perkara yang hanya disebabkan oleh suatu penghukuman untuk melelang suatu barang bergerak dan atau barang tidak bergerak. Dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud. 526 2. Hutang Pajak lebih tinggi kedudukannya dari hutang lain termasuk hutang dengan hak jaminan. Hak mendahului untuk pajak melebihi segala hak mendahului lainnya kecuali terhadap kreditor lain. 527 524 Analogi Pasal 21 UU No 4 Tahun 1996 “Apabila pemberi hak Tanggungan dinyatakan pailit, pemegang HT tetap berwewenag melakukan segla hak yang diperoleh menurut UU ini. 525 Pasal 1149 ayat 1 KUH Perdata, biaya perkara yang semata-mata timbul dari penjualan barang sebagai pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan, dan penyelamatan harta benda; ini didahulukan daripada gadai dan hipotek; 526 Pasal 21ayat 3 UU No.28 Tahun 2008 Tentang KUP 527 Pasal 21ayat 3 UU No.28 Tahun 2008 Tentang KUP Universitas Sumatera Utara 160 Menurut Jusuf Halim dalam hal wajib pajak dinyatakan pailit, bubar atau dilikuidasi maka kurator atau orang atau badan yang ditugasi untuk melakukan pemberesan, dilarang melakukan membagikan harta wajib pajak pailit, pembubaran atau likuidasi pada pemegang saham atau likuidator lainnya sebelum menggunakan harta tersebut untuk membayar utang pajak wajib pajak tersebut. 528 Perikatan yang yang timbul dari undang-undang sebagaimana dapat kita lihat dari ketentuan Pasal 1352 KUH Perdata yang berbunyi “Perikatan- perikatan yang dilahirkan demi undang-undang, timbul dari undang- undang saja atau dari undang-undang sebagai akibat perbuatan orang”. Perikatan yang timbul dari undang-undang seperti dimaksud Pasal 1352 KUH Perdata adalah kewajiban kita terhadap negara dalam hal pembayaran pajak, dan perikatan sebagai akibat perbuatan orang adalah amar putusan hakim terkait perbuatan melanggar hukum yang memerintahkan untuk melakukan sesuatu. Ketentuan Pasal 33 PP No. 5 Tahun 1995 tidak membedakan jenis-jenis kreditur. Berdasarkan Pasal 33 huruf a sampai e adalah kreditor preference yang haknya didahulukan pembayarannya karena ditentukan oleh undang-undang. Yang termasuk kreditor preference koperasi adalah kreditor yang mempunyai hak istemewa seperti gaji pegawai yang terutang, biaya perkara di Pengadilan, biaya lelang, pajak KSP dan USP sedangkan Pasal 33 huruf f dan g adalah kreditor konkuren. Apakah kreditor lainnya yang disebut pada huruf g termasuk kreditor separatis ? Maka seharusnya Pasal 33 tersebut mengatur kreditor separatis kreditor pemegang jaminan kebendaan. Dalam hubungannya dengan aset-aset 528 Edward Manik, Op.Cit, hlm, 52. Universitas Sumatera Utara 161 koperasi likuidasi, kedudukan kreditur separatis sangat tinggi, lebih tinggi dari kreditur yang diistimewakan lainnya, kecuali undang-undang menentukan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan Pasal 1134 ayat 2 KUH Perdata yang berbunyi: Gadai dan hipotik adalah lebih tinggi dari pada hak istimewa kecuali dalam hal-hal dimana oleh undang-undang ditentukan sebaliknya. Kreditur preference hanya memiliki hak untuk mendapat pelunasan terlebih dahulu dari hasil penjualan harta koperasi likuidasi berdasarkan sifat piutangnya. Pasal 21 UUHT menyatakan apabila pemberi hak tanggungan dinyatakan pailit, pemegang hak tanggungan tetap berwenang melakukan segala hak yang diperolehnya menurut ketentuan undang-undang ini, sehingga obyek hak tanggungan tidak akan disatukan dengan harta kepailitan untuk dibagi kepada kreditur-kreditur lain dari pemberi hak tanggungan. Ketentuan Pasal 21 UUHT ini memberikan penegasan mengenai kedudukan yang preference dari pemegang hak tanggungan terhadap kreditur-kreditur lain. Pasal 21 No. 4 Tahun 1996 ini juga dapat dianalogikan berlaku dalam koperasi likuidasi.

5.4.3. Ongkos-Ongkos Likuidasi Dibebankan Pada Anggaran Departemen Yang Membidangi Koperasi.

Seluruh biaya dan atau pengeluaran yang secara wajar diperlukan oleh tim penyelesai dalam rangka pelaksanaan penyelesaian pembubaran koperasi menjadi beban anggaran departemen yang membidangi koperasi. 529 Dalam hal terdapat sisa hasil penyelesaian, menteri dapat menetapkan upah anggota tim 529 Pasal 14 ayat 1 PP No. 17 Tahun 1994 Universitas Sumatera Utara 162 penyelesai dibebankan pada koperasi paling tinggi sebesar 50 lima puluh perseratus dari besarnya upah tim penyelesai. 530 Besarnya upah tim penyelesai yang dibebankan pada koperasi sebagaimana dimaksud diatas paling tinggi 5 lima perseratus dari jumlah keseluruhan sisa hasil penyelesaian. 531 Akan tetapi dalam pembubaran KSP biaya likuidasi dibebankan kepada kekayaan KSP atau USP dan terlebih dahulu dikeluarkan dari dana yang ada atau dari setiap hasil pencairan harta tersebut. 532

5.4.4. Piutang Yang

Diistiemewakan Untuk Barang Tertentu Lebih Didahulukan Dari Piutang Diistemewakan Secara Umum. Likidator dalam membagi harta koperasi dalam likuidasi harus mendahulukan pembayaran piutang yang diistimemwakan untuk barang tertentu dari piutang diistimewakan secara umum. Piutang-piutang atas segala barang bergerak dan barang tak bergerak pada umumnya adalah yang disebut, dan ditagih menurut urutan yang disebut dalam Pasal 1149 KUH Perdata. Piutang-piutang yang didahulukan atas barang-barang tertentu sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1139 KUH Perdata. 5.4.5. Piutang Diistemewakan Secara Umum Mempunyai Urutan Didahulukan Sesuai Nomor Penyebutan Dalam Kuh Perdata. Urutan prioritas dari tagihan-tagihan yang termasuk kedalam hak terdahulu umum general statutory priority rights seperti yang diatur dalam Pasal 1149 530 Pasal 14 ayat 2 PP No. 17 Tahun 1994 531 Pasal 14 ayat 3 PP No. 17 Tahun 1994 532 Pasal 34 ayat 1 PP No. 9 Tahun 1995 Universitas Sumatera Utara 163 KUH Perdata. Piutang diistemewakan secara umum mempunyai urutan didahulukan sesuai nomor penyebutan dalam KUH Perdata dengan ketentuan: a. Kreditor yang piutangnya dijamin dengan hak kebendaan atau yang mempunyai hak yang diistimewakan atas suatu benda tertentu yang termasuk harta koperasi dalam likuidasi penyelesaian dan dapat membuktikan bahwa sebagian piutang tersebut kemungkinan tidak akan dapat dilunasi dari hasil penjualan benda yang menjadi agunan, dapat meminta diberikan hak-hak yang dimiliki kreditor konkuren atas bagian piutang tersebut, tanpa mengurangi hak untuk didahulukan atas benda yang menjadi agunan atas piutangnya. 533 b. Dalam hal suatu benda yang di atasnya terletak hak istimewa tertentu dan jaminan kebendaan dijual, setelah kepada kreditor yang didahulukan tersebut diberikan pembagian maka pada waktu diadakan pembagian lagi, hasil penjualan benda tersebut akan dibayarkan kepada mereka sebesar paling tinggi nilai hak yang didahulukan setelah dikurangi jumlah yang telah diterima sebelumnya. 534 c. Pembayaran kepada kreditor yang mempunyai hak yang diistimewakan, dan jaminan kebendaan lainnya sejauh setiap kreditor pemegang jaminan dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi pembubaran 533 Pasal 138 UU No 37 Tahun 2004 534 Analogi Pasal 199 UU No 37 Tahun 2004 Universitas Sumatera Utara 164 koperasi dapat dilakukan dari hasil penjualan benda terhadap mana mereka mempunyai hak istimewa atau yang diagunkan kepada mereka. d. Dalam hal hasil penjualan benda sebagaimana dimaksud tidak mencukupi untuk membayar seluruh piutang kreditor yang didahulukan maka untuk kekurangannya mereka berkedudukan sebagai kreditor konkuren.

5.4.6. Piutang Kreditor Konkuren Dibagi Secara Pro Rata

535 Golongan kreditor konkuren ini adalah semua kreditor yang tidak masuk kreditor separatis dan kreditor preference khusus maupun umum Pasal 1131 jo. Pasal 1132 KUH Perdata. Kreditor konkuren adalah kreditor yang tidak mempunyai hak pengambilan pelunasan terlebih dahulu dari pada kreditor lain dan kreditor konkuren itu piutangnya tidak dijamin dengan suatu hak kebendaan tertentu. “Mekipun sistem hukum Indonesia tidak mengenal prinsip “Pinjaman sub ordinasi otomatis bukan dengan kontrak, tetapi untuk memenuhi rasa keadilan, adalah pantas bahwa hutang terhadap luar perusahaan harus lebih diutamakan pembayarannya daripa hutang kepada pihak perusahaan dengan kekecualian kepada pihak pekerja perusahaan.Sebab bukankah risiko yang lebih besar dari likuidasi perusahaan ini pantas dipikul oleh pihak dalam perusahaan sebagai risiko bisnisnya, baik ditentukan dalam kotrak kredit ataupun tidak disebutkan sama sekali. 536 Yang termasuk kreditor konkuren koperasi adalah kreditor yang mempunyai tagihan kepada koperasi seperti anggota pemegang sertifikat modal koperasi, penyimpan dana di koperasi, pemilik modal penyertaan, koperasi lain dan 535 Pasal 33 angka 6 PP No.9 Tahun 1995, Penyimpan dana atau penabung, yang pembayarannya dilakukan secara berimbang untuk setiap penyimpan penabung dalam jumlah yang ditetapkan oleh tim penyelesaian berdasarkan persetujuan Menteri 536 Munir Fuady, Hukum Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Op. Cit, hlm 201 Universitas Sumatera Utara 165 anggotanya, pemegang surat berharga seperti obligasi dan surat hutang serta pinjaman kepada pemerintah dan pemerintah daerah yang tidak dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotheek, hak agunan atas kebendaan lainnya atau yang mempunyai hak yang diistimewakan atas suatu benda tertentu dalam harta koperasi.

5.4.7. Piutang Kepada Pihak Luar Lebih Didahulukan Daripada Piutang

Kepada Anggota Koperasi PSMK. Bahwa hutang kepada pihak luar pihak ketiga, kreditor diutamakan pelunasannya terlebih dahulu dari pada hutang kepada pemegang sertifikat modal koperasi, pengurus dan pengawas, dengan kekecualian hutang kepada pekerja kayawan koperasi. Hutang kepada karyawan pekerja koperasi adalah hutang yang diistemewakan karyawan adalah kreditor preference. Rasio legis pembayaran hutang kepada pihak luar telebih dahulu karena pihak dalam koperasilah yang pertama tama menanggung resiko bisnisnya. 537

5.5. Menmbagikan SisaKelebihan Asset Koperasi Dalam Likuidasi Kepada

Anggota Koperasi PSMK. 538 Apabila setelah dibagi bagikan kepada kreditor menurut urutan tersebut diatas, masih juga tersisa harta likuidasi, maka harta likuidasi tersebut kemudian diserahkan kepada anggota koperasi pemegang sertifikat modal koperasi, karena harta tersebut sebelum koperasi dilikuidasi merupakan milik para anggotanya 539 537 Ibid 538 Pasal 108 huruf d, UU N0. 17 Tahun 2012 539 Munir Fuady, Hukum Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Loc. Cit, Universitas Sumatera Utara 166 Berdasarkan analisis tersebut diatas maka saya tidak sependapat urutan pembagian harta koperasi dalam likuidasi berdasarkan Pasal 33 PP No. 9 Tahun 1995, dengan argumentasi urutan pembagian yang diatur dalam pasal tersebut tidak lengkap secara hukum karena tidak menentukan pembayaran berdasarkan urutan tingkatan dan jenis kreditur secara umum. Jika kreditur separatis tidak dijamin kedudukan dalam pembagian harta koperasi dalam likuidasi maka pemilik modal besar yang mau menjadi kreditur koperasi karena tidak dijamin atau dilindungi dananya walaupun ia sebagai kreditur separatis, akibatnya koperasi akan sulit berkembang. Alasan lain jika kedudukan kreditor separatis tidak didahulukan pembayarannya dalam pembagian harta koperasi likuidasi maka keberadaan UUHT dan UU Fidusia dan jaminan kebendaan lainnya tidak diakui, pada hal jaminan kebendaan droit de suite selalu mengikuti bendanya di tangan siapa pun benda itu berada dan asas jaminan kebendaan lainnya. Saya lebih sependapat dengan tata cara pembagian pendistrbusian harta koperasi dalam likuidasi dengan cara seperti diuraikan diatas yaitu harta yang bukan harta koperasi dalam likuidasi dikeluarkan terlebih dahulu. Seluruh hutang koperasi dalam likuidasi harus dikeluarkan dari harta koperasi dalam likuidasi. Melakukan panagihan kepada debitur koperasi kemudian membayar utang koperasi termasuk biaya penyelesaian. Kreditur separatis dapat mengeksekusi sendiri jaminan hutangnya. Kreditur separatis menduduki urutan tertinggi, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang. Ongkos likuidasi dibebankan pada anggaran departemen koperasi. Piutang yang distemewakan untuk barang tertentu lebih didahulukan daripada piutang yang diistemewakan secara umum. Bandingkan dengan pembagian asset PT dalam likuidasi, jika harta likuidasi ada sisa dibagikan kepada pemegang saham. Universitas Sumatera Utara 167 Piutang yang diistemewakan secara umum mempunyai urutan didahulukan sesuai nomor penyebutannya dalam KUH Perdata. Piutang kreditur konkuren dibagi secara pro rata. Apabila ada kelebihan harta setelah dibayar semua hutang maka dibagikan kepada anggota koperasi PSMK secara pro rata. 540 Anggota pemegang sertifikat modal koperasi APSMK hanya menerima residusisa dari pembagian harta koperasi dalam likuidasi, dengan alasan bahwa APSMK adalah pemilik modal yang dipisahkan menjadi modal koperasi. Jadi apabila koperasi memperoleh keuntungan maka APSMK yang mendapat keuntungan dan sebaliknya jika koperasi mengalami kerugian maka PSMK yang menanggung kerugian. 540 Pasal 108 huruf d, UU N0. 17 Tahun 2012; Membagikan sisa hasil Likuidasi Penyelesaian kepada anggota. Universitas Sumatera Utara 168

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN