Pembagian Harta Asset Koperasi Likuidasi

101 c. Dalam hal terdapat sisa hasil penyelesaian, Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil dapat membebankan upah anggota likuidator tim penyelesai kepada Koperasi yang bersangkutan dengan ketentuan paling tinggi sebesar 50 dan besar upah Tim Penyelesai. Namun demikian, besamya upah Tim Penyelesai yang dibebankan kepada Koperasi tersebut juga terbalas, yaitu paling tinggi sebesar 5 dan jumlah keseluruhan sisa hasil penyelesaian. 7. Tahap Pertanggungjawaban Hasil Likuidasi 353 a. Setelah melaksanakan penyelesaian dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, Tim Penyelesai membuat Berita Acara dan disampaikan kepada Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil. b. Apabila Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil menerima dan menyetujui isi berita acara dimaksud maka berakhirlah tugas tim Penyelesai. Selanjutnya melalui tanggung jawab pelaksanaan penyelesaian pembubaran Koperasi menjadi tangungjawab Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha kecil. c. Dalam hal isi berita acara tersebut tidak disetujui maka LikuidatorTim Penyelesai harus memperbaiki berita acara tersebut dengan atau tanpa memperpanjang waktu tugas Tim Penyelesai.

E. Pembagian Harta Asset Koperasi Likuidasi

1. Dasar Hukum Pembagian Harta Asset Koperasi Likuidasi. Pembagian asset-asset koperasi kepada kreditor-kreditor dan seluruh yang berhak lainnya merupakan tahap akhir dalam seluruh proses likuidasi. Dasar hukum pembagian harta koperasi dalam likuidasi adalah : 353 Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil RI No. 269MIX1994 Perihal Petunjuk pelaksanaan pemerintah, IV Penyelesaian Pembubaran Universitas Sumatera Utara 102 a. UU No. 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian. b. PP No. 17 Tahun 1994 Tentang Pembubaran Koperasi Oleh pemerintah. c. PP No. 9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Oleh Koperasi. Disamping dasar hukum tersebut diatas juga harus diperhatikan UU terkait dalam pembagian harta koperasi dalam likuidasi yaitu: a. KUH Perdata. b. UU No 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Perpajakan. c. UU No. 23 Tahun 2004 Tentang Ketenagakerjaan. d. UU No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan e. UU No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fiduasia 2. Harta Koperasi Dalam Likuidasi Likuidator akan membukukan, mencatat serta menyusun daftar yang merupakan kekayaan koperasi yaitu modal koperasi terdiri dari setoran pokok dan sertifikat modal koperasi sebagai modal awal. 354 Selain modal tersebut modal koperasi dapat berasal dari: 355 a. Hibah. b. Modal penyertaan. c. Sumber lain yang sah yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar danatau ketentuan peraturan perundang-undangan Koperasi dapat menerima modal penyertaan dari: 356 a. Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan danatau 354 Pasal 66 ayat 1 UU No. 17 Tahun 2012 355 Pasal 66 ayat 2 UU No. 17 Tahun 2012 356 Pasal 75 ayat 1 UU No. 17 Tahun 2012 Universitas Sumatera Utara 103 b. Masyarakat berdasarkan perjanjian penempatan modal penyertaan. Modal penyertaan dari pemerintah danatau masyarakat tersebut wajib turut menanggung risiko dan bertanggung jawab terhadap kerugian usaha yang dibiayai dengan modal penyertaan sebatas nilai modal penyertaan yang ditanamkan dalam koperasi. 357 3. Hutang Kewajiban Koperasi Dalam Likuidasi. Dalam KUH Perdata kewajiban yang harus dilaksanakan kepada pihak lain disebut prestasi. Prestasi yang harus dilaksanakan juga dapat disamakan dengan utang yang harus dibayar. “Pemenuhan prestasi adalah hakekat dari suatu perikatan.” 358 Utang dalam arti sempit, piutang yang tibul dari perjanjian pinjam meminjam. Menurut pengertian yang luas, utang itu diartikan setiap tagihan untuk menyerahkan uang yang didasarkan kepada setiap perjanjian tidak hanya perjanjian pinjam- meminjam uang saja 359 . Hutang dalam luas dapat diartikan dengan prestasi yang harus dilakukan. Kewajiban memenuhi prestasi dari debitur selaludisertai tanggung jawab liablity artinya debitur mempertaruhkan harta kekayaannya sebagai jaminan pemenuhan hutangnya kepada kreditur 360 hal ini sesuai dengan Pasal 1131 dan 1132 KUH Perdata. Hutang koperasi dapat berupa pinjaman dari pihak ketiga atau dari anggota koperasi. Modal pinjaman koperasi dapat berupa berasal dari: 361 a. Anggota; 357 Pasal 75 ayat 2 UU No. 17 Tahun 2012 358 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Op.Cit, hlm, 17. 359 Perbedaan Pendapat Terhadap Penafsiran Utang ,[http:law.uii.ac.id dikutip dari Man S. Sastrawidjaja, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewahiban Pembayaran Utang,Ctk ke-1, Alumni, Bandung 2006, hlm. 83. Diakses tanggal 5 Juni 2013 360 Abdulkadir Muhammad, Loc.Cit 361 Pasal 66 ayat 2 UU No. 17 Tahun 2012 Universitas Sumatera Utara 104 b. Koperasi lainnya danatau anggotanya; c. Koperasi dan lembaga keuangan lainnya; d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; danatau pemerintah dan pemerintah daerah.danatau. Koperasi sebagai debitur berkewajiban untuk membayar utangnya kepada kreditur. Jika debitur tidak membayar utangnya maka dia wajib memberikan ganti biaya, rugi dan bunga kepada kreditur, hal ini sesuai dengan Pasal 1236 KUH Perdata. 362 4. Pembagian Harta Koperasi Dalam Likuidasi. Pengaturan pembagian harta koperasi likuidasi dalam UU No. 17 Tahun 2012 tidak diatur secara tegas. PP yang diamanatkan Pasal 111 UU No. 17 Tahun 2012 “Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pembubaran, penyelesaian, dan hapusnya status badan hukum Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102 sampai dengan Pasal 110 diatur dalam Peraturan Pemerintah.” belum dibuat dan berdasarkan Pasal 124 ayat 2 UU No. 17 Tahun 2012 363 maka PP pelaksana UU No. 25 Tahun 1992 masih berlaku. PP No 17 Tahun 1994 juga tidak mengatur pembagian asset koperasi likuidasi secara tegas, hanya mengatur secara sumir dalam: a. Pasal 11 ayat 1 huruf e “Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembagian yang didahulukan dari pembayaran hutang lainnya” dan 362 Baca Munir fuady, Perbuatan Melawan Hukum pendekatan kontemporer, [Bandung: PT Citra Aditya Bakti,2005], 136-140. Pasal 1236 KUH Perdata. Menyebutkan debitur wajib memberi ganti biaya, kerugian dan bunga kepada kreditur bila ia menjadikan dirinya tidak mampu untuk menyerahkan barang itu atau tidak merawatnya dengan sebaikbaiknya untuk menyelamatkannya. 363 Peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502 dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan atau belum diganti berdasarkan Undang-Undang ini. Universitas Sumatera Utara 105 b. Pasal 11 ayat 1 huruf f “Menggunakan sisa kekayaan koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajiban koperasi”. Dalam PP No.9 tahun 1995 diatur mengenai urutan pembayaran harta koperasi likuidasi khusus KSP dan USP. Dalam masa penyelesaian, pembayaran kewajiban Koperasi Simpan Pinjam atau Unit Simpan Pinjam dilakukan berdasarkan urutan sebagai berikut : 364 1. Gaji pegawai yang terutang 2. Biaya perkara di pengadilan 3. Biaya lelang 4. Pajak KSP dan USP 5. Biaya kantor, seperti listrik, air, telepon, sewa dan pemeliharaan gedung 6. Penyimpan dana atau penabung, yang pembayarannya dilakukan secara berimbang untuk setiap penyimpan penabung dalam jumlah yang ditetapkan oleh Tim Penyelesaian berdasarkan persetujuan Menteri 7. Kreditor lainnya Segala biaya yang berkaitan dengan penyelesaian dibebankan pada harta kekayaan KSP dan USP yang bersangkutan dan dikeluarkan terlebih dahulu dari dana yang ada atau dari setiap hasil pencairan harta tersebut. Biaya pegawai, kantor dan pencairan harta kekayaan selama masa penyelesaian disusun dan ditetapkan oleh pihak yang melakukan pembubaran. Honor likuidatortim penyelesaian ditetapkan oleh pihak yang melakukan pembubaran dalam jumlah yang tetap dan atau berdasarkan prosentase dari setiap hasil pencairan hasil setiap hasil pencairan harta kekayaan. 365 Apabila setelah dilakukan pembayaran kewajiban dan biaya penyelesaian masih terdapat sisa harta kekayaan Koperasi Simpan Pinjam atau Unit Simpan Pinjam, maka: 366 364 Pasal 33 PP No. 9 Tahun 1995 365 Pasal 34 PP No. 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan KSP 366 Pasal 35 PP No. 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan KSP. Universitas Sumatera Utara 106 a. Dalam hal KSP, sisa harta tersebut dibagikan kepada anggota KSP. b. Dalam hal USP, sisa harta tersebut diserahkan kepada koperasi yang bersangkutan.

F. Pembagian Harta Asset Koperasi Dalam LikuidasiPenyelesaian.