Hasil analisis statistik dengan metode Anova dengan taraf kepercayaan 95 dan post hoc test yang menggunakan Tukey test menunjukkan perbedaan
yang signifikan pada pelepasan obat dari uji disolusi formula F5, F6, F7, dan Voltaren
®
dalam medium pH 6,8 dan pH berganti p ≤ 0,05 Lampiran 32 dan 33.
4.4.4 Kinetika Pelepasan Obat
Sistem pelepasan obat yang digunakan untuk menerangkan sistem pelepasan yang perlahan dari suatu sediaan adalah kinetika pelepasan order nol,
order 1, dan Higuchi. Kinetika pelepasan obat ditentukan berdasarkan pada koefisien regresi r
2
, dimana hubungan dinyatakan erat jika r
2
0,95 Martin, dkk., 1993.
Sistem pelepasan natrium diklofenak dari keempat tablet dalam medium usus buatan pH 6,8 dapat dilihat pada Gambar 4.20-4.22 dan harga r
2
pada Tabel 4.16. Natrium diklofenak dalam tablet yang diformulasi dengan SNTA lebih
sesuai dijelaskan dengan kinetika pelepasan order 1 dengan r
2
= 0,995 dan Higuchi r
2
= 0,965. Kinetika pelepasan order 1 menunjukkan bahwa pelepasan obat dikontrol oleh disolusi obat melalui matriks, sedangkan Higuchi dikendalikan
oleh difusi obat. Di sini terjadi 2 mekanisme pelepasan obat. Hal ini dikarenakan obat yang berada pada permukaan tablet larut lebih dulu, baru kemudian obat
yang berada di dalam tablet dilepaskan perlahan-lahan melalui difusi Lapidus dan Lordi, 1998.
Universitas Sumatera Utara
50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 -80
20 120
R² = 0.32 R² = 0.32
R² = 0.41 R² = 0.79
F5 SNTA Linear F5 SNTA
F6 SMTA Linear F6 SMTA
F7 Avicel PH 102 Linear F7 Avicel PH 102
Linear F7 Avicel PH 102 Voltaren
Linear Voltaren Linear Voltaren
Linear Voltaren Linear Voltaren
Waktu menit Pelepasan Obat
Gambar 4.20. Hubungan pelepasan natrium diklofenak terhadap waktu dalam medium pH 6,8
50 100
150 200
250 300
1 2
R² = 0.95 R² = 0.99
R² = 0.98 R² = 1
F5 SNTA Linear F5 SNTA
Linear F5 SNTA F6 SMTA
Linear F6 SMTA Linear F6 SMTA
F7 Avicel PH 102 Linear F7 Avicel PH 102
Linear F7 Avicel PH 102 Voltaren
Linear Voltaren Linear Voltaren
Waktu menit Log Sisa Obat
Gambar 4.21. Hubungan logaritma sisa natrium diklofenak terhadap waktu dalam medium pH 6,8.
Universitas Sumatera Utara
2 4
6 8
10 12
14 16
-30 20
70 120
R² = 0.66 R² = 0.75
R² = 0.71 R² = 0
F5 SNTA Linear F5 SNTA
Linear F5 SNTA F6 SMTA
Linear F6 SMTA Linear F6 SMTA
F7 Avicel PH 102 Linear F7 Avicel PH 102
Linear F7 Avicel PH 102 Voltaren
Linear Voltaren Linear Voltaren
t12 menit Pelepasan Obat
Gambar 4.22. Hubungan pelepasan natrium diklofenak terhadap akar waktu dalam medium pH 6,8
Tabel 4.16. Nilai korelasi dari kinetika pelepasan natrium diklofenak dari tablet dalam medium pH 6,8
Tablet Regresi r
2
Orde nol Orde satu
Higuchi
F5 SNTA 0,791
0,995 0,965
F6 SMTA 0,370
0,984 0,555
F7 Avicel PH 102 0,414
0,986 0,605
Voltaren
®
0,317 0,946
0,490
Grafik sistem pelepasan natrium diklofenak dari tablet dalam medium pH berganti dapat dilihat pada Gambar 4.23-4.25 dan nilai regresi dari orde nol, satu,
dan Higuchi pada Tabel 4.17. Natrium diklofenak dalam tablet yang diformulasi dengan SNTA sesuai dijelaskan dengan kinetika Higuchi dengan r
2
= 0,960. Kinetika pelepasan Higuchi menunjukkan bahwa pelepasan obat dikontrol oleh
difusi obat melalui matriks Lapidus dan Lordi, 1998.
Universitas Sumatera Utara
100 150
200 250
300 350
400 450
500 20
40 60
80 100
120 R² = 0.55
R² = 0.55 R² = 0.49
R² = 0.82
F5 SNTA Linear F5 SNTA
F6 SMTA Linear F6 SMTA
F7 Avicel PH 102 Voltaren
Linear Voltaren Linear Voltaren
Waktu menit Pelepasan Obat
Gambar 4.23. Hubungan pelepasan natrium diklofenak terhadap waktu dalam medium pH berganti
50 100
150 200
250 300
350 0.5
1 1.5
2 2.5
R² = 0.58 R² = 0.55
R² = 0.55 R² = 0.77
Linear Linear
Linear Linear
Waktu menit Log Sisa Obat
Gambar 4.24. Hubungan logaritma pelepasan natrium diklofenak terhadap waktu dalam medium pH berganti
Universitas Sumatera Utara
10 12
14 16
18 20
22 24
20 40
60 80
100 120
R² = 0.66 R² = 0.66
R² = 0.61 R² = 0.93
F5 SNTA Linear F5 SNTA
F6 SMTA Linear F6 SMTA
F7 Avicel PH 102 Voltaren
Linear Voltaren Linear Voltaren
t12 menit Pelepasan Obat
Gambar 4.25. Hubungan pelepasan natrium diklofenak terhadap akar waktu dalam medium pH berganti
Tabel 4.17. Nilai korelasi dari kinetika pelepasan natrium diklofenak dari tablet dalam medium pH berganti
Tablet Regresi r
2
Orde nol Orde satu
Higuchi
F5 SNTA 0,822
0,767 0,960
F6 SMTA 0,492
0,549 0,609
F7 Avicel PH 102 0,514
0,553 0,625
Voltaren
®
0,546 0,575
0,661
Hasil pengujian disolusi yang dilakukan dalam medium pH 6,8 dan pH berganti menunjukkan bahwa tablet yang menggunakan SNTA 10 memiliki laju
pelepasan obat yang diperlambat. Ukuran partikel SNTA yang lebih kecil mengakibatkan luas permukaan SNTA menjadi lebih besar, sehingga partikel
natrium diklofenak tersaluti oleh SNTA. Selain itu, SNTA juga dapat mengisi celah-celah antar partikel penyusun tablet. Hal ini menghambat pembasahan tablet
sehingga pelepasan obat menjadi lebih lambat.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan SNTA dengan kristalinitas yang tinggi dalam tablet natrium diklofenak telah meningkatkan kompresibilitas dan kekerasan tablet. Kristalinitas
yang tinggi dari SNTA menurunkan kemampuan selulosa untuk menyerap air Stamm, 1964 sehingga obat terdisolusi lebih lambat. Penggunaan SNTA
sebanyak 10 berfungsi sebagai bahan pengisi dan pengikat dalam tablet. Pengukuran potensial zeta terhadap SNTA dan natrium diklofenak telah
dilakukan dengan menggunakan Beckman Coulter. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui interaksi yang mungkin terjadi antara SNTA dan natrium
diklofenak yang menyebabkan pelepasan obat menjadi lebih lambat. Hasil pengukuran potensial zeta dari SNTA adalah -23,91 mV dan natrium diklofenak
-32,72 mV Lampiran 34 dan 35. Berdasarkan nilai potensial zeta kedua bahan yang sama-sama bermuatan negatif, maka di antara SNTA dan natrium diklofenak
tidak terjadi interaksi kimia. Interaksi yang terjadi disini adalah interaksi fisika, dimana terjadi adsorpsi fisik natrium diklofenak oleh permukaan selulosa
nanokristal, sehingga natrium diklofenak sukar untuk dilarutkan. Pada saat interaksi ini mencapai kesetimbangan, maka natrium diklofenak akan dilepaskan
dari selulosa nanokristal dan terjadi pelarutan natrium diklofenak oleh medium. Berdasarkan strukturnya, selulosa nanokristal memiliki banyak gugus OH
pada permukaannya yang memungkinkan dilakukan modifikasi struktur dengan bahan kimia atau bahan obat lain. Modifikasi kimia yang dapat dilakukan antara
lain dengan metode asetilasi, esterifikasi, kationisasi, karboksilasi, dan grafting dengan polimer lain. Tujuan dari modifikasi ini adalah untuk meningkatkan
dispersibilitas dan kompaktibilitas selulosa nanokristal dalam pelarut atau matriks yang berbeda dalam mengatur pemuatan dan pelepasan obat yang tidak dapat
Universitas Sumatera Utara
berikatan secara normal dengan selulosa nanokristal, seperti obat-obat yang tidak terionisasi dan bersifat hidrofob Jackson, dkk., 2011. Selain itu, aplikasi dari
selulosa nanokristal terus dikembangkan dalam berbagai bidang, seperti nanokomposit, biomedik, tekstil, perawatan tubuh, penyampaian obat, dan lain-
lain Peng, dkk., 2011.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Universitas Sumatera Utara